"Kenapa meeting sampai pulang subuh seperti ini, Zio?" tanya Alea dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa ini, kamu mulai mengekang aku meng-atas namakan istri sekarang?" tanya Zio.
"Tidak, bukan begitu, aku hanya takut kamu sakit karena kerja terlalu keras, bukankah kamu harus istirahat?" ungkap Alea dengan nada rendah.
Wanita itu tidak berani mengungkapkan rasa cemburunya kepada sang suami.
Alea sangat sadar siapa dirinya. Dia bahkan tidak pantas untuk merasa cemburu.
Karena sedari awal pernikahan ini sudah berakhir di Jepang.
Sebenarnya hati Alea hancur, perih dan sangat sakit. Malam pertama kedua keluarga bersatu, sang suami malah bermalam bercumbu dan memadu kasih dengan wanita lain.
Bagaimana dia tidak merasa tersiksa dengan rasa cemburu itu. Namun sayang dia harus memendam semua itu sendiri.