Beberapa jam kemudian.
Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang pun hampir tiba, 2 menit sebelum bel istirahat berbunyi, para orang-orang yang kepo dengan kehidupan orang lain mulai merengangkan kaki mereka, para jurnalis sekolah menyiapkan kamera dan buku catatan kecil 5.000 an mereka, KOMNAS HAM si pembela kebenaran mulai memberikan hukuman penjara seumur hidup pada predator Santriwati yang dituntut hukuman mati, dan pak Ramdan pun mulai mengepel toilet perempuan (WTF?), semua itu dilakukan oleh mereka untuk bersiap-siap menghampiri si Akbar di kelasnya untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai masalah tadi pagi itu yang dimana apakah berita mengejutkan soal dirinya adalah kakak dari Ratu para ratu di sekolahnya itu adalah hoax atau tidak.
Sedangkan Akbar sendiri, dia sudah paham sekali bagaimana nasibnya dan apa yang akan terjadi jika dia tidak melakukan apa-apa saat bel istirahat berbunyi, karena itulah dia mulai melakukan simulasi lagi tentang pelariannya yang sudah dia lakukan sejak jam pertama tadi.
1 menit 30 detik.
"(Baiklah, ayo kita simpulkan lagi, orang-orang idiot itu tidak mungkin akan membiarkanku istirahat dengan tenang mengetahui tingkat berita ini yang tingkatnya berskala Internasional, pasti aku akan di introgasi banyak hal dan harus berdebat dengan orang-orang ngeyel yang keras kepala, jadi menetap di kelas sudah jelas bukan right a way)" kata Akbar sambil menunjukan mata serius karena dia mulai berpikir serius.
1 menit 15 detik.
"(Aku mungkin bisa meminta bantuan Mona untuk mencegah anak-anak mendekatiku karena dia punya hutang padaku soal masalah Lisa, jadi mungkin itu merupakan some a away. Tapi sayangnya daritadi dia juga melototiku bagai fans fanatic Youtuber yang gagal dapat Give a way, jadi artinya dia pasti juga termasuk orang-orang yang akan mengejarku setelah ini, karena itulah pilihan tadi jadi no a way)" kata Akbar sambil melirik ke arah Mona yang juga meliriknya dengan tajam.
1 menit.
"(Huufff, Tenang-tenang, jangan panik dan tetap look a way. Pasti ada hal-hal tertentu yang tidak sempat kita lihat di sekitar sini agar aku bisa pergi far a way, karena itu ayo mulai berpikir realistis dan perhatikan lingkungan sekitar lagi dengan lebih teliti agar aku bisa find the way)" kata Akbar yang mulai melihat ke arah kiri kanan.
…
…
…
15 detik.
!
"(NO WAAAAY!!! AKU SAMA SEKALI ENGGAK NEMUIN CARA UNTUK GO A WAYYY!!)" kata Akbar sambil menjambak rambutnya karena terlalu stress.
10 detik.
"Baiklah anak-anak, setelah ini bel istirahat akan berbunyi, karena itu bapak akan mengakhiri pelajaran hari ini," kata pak guru yang mulai mengemasi perlengakapan mengajarnya.
"Baik paaaak," jawab para murid yang entah kenapa mereka terlihat bersiap-siap untuk keluar dari bangku mereka dengan kecepatan sonic.
6 detik.
!!!
"(AAAH KAMPREET!! ENGGAK ADA ANOTHER WAAAY!! DARIPADA AKU KEJEBAK DENGAN ORANG-ORANG BODOH ITU KARENA MEMILIH WRONG A WAYY, LEBIH BAIK AKU … )"
…
…
2 detik.
Setelah membereskan perlengkapan mengajarnya, segera saja si guru itu pun pergi berjalan keluar kelas, yang dimana pada saat itu dia sama sekali tidak pernah menduga kalau beberapa detik lagi, tepatnya setelah dia melangkahkan 1 kakinya keluar kelas, murid paling aneh di kelasnya akan melakukan …
…
…
"(RUN A WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY!!!!)"
BRAAAAK!!
!!!
Akbar langsung saja berlari secepat Zeus keluar kelas setelah gurunya pergi meninggalkan kelas itu, dan tentu saja semua murid yang tidak pernah menduga kalau anak pendiam seperti Akbar akan melakukan hal yang mengejutkan seperti itu, sehingga mereka yang tanpa persiapan sama sekali itu tidak bisa mencegah Akbar kabur.
"ANJIRR!! DIA TENYATA BISA LARI DONG!! PADAHAL DIA SELALU JALAN SANTAI KAYA ORANG GAK ADA DOSA SETIAP PELAJARAN OLAHRAGAKAN?!!" kata seorang murid yang kaget melihat Akbar bisa berlari cepat.
"GOBLOK!! JANGAN BANYAK BACOT!! CEPAT TANGKAP DIA!! KARENA BANYAK HAL YANG HARUS DIA JELASIN KE GUE SETELAH INI WOI!!" kata Mona yang hebatnya, selain memberikan perintah untuk mengejar Akbar, dia sendiri juga ikutan mengejar Akbar, bahkan berlari lebih cepat daripada anak-anak lainnya yang juga sempat mengejarnya (Sungguh benar-benar cerminan sosok pemimpin sejati)
Sedangkan itu, Akbar yang baru saja berhasil keluar dari kelasnya itu sudah mulai dikejutkan saja oleh sekumpulan anak dari sisi kanan dan kirinya, dia pun tahu kalau anak-anak itu pasti juga ingin mencari dirinya ketika mereka semua langsung melirik dan juga berlari ke arahnya.
"Aaah Akbar!! Kamu mau pergi kemana? Kami mau minta klarifikasi soal sesuatu dulu nih, jadi apa kau punya waktu sebentar?"
"(Anjirlah, ternyata mereka sudah menungguku daritadi dong, apa mereka pikir aku ini artis Korea apa? Baru muncul 1 detik sudah dikerubungi fans?)" kata Akbar yang agak cemas karena dikepung dari berbagai arah.
"MAU LARI KEMANA KAU HA?!! KEMARI DAN CEPAT BERITAHU AKU SIAPA … "
!!!
Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Akbar yang kebetulan salah satu prediksi randomnya ternyata benar-benar jadi kenyataan itu pun segera saja menerapkan solusi dari masalah yang sudah dia prediksikan itu, yaitu …
DRAP
…
…
…
…
TEP
"Hooo, padahal aku mengira kakiku bakal patah jika pilih jalan ini, benar-benar pertaruhan 50:50 lho dasar sialan. Well terserahlah, pokoknya sekarang ayo kabur dan mengunci diri ke ruangan Helper Club," kata Akbar sambil mulai berlari menuju markas rahasianya.
…
…
??!!
"PARRKOUURR!! BOCAH ITU BARU SAJA PARKOUUR DARI LANTAI 2?!!" kata seluruh murid yang shock ketika melihat Akbar baru saja melakukan atraksi parkour dengan memanfaatkan pohon di depan jendela beranda, sehingga dia bisa sampai mendarat dengan selamat ke halaman sekolah.
"Waah gila, aku tidak pernah menduga kalau anak itu ternyata seatletis itu, hei Mon, apa sebenarnya kau sudah tahu … "
"WOI!! KAU PIKIR KAU BISA KABUR DARIKU HAA?!! KAU LUPA DENGAN JULUKANKU DI SEKOLAH INI YA?! JANGAN NGEREMEHIN AKU KAMPREET!!"
Dan tanpa mengubris ucapan Rahmat, langsung saja Mona yang kemampuan atletisnya bukan kaleng-kaleng itupun juga melakukan apa yang di lakukan oleh Akbar tadi, tentu saja semua murid yang masih saja keras kepala itu juga mulai ikut-ikutan mengejar Akbar kembali, namun tentu saja melewati jalur aman bagi para manusia normal, yaitu "tangga".
"JANGAN DIAM SAJA!! AYO KITA IKUTIN MEREKA LAGI WOI!!" kata anak-anak sambil berlari menuruni tangga untuk menyusul Mona dan Akbar yang sudah mencuri start terlebih dulu itu.
"(Bangsat, bisa-bisanya dia tidak mengubris ucapanku seperti itu, me..memangnya sejak kapan mereka sudah saling kenal sampai dia berubah jadi seperti itu ha?)" kata Rahmat yang heran dengan sikap cuek Mona yang menurutnya tidak biasa itu.
"Wah-wah, sepertinya seseorang baru saja menemukan saingan berat nih, apa sebaiknya mata kanan dan kirimu aku sayat pisau agar si Mona mulai melirikmu lagi mat?" kata Dwi sambil tersenyum sinis ke arah temannya itu.
"Jangan ngoceh ngawur, kau pikir Mona itu tipikal orang yang suka dengan fisik cacat begitu apa? Dan lagian yang aku butuh itu perhatian kasih sayang, bukan perhatian kasian model begitu dasar bodoh," kata Rahmat sambil menyentil dahi si Dwi.
"Aduh, maaf deh, akukan cuma memberikan solusi, jadi jangan cemberut begitu dong, massa dihajar orang kuat tapi lihat orang yang disukai punya pacar jadi lembek begini?"
…
…
"Hei, selama dia belum bilang kalau bocah mata 1 itu pacarnya, jangan pernah kau berani bilang kalau si Akbar itu pacarnya, paham kau Dwi?" kata Rahmat sambil melotot ke arah Dwi yang kata-katanya membuatnya merasa kesal.
"Iya iya aku paham deh, aku tidak akan bilang hal begituan lagi (Haaaaa, kenapa sih orang bodoh itu sulit banget menerima kenyataan dan tetap ngotot dengan hal yang sulit banget untuk dia raih? Dasar, benar-benar deh aku ini, ahahahahahaha)" kata Dwi yang hanya tertawa mendengar kata-kata sindirannya yang secara tidak langsung juga menyakiti dirinya sendiri itu.
"Cih, gara-gara kau aku jadi kepikiran masalah bodoh ini, aku mau pergi ke kantin dulu, gak mood aku kalau aku ikuti si Mona dengan kondisi begini," kata Rahmat sambil pergi meninggalkan Dwi.
"Eh, kamu mau makan ya? Ikutaan dong!! Tapi kamu yang teraktir ya."
---
Sekarang, kita kembali ke toko utama cerita ini, dimana Akbar sudah sampai berada di depan markas rahasianya setelah dia melakukan pelarian yang epic dari para murid-murid yang mengejarnya tadi.
"Ha…haa…a…akhirnya sampai juga, pokoknya sekarang ayo cepat masuk sebelum mereka … "
…
…
?
"Eh? Kok pintunya terbuka? Apa tadi pagi aku kelupaan mengunci … "
"Hei kakak, dilihat dari tampang kakak yang berantakan, sepertinya kakak habis main kejar-kejaran ya? Ahahahahaha."
!
Kagetlah Akbar ketika dia melihat si Bela yang ternyata sudah berada didalam ruangannya sambil duduk manis di kursi tamu, tentu saja Akbar yang sempat kaget melihat ada orang yang bisa masuk kedalam markasnya itu bertanya tentang bagaimana cara adiknya itu bisa masuk.
"Woi keparat, kenapa kau ada disini?!"
"Ahahaha, ayolah kak, apa kakak lupa kalau tadi pagi aku bilang akan menjadi pelangganmu? Kalau iya, sepertinya kakak mulai pikun deh? Apa kakak perlu susu dari dadaku lag … "
"Berhenti bicara tolol dasar tolol, dan lagi, tidak ada orang lain yang memiliki kunci ruangan ini selain aku, jadi selain mendobrak pintu dengan keras atau pakai pintu kemana saja, bagaimana kau bisa masuk kesini ha?" tanya Akbar sambil buru-buru menutup pintunya kembali.
"Yaaaa, bukan hal besar sih, karena aku cuma belajar bagaimana cara membuka pintu menggunakan penjepit dari Youtube saja kok, ahahaha."
"Ibu polisi dan anak maling, sungguh judul drama Indosiar yang potensial banget, tapi bagus deh kalau begitu, karena aku akhirnya bisa meloporkanmu ke ibumu sendiri."
"Ahahahaha, kakak pandai bercanda deh seperti biasa, kalau ini situasi normal, mungkin aku akan meladeni candaan kakak, tapi sayang situasi saat ini agak rumit, jadi aku tidak mau bercanda dulu sekarang," kata Bela sambil tersenyum manis namum tatapan matanya sangat tajam.
"Enyahlah Bel, aku tidak punya niatan sama sekali untuk bicara padamu, walaupun kau menggunakan kekerasan sekalipun aku tetap tidak akan … "
BRAAAAK!!
Dan belum sempat dirinya memutar kunci ruangan untuk mengunci ruangannya itu, langsung saja Akbar terpental jatuh ke tanah ketika tiba-tiba pintunya itu terbuka dengan keras karena tendangan seseorang.
"WOI!! KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU KAU AKAN LARI KEMANA HA?! JANGAN MEREMEHKAN AKU SIAL… eh, Bela, kamu ngapain ada disini?" kata Mona yang sempat kaget saat tahu ternyata Bela ada di tempat itu.
"(Hoo, kalau dia datang itu artinya yang lain pasti dalam perjalanan kesini, situasinya bakal rumit nih, jadi lebih baik aku antisipasi dulu saja) Ahahaha, kebetulan banget, aku pikir akan sulit untuk membuat kakakku bicara kalau aku hanya sendirian, jadi apa kau bisa bantu aku mengintrogasi kakakku ini Mon." kata Bela sambil beranjak dari kursinya dan mulai mengambil kunci pintu ruangan dari Akbar yang sedang terpapar di lantai itu.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan dan ada masalah apa kau dengan kakakmu ini, tapi yang pasti aku ingin dia menjawab pertanyaanku dulu," kata Mona sambil menghampiri si Akbar dengan tatapan yang jantan.
Lalu, dengan perasaan yang meluap-luap, Mona yang sudah tidak sabar untuk mendengar jawaban dari si Akbar itu melakukan …
BRAAAK
…
…
"Nah, ayo, cepat beritahu aku, atau aku akan melakukan hal yang belum pernah aku lakukan ke orang lain woi," kata Mona dengan gaya preman yang dimana kakinya saat ini berada disekitar area sensitive milik seseorang.
"Ahahahaha, ini tidak akan selesai sebelum kakak bicara lho, jadi demi kebaikan kakak sendiri, sebaiknya kakak cepat bicara ya," kata Bela dengan senyuman yang menakutkan sambil bersandar dipintu untuk mencegah seseorang kabur.
CKLEEK
!!!
"(Bangsat!! Dia mengunci pintunya juga dong!! Sekarang bagaimana aku bisa kab .. )"
"Kuberi kau waktu 10 detik untuk menjawab sebelum aku menghancurkan alat pembuat keturunanmu itu, jadi 1, 4, 8 … "
!!!
"(ITU SAMA SAJA 4 DETIK KALAU HITUNGNYA KELIPATAN 4 BEGITU SEMPAK!! DAN SUMPAH!! AKU SEBENARNYA GAK MAU NGELAKUIN INI KARENA GAK ENAK, TAPI KALIAN YANG MAKSA AKU NGELAKUIN INI LHO DASAR SIALAN!! JADI JANGAN MENYESAL YA!!)"
"…12, waktu sudah kelewatan 2 detik Akbar, jadi bicara atau aku akan mulai … "
"Sebentar-sebentar, kalian pikir kalian sendiri yang mau tanya apa? Aku juga punya hak untuk bertanya kepada kalian soal masalahku ini tahu."
?
"Eh, mau tanya soal sesuatu?" tanya Mona dan Bela bersamaan.
"Ya, yang pertama kau dulu Bel, apa maksudmu tiba-tiba memberitahu semua anak kalau ternyata kita adalah kakak adik ha? Biasanykan kau tidak akan melakukan hal yang tidak aku sukai."
Mendengar pertanyaan Akbar barusan, Bela hanya tersenyum kecil saja, karena dia mengira kalau Akbar akan menanyakan hal yang penting, tapi ternyata hanya pertanyaan yang tidak berarti yang dimana sayangnya dia masih tidak sadar, bahwa pertanyaan kakaknya barusan itu adalah sebuah "jebakan".
"Ah soal itu, ahahaha, maaf-maaf, karena yang aku bicarakan ini cukup sensitive sih, jadi aku pikir kakak akan mengabaikanku kalau aku tidak memaksa kakak buka mulut seperti ini."
"(Anjir, dia bicara seolah akan melakukan hal yang lebih buruk kalau aku tetap tidak mau bicara lho, ayo Mon, cepat tanyakan hal itu, walaupun kau tomboy, tapi sebagai wanita yang kodratnya selalu kepo masalah orang lain, 70% kau pasti akan menanyakan hal itukan? Jadi cepat tan … )"
"Masalah sensitive? Apa maksudmu masalah pacarnya anak in….. Eh, Sebentar, Kalau begitu kau juga baru tahu masalah pacar kakakmu ini ya Bel?!"
…
…
…
?
Saat mendengar ucapan teman akrabnya barusan itu, Bela yang pada awalnya selalu memasang senyum manis, perlahan-lahan namun pasti, senyumannya yang sempat membuat orang-orang yang melihatnya merasa tentram dan damain itu pun mulai hilang.
"Hei Mona? Ka….kau….kau barusan bilang apa tadi?" tanya Bela yang tiba-tiba merasa tidak sedang "mood" untuk tersenyum.
"Wah, jadi kau juga mau bahas masalah itu ya? Ahaha, kebetulan banget, sekarang aku juga ingin menanyakan hal itu ke kakakmu lho, jadi ayo sama-sama kita siksa dia agar dia mulai buka mulut ya," kata Mona sambil tersenyum kecil yang sama sekali tidak menyadari perubahan drastis pada wajah si Bela yang berdiri dibelakangnya itu.
"(Bagus, dia kejebak, kalau begitu ayo lanjutkan ke next step) Woi, jangan langsung ngomong seenaknya begitu Mon, dan lagian daritadi kau memaksa aku untuk mengatakan kalau aku ini beneran punya pacar atau tidak, memangnya apa yang akan kau lakukan setelah tahu aku ini punya pacar atau tidak ha?" tanya Akbar kemudian kepada Mona.
…
…
??!!
TIMEEE PAUUUUSED!!
Sekali lagi, Mona pun segera saja menghentikan waktu menjadi sangat lambat sekali, saking lambatnya, kita pun sampai bisa melihat kembali apa yang sedang terjadi di otak wanita tomboy baperan itu seperti saat dulu dia bingung harus berbuat apa di hadapan pacar pertamanya yang sudah hilang dari dunia ini.