"Kamu boleh bilang bawa kamu itu adalah Zivi atau Zico, aku tidak peduli, tetapi bagiku kamu tetap Zio, milikku," kata Alea dengan tetesan air matanya.
"Nona, aku kasihan kepadamu, kamu terlalu banyak berhalusinasi, kalau kamu memang menyukai aku, sukai aku sebagai Zivi, karena nama Zio sudah jarang di sebut di keluarga kami," kata Zio sambil menatap Alea dengan tatapan yang sendu.
"Zio, haruskah kamu terus berbohong, kamu tetap pada pendirian kamu, Baiklah jika memang kamu ingin aku memanggil kami dengan sebutan Zivi, aku akan memanggil kamu dengan sebutan itu," lirih Alea dalam hatinya.
"Kamu benar-benar ingin aku memanggil kamu Zivi?" tanya Alea.
"Tentu saja, lihat ini adalah kartu tanda pengenal milikku," kata Zio memperlihatkan bahwa namanya memang Zivi.
"Ziviliu Alfariziq Davis," ungkap gadis itu dengan sendu.
"Iya Zivi," kata Zio.