"Woi bangsat!! Pertanyaannya diluar dugaan!! Kita harus jawab apa woi?!!" tanya sel otak 1.
"Ya mana aku tahu, kitakan disini cuma bertugas memberikan respon dari berdasarkan perintah pusat yang baru saja diambil ahli oleh si sel "bucin" tadi pagi, jadi mereka yang harus menentukan kita harus ngomong apa untuk menjawab pertanyaan si Akbar itu," Jawab sel otak 43.
"Haloo, pusat komando!! Kenapa kalian diam saja di kondisi kritis begini? Cepat beri perintah kalian!!" tanya sel otak 724 yang menelpon kantor pusat.
…
…
"Haloo, haloooooo!! Apa ada yang mendengarkanku? Woi, PLN tidak sedang mati lampukan?"
"Enggak kok, hari ini tidak ada pemberitahuan apa-ap … eh, tapi bukannya PLN memang suka matiin lampu tanpa kabar? Jadi mungkin saja sekarang memang sedang … "
TREEEK
!!!
"(Hooooo, syukurlah terangkat, aku kira beneran sedang mati lam … )"
[Konichiwa motherfucker, I'm back]
…
…
Mendengar orang yang sedang bicara dengan nada robot seperti "Terminator", tahulah si sel otak bahwa orang yang saat ini sedang bicara dengannya itu bukannya komandan mereka si "bucin" yang tadi pagi melakukan pemberontakan.
"Su…suara ini, si "akal sehat" ya?"
[Yap, benar sekali, maaf kalau tadi pagi aku sempat kalah karena aku tidak menduga kalau akan ada serangan mendadak dari si bucin, jadi mulai sekarang aku yang akan mengambil ahli komando lagi]
?
"Apaa?! Se..sebentar? Ka..kau baru saja mengalahkan si "bucin" ? But how?! Bukannya tadi pagi kau sudah dikalahkan dan ditawan oleh si bucin di penjara perasaan terpendam, "Azkabon", yang super ketat itu? Bagaimana kau bisa kabur dari sana dan sekaligus langsung mengalahkan si bucin haa?!"
[Ya simplenya, aku melakukan pemanggilan iblis kuno di dalam tubuh ini untuk membantuku mengambil ahli]
"Haaa? Iblis kun …. "
…
…
…
!!!
"Hei, ja..jancok, ja..jangan bilang, jangan bilang kalau yang kau panggil itu si …"
[Ya, benar sekali, aku men-summon iblis tingkat tinggi dari tubuh ini, SI "PEMALU" UNTUK MEMBANTUKU MELAWAN SI BUCIN TOLOL ITU!! DENGAN BAYARAN DIA BISA BERMAIN DENGAN TUBUH ORANG INI SELAMA BEBERAPA MENIT!!]
Dan sekarang para pembaca sekalian, kita kembali ke dunia nyata kita kembali, yang dimana pada saat ini tubuh si Mona sudah tidak lagi dalam mode "bucin", tapi sekarang mulai berubah ke mode "normal" + "malu-malu".
Karena akal sehatnya kembali ditambah perasaan malu mulai mengalir keseluruh tubuhnya, gadis tolol itu pun mulai tersadar kalau semua yang dia lakukan sejak pagi tadi benar-benar sangat "memalukan", bahkan saking malunya mengingat tindakannya itu si Monapun jadi mulai panik karena tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan Akbar barusan.
"Eh, EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEH!!! BE..BENAR JUGA SIH, A…ALASANKU..I..ITU, ITU, AK…AKU, SE…SEBENARNYA AKU …. "
TEEP
…
…
Dan belum selesai dirinya panik karena bingung harus mengucapkan apa, Mona langsung saja mendapatkan tepukan dan remasan tangan super kuat dari arah belakangnya, dan ketika dirinya berbalik, tercengahlah dia ketika dia melihat si Bela yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Woi Mon, apa-apaan yang sedang kau lakukan sekarang ini…..HAAAAAAA?" tanya Bela yang menatapnya dengan tatapan menakutkan penuh kebencian.
"(Dari ekspresi marahnya, ternyata beneran dia mau tanya soal pacarku itu daritadi ya? Fix, diantara Mona, Lisa, atau Nita, ada yang bocor memberitahukan hal itu ke dia, tapi kelihatannya bukan si Mona deh)"
"Eeeh, se…sebentar, ke..kanapa kau marah, a..akukan belum bilang apa-apa?! Eh, ta..tapi memangnya aku sendiri mau ngomong apa ya? Eh, eeeeeeh!!" kata Mona yang kemampuan berpikir dan bicaranya menurun drastis.
"JANGAN NGOMONG EH EH EH KAYA IDIOT SIALAN!! NGOMONG YANG JELAS!!!"
Dan saat melihat 2 wanita itu mulai jadi gila, Akbar yang sempat merasa bersalah karena dia yang membuat situasi menjadi memanas itu pun mulai melanjutkan rencanannya untuk melarikan diri dari si Bela dan Mona itu, yaitu dengan …
"(Maaf banget membuatmu berurusan dengan cewek gila itu Mon, tapi sebisa mungkin aku akan membuat si Bela tidak melakukan apa-apa padamu, karena itulah sekarang aku akan membuat kalian pingsan dengan teknik rahasi … )"
PING
?
"(Eh, ada pesan masuk, tapi bodoh amatlah, pokoknya sekarang ayo cepat … )"
PING
PING
PING
PING PING PING PING PING PING PING PING
!!!
Karena suara pesan masuk itu tidak segera berhenti-berhenti, Akbar yang konsentrasinya menurun itupun segera mengambil HP nya dengan perasaan kesal sambil melihat isi pesan spam yang tiba-tiba bermunculan itu.
"(Bangsat!! Siapa sih yang nge chat aku terus-terusan? Aku tahu aku ganteng, tapi bukan berarti aku suka dapat chat dari fan yang mikir aku barang pribadi miliki mereka woi dasar kamp … )"
…
…
…
!!!
"Kau bicara seolah-olah kau ingin menjadi pacarnya kalau ternyata memang kakakku tidak punya pacar lho, memangnya kau sudah melihat dirimu sendiri sampai kau bisa sampai berani memikirkan hal macam itu ha?" tanya Bela yang penuh dengan energy negative itu sambil memegang zirah baju si Mona.
"Eh, se…sebentar Bel, be..beri aku waktu 1 menit, a…aku…aku masih error sampai-sampai aku bingung harus ngomong apa," kata Mona sambil meremas-remas kepalanya yang pusing itu.
"Beri waktu? Jangan bercanda kau, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu, jadi cepat nyalakan otakmu dan jawab semua pertanyaanku setelah ini dasar cewek bangsat! Bagaimana kau bisa tahu masalah pribadi kakakku seperti ini ha?" tanya Bela sambil mengoyang-goyangkan tubuh si Mona.
"So…soal itu, sebenarnya dia sendiri yang bilang kalau dia punya pacar lho, me..memangnya dia tidak pernah bilang ke kamu? Kamukan adikknya? Jadi harusnya kamu lebih tahu dong," kata Mona yang menjawab sambil bergoyang-goyang itu.
…
…
?
"(Eh, ka…kak Akbar yang mengatakannya sendiri? Ja..jangan bilang kalau ingatannya sudah … )"
"Hei kalian berdua."
"Y..ya Akbar? Ada apa?" tanya Mona sambil menoleh kearah Akbar dengan masih bergoyang-goyang walaupun si Bela tidak melakukan apa-apa.
"Apa kalian ingin tahu siapa pacarku?"
…
…
!!!
Mendengar ucapan Akbar yang sempat mereka abaikan untuk beberapa saat itu, langsung saja Bela dan Mona yang secara tidak sengaja memiliki 1 tujuan yang sama itu pun segera menghampiri si Akbar yang masih saja tergeletak di lantai sambil melihat HP nya itu.
"APA!! JA..JADI PACARMU ITU BENAR-BENAR BERWUJUD YA?!" tanya Mona yang bertanya dengan kalimat yang kurang ngajar.
"(Kumohon! Semoga dia cuma ngelawak, aku mohon dia masih tetap lupa!) Siapa?! Siapa nama pacarmu itu kak?!" tanya Bela dengan tampang serius.
"Yaaa, kalau kalian ingin tahu siapa pacarku itu … "
"Ya?!"
"Kalian harus … "
"YAAAAAAAA?!"
"Bantu si Nita dulu dari masalahnya."
?
"Yaaaa....ah? Ha? Apa?"
----
Sedangkan itu, gadis perawan kesayangan kita, si Nita, yang baru saja menyelesaikan beberapa urusannya di toilet itu sempat terdiam membatu sebelum dia sampai di gedung tempatnya bekerja, hal itu disebabkan karena saat ini dia sedang melihat banyak sekali siswa yang sedang berada di dedapan gedung Helper Clubnya itu bagaikan pecinta Anime yang mengerumuni kantor KPI untuk memprotesi kebijakan sensor tidak berguna mereka, dan karena sudah mendengar berita hot tadi pagi, Nitapun tahu kenapa para hama gabut kurang kerjaan itu berkumpul disana.
"Aku sudah tahu kalau mereka pasti mau cari kak Akbar untuk diintrogasi sih, tapi sumpah deh, memangnya selama 1 tahun ini beneran tidak ada 1 pun anak yang tahu kalau mereka itu sebenarnya anak kembar ya? Beneran kaya cerita drama deh, dan memangnya masalah macam apa sih yang membuat kak Akbar dan kak Bela sampai melakukan drama yang ribet seperti itu juga? Apa gara-gara masalah seperti di drama "Kakakku yang ganteng-ganteng squidweard ternyata ayahku yang tertukar karena naik Haji bersama 7 manusia harimau pencari Tuhan"?" tanya Nita yang mulai berspekulasi-berspekulasi dengan teori sinetronya itu.
"Dan dilihat dari mereka yang masih menunggu diluar dan tidak masuk kedalam ruangan club, pasti kak Akbar ada disana dan mengunci pintunya dari dalam karena dia tidak mau diganggu, yang dimana itu artinya aku juga tidak bisa masuk ke club saat ini juga."
…
…
"Jadiiiiiiiii, harus kemanakah diriku yang cantik ini pergi untuk menghabiskan waktu istirahat selama 10 menit ini?" tanya Nita yang mulai mengerakkan otaknya untuk berpikir.
!
Mendengar dirinya bingung harus melakukan apa selama 10 menit kedepan, Tuhan yang maha kuasa lagi tahu kondisi kemampuan berpikir semua hamba-hambanya itu pun langsung saja menutupi beberapa cahaya di langit menggunakan awan dan kemudian menyisakan beberapa lubang di awan itu, sehingga sebuah cahaya bergaris lurus pun muncul dan turun menyinari sebuah bangunan yang sangat sakral di sekolah, yaitu perpustakaan.
"Woah! Paranormal activity macam apa ini?! Indah banget anjing!" kata Nita sambil mefoto fenomena alam yang tidak biasa itu.
"(Yoo hambaku yang manis, jika engkau bingung harus melakukan apa di waktu 10 menitmu yang berharga itu? Kenapa engkau tidak mencoba untuk membaca beberapa buku di perpustakaan untuk menambah pengetahuan yang berguna untuk … )"
"Ahahaha, lumayanlah dapat foto keren buat dijadikan status, nah sekarang aku makan di kantin aja deh, toh memangnya dimana lagi tempat yang berguna buat istirahat di sekolah kalau bukan di WC atau di kantinkan? Ahahahahahahahahaha," kata Nita sambil beranjak pergi mengabaikan petunjuk Tuhan.
…
…
Melihat hambanya yang manis itu massa bodoh dengan petunjuk alam yang sudah dia berikan, sang Tuhan yang sudah sering kali melihat kelakuan kurang ngajar seperti itu pun mulai berkeluh kesah …
"(Oh my god, kenapa makin banyak manusia yang tersesat di dunia ini sih?! Inilah kenapa aku ingin banget agar kiamat bisa dipercepat oi!!!! Hiiiish, dan sumpah, kamu sudah buat aku jadi kesal banget lho dasar woman, jadi jangan pikir kau bisa kekantin dengan nyaman ya!!)" kata Tuhan yang mulai bersiap-siap mengeluarkan tenaga dalamnya.
!
"(Eh, a..ada apa ini, ke..kenapa aku tiba-tiba merasa setelah ini aku akan mendapatkan masalah yang menyebalkan?)" kata Nita yang entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa gelisah
"(TAKE THISS!! UNLIMITEEDD- POWEEEEEEEEEEEERRR!!)"
…
…
…
PING
…
…
?
"(Ha, Pesan masuk? Memangnya dari sia….ha, kak Akbar?)"
[Tolong masuk duluan dan jaga ruangan club, aku mau membereskan masalah yang tidak akan beres selamanya kalau aku tidak membereskannya]
"Haa? Apa maksudnya membereskan masalah ini? Apa dia sedang membicarakan masalah massa depannya yang suram?" tanya Nita yang tidak paham dengan pesan dadakan dari si Akbar barusan.
Braaak!
!
Kagetlah Nita dan seluruh murid yang ada di depan gedung Helper Club ketika seseorang muncul dari dalam sana dengan menendang pintu masuknya, ternyata itu adalah Akbar yang raut wajahnya terlihat sangat kesal ketika dia melihat banyak orang berkerumun di depan kantor kerjanya itu.
"AH ITU SI AKBAR!! TUNGGU SEBENTAR!! JANGAN PERGI DULU PLEASE!! APA KAMI BOLEH TANYA SOAL MASALAH HUBUNGANMU DENGAN SI BELA ITU?!" tanya semua orang yang langsung saja mengerumi Akbar bagai fans fanatik yang menghampiri grup K-POP kesukaan mereka.
"Ya yaaa, aku tahu kalian pasti tidak akan membiarkanku hidup dengan damai di sekolah ini setelah mendengar kabar gila itu, jadi agar aku bisa mendapatkan kehidupanku yang normal lagi, akan aku jawab semua pertanyaan kalian dasar bedebah-bedah kurang kerjaan, mau itu soal UNBK, si Bela, sempak favorit si Bela, BH kesukaan si Bela, 3 ukuran badan si Bela, bahkan juga alasan kenapa si Bela akan membunuh kalian semua kalau kalian menanyakan hal-hal itu, jadi tanya saja semuanya siaalan!!!" kata Akbar dengan tatapan kesal.
…
…
!!!
"EEEH SERIUSAAAN??!!"
"OKEEEE, KALAU BEGITU LANGSUNG SAJA!! APA … "
"(Sepertinya mereka enggak nyimak kata-kata terakhirku tadi, dasar kaum fanatik tolol) Tunggu, enggak enak kalau aku bicara sambil berdiri begini, rasanya aku jadi kaya koruptor yang masih bisa saja tersenyum tanpa dosa walaupun sudah ketangkap dan diwawancarai wartawan woi, kita bicarakan saja hal ini di kelas," kata Akbar sambil berjalan pergi menuju kelasnya.
Dan akhirnya, setelah berhasil mendapatkan perhatian dari para murid yang ingin sekali mewawancarainya, Akbar dan gerombolan murid-murid yang entah massa depannya berguna bagi bangsa atau tidak itu pun segera saja pergi meninggalkan gedung Helper Club, meninggalkan Nita yang hanya menatap heran dari kelakuan kakak kelasnya yang mendadap menjadi terkenal itu.
"(Wow, walaupun dia gak punya prestasi apa-apa dan mungkin penisnya kecil, bisa-bisanya dia jadi banyak pengikut begitu setelah kabar dia adalah kakak dari si kak Bela bererdar, kekuatan "Orang dalam" itu benar-benar menakutkan sekali ya)" kata Nita yang merinding melihat fenomena sosial menjijikan yang sering sekali terjadi dikalangan kaum-kaum elit saat ini.
"(Aku gak tahu kenapa, tapi kok tiba-tiba rasanya saat istirahat ke 2 aku ingin banget meninju wajah si Nita ya? Ah terserahlah, pokoknya sekarang kita selesaikan dulu masalah pembodohan ini, jadi untuk masalah si Nita barusan, tolong kalian berdua urus untukku ya)" kata Akbar yang kepikiran kembali soal hal terjadi beberapa menit sebelumnya itu.
Beberapa menit yang lalu …
"Bantu si Nita dulu dari masalahnya."
?
Mendengar ucapan kakaknya barusan, Bela dan Mona hanya sempat melihat satu sama lain, dan karena ternyata mereka masih tidak paham dengan ucapan Akbar, mereka pun mulai bertanya mengenai apa maksudnya dengan membantu si Nita itu.
"Eh, sebentar, ke..kenapa tiba-tiba saja kakak membahas masalah si Nita?" tanya Bela.
"Ya, lagian memangnya ada masalah apa juga si Nita ini ha? Kok sampai-sampai kau menyuruh kami untuk membantunya menyelesaikan masalah agar bisa tahu kau itu punya pacar atau tidak? Apa dia sedang ada masalah dengan nilau ulangannya? Kalau iya, maaf, aku angkat tangan," tanya Mona yang bersikap realistis.
"Well, bisa dikatakan aku baru saja mendapatkan informasi dari kenalanku, dan dia baru saja mengirimkan sebuah video yang tidak biasa lho," kata Akbar yang sempat mencari video itu di HP nya.
"(Kenalan kak Akbar? Apa maksudnya itu si bu Helda?)" tanya Bela yang penasaran saat mendengar kata "kenalan" dari mulut si Akbar.
"Waaah, aku baru saja mendengar kata kenalan dari mulut seorang Akbar, sepertinya ada yang sedang dehidrasi nih, ahahahaha," kata Mona yang malah mengira Akbar sedang halu.
"Bagaimana kabar adikmu hari ini Mon?" tanya Akbar.
"…hahaha, ha? Maksudmu si Lisa, ya sebenarnya hari ini dia tidak masuk sekolah sih karena tadi pagi tiba-tiba kena demam, memangnya kenapa?"
"(Waah, sepertinya seseorang sedang kena karma karena kesalahannya di massa lalu nih) Well, sebenarnya aku mendapatkan video ini dari si Lisa yang juga baru saja mendapatkannya dari teman sebangkunya yang bernama Fany, nih vidieonya, silahkan dinikmati," kata Akbar sambil menunjukan video yang sudah dia temukan itu.
"Vidio? Vidio apaan? Vidio bokep Mingguanmu buat … "
…
…
…
!
"Itu, bukan editan kan? Vidio itu aslikan?" tanya Mona dengan tatapan tajam.
"Apa kau melihat logo Tik-tok atau aplikasi filter-filter pembodohan di vidio ini? Enggak adakan? Berarti video ini 100% as… "
BRAAAK!!
!
"( … su, itu property club sialan)" kata Akbar dengan ekspresi kesal.
"Bangsat!! Akan aku hajar anak itu!" kata Mona yang baru saja menendang keras kursi tamu sambil berjalan pergi keluar ruangan.