Chereads / Helper Club / Chapter 65 - Suatu pagi yang meriah

Chapter 65 - Suatu pagi yang meriah

Di pagi hari, di mana burung-burung masih berkicau dengan merdu, udara segar sudah tercampur dengan asap kendaraan pribadi milik masyarakat yang kesal karena jalanan selalu macet, dan kucing masih saja kawin di tempat umum, para siswa yang merupakan generasi penerus bangsapun melakukan kegiatan sekolah mereka seperti biasanya.

Lalu, daripada kita membahas waktu pelajaran yang membosankan, lebih baik sekarang kita langsung saja meloncat ke waktu istirahat, yang dimana ada banyak aktifitas yang bisa dilakukan oleh para siswa pada waktu itu ketimbang saat waktu belajar di kelas mereka, seperti belajar pelajaran yang baru saja selesai diajarkan, mengerjakan PR pelajaran selanjutnya yang belum selesai, menempelkan permen karet ke kursi guru, memakan makanan hasil bon di kantin, dan kegiatan-kegiatan normal lainnya.

Dan dari semua kegiatan yang biasa dilakukan oleh para siswa saat istirahat tersebut, ada 2 wanita inovatif yang melakukan kegiatan pembaharuan dengan melakukan sebuah kegiatan yang jarang dilakukan saat istirahat, kegiatan macam apa itu? Ada yang bisa menebak? Daaan yap, seperti dugaan kalian, kegiatan itu adalah kegiatan mengintrogasi seorang cowok yang identitas pacarnya masih tidak jel...wait, what the fuck?

"Nah, ayo, cepat beritahu aku, atau aku akan melakukan hal yang belum pernah aku lakukan ke orang lain lho," kata Mona dengan gaya preman yang dimana kakinya saat ini berada disekitar area sensitive seseorang.

"Ahahahaha, ini tidak akan selesai sebelum kakak bicara lho, jadi demi kebaikan kakak sendiri, sebaiknya kakak cepat bicara ya," kata Bela dengan senyuman yang menakutkan sambil bersandar di pintu ruangan untuk mencegah seseorang kabur.

"(Ya gusti!! Aku kan belum masuk ke massa-massa pekerja jarang tidur yang akhirnya sadar betapa enaknya tidur siang itu ketimbang main-main, jadi kenapa aku harus ngalami situasi ini sih?! Aku cuma mau tidur dengan tenang woi!)" kata seseorang yang menjadi korban introgasi 2 wanita itu, yang saat ini harus merentangkan pahanya agar benda "sensitive" nya selamat dari kaki si Mona.

Well, jika ditanya kenapa kau bisa sampai masuk kedalam situasi yang paling disukai oleh para cowok normal seusiamu itu, mari kita kembali sebentar ke waktu pagi hari dimana kelas belum dimulai dan anak-anak masih asyik berghibah.

---

Pagi hari.

"Aaaaah, hari ini ada pelajaran Seni Budaya ya? Semoga hari ini tidak ada tugas yang berhubungan dengan kerja kelompok," kata Akbar sambil rebahan di bangku paling belakangnya, yang dimana saat ini matanya tidak lagi dipasangi perban sehingga dirinya 100% terlihat seperti preman kelas.

"Wah sial, dia makin kelihatan menakutkan saja dengan matanya itu," kata seorang murid yang melirik ke arah Akbar yang bagian matanya terdapat bekas goresan itu.

"1 matanya yang terluka saja sudah menakutkan, apalagi kalau ke 2 nya, ahahahaha," kata teman bicaranya.

"Hei, jangan ngomong jelek begitu, kalau kamu kena karma sampai senasib seperti dia juga, bisa mampus kau 7 turunan."

"Ya, sudah tidak punya teman, nilai pas-pasan, dan matanya cacat sebelah juga, hiii, amit-amit amat kalau jadi dia, ahahahaha"

Kalian berpikir kalau Akbar menjadi cowok cool yang bar-bar dan bad ass ketika dirinya di ejek seperti itu? Sayang sekali kalian terlalu banyak lihat film romance yang alurnya basi, karena ketimbang melakukan hal yang melelahkan seperti itu, Akbar yang tahu bahwa apapun yang akan dia lakukan pasti akan dianggap jelek karena dirinya sudah di cap "jelek" dari dulu oleh orang-orang disekitarnya, akhirnya lebih memilih solusi jantan untuk menyelsaikan masalah pandangan orang disekitarnya itu yang kadar keburukan solusinya itu tidak sampai membuatnya dikeluarkan dari sekolahnya, yaitu bersikap "bodo amat".

"(Wahai pemirsa yang terhormat, di sesi "kata bijak kehidupan bangsat" ini, saya sang pembawa acara, Akbar Abadeir, akan menyampaikan kata bijak pilihan pada hari ini, yaitu, 1. "Hanya karena orang itu rebahan dan menutup matanya, bukan berarti dia tidur dasar bangsat" dan yang ke 2. "Kalau mau ngegossip, pastikan jarakmu lebih dari 100 M dari orang yang kau gosipkan dasar bangsat". Ok, kata-kata bijak tentang kehidupan yang tolol ini akan kembali setelah iklan berikut...KU MENANGISS!! MEMBAYANGKAN!! NITA, BISA LUNASIII UANGKU!!)" kata Akbar yang hanya massa bodoh dengan semua ucapan teman sekelasnya itu sambil memikirkan hal-hal bodoh.

"Tapi sumpah, kasihan amat ya hidupnya, seolah-olah tidak ada nasib baik yang menimpanya gitu, apa dia kena kutukan atau sejenisbya sampai dia mengalami hal-hal buruk seperti itu?"

"Ya memang menyedihkan banget sih kalau sampai punya nasib seperti dia itu, aku harap suatu hari akan muncul cewek yang tiba-tiba mau bicara dengannya, ya itu kalau memang Tuhan itu ada sih, ahahahaha."

?!

!*!*×¥¥¥92₩×₩9@£1€7 TITTT______ \>

"Oh, tantangan? Apa barusan itu tantangan? OH!! Ternyata itu tantangaaaaaaan! Orang kecil seperti dia mau menantangku ?! OOOOOOOH, Ok dasar ibu fucker!! Walaupun ada banyak hal yang lebih berfaedah untuk dilakukan seperti mengurus dunia pararel dan merenovasi Neraka, tapi your challenge is accepted!!"

!!!

BRAAAK

"Anjir, kaget aku, siapa yang barusan tendang pintu … "

"Woi Mo..Mona, kenapa kamu tiba-tiba jadi kelihatan kesal begini sih? A..apa tadi si Dwi mengatakan hal yang ngawur?" tanya Rahmat yang kaget karena si Mona membukan pintu kelas dengan cara menendangnya.

"Haa? A..aku? Akukan cuma cerita soal drama korea yang aku lihat kemarin yang pemain utamanya pura-pura punya pacar agar bisa nolak pernyataan cinta cewek-cewek tahu, memangnya apa yang salah dari ucapanku barusan?" tanya Dwi yang tidak terima dirinya disalahkan.

"Akbar, mana si Akbar?" tanya Mona sambil melirik ke arah kanan-kiri dengan tatapan penuh amarah.

?

"(Woi woi woi woi, ada apa ini? Kenapa dia tiba-tiba mencariku sambil marah-marah begitu? Dan ada apa juga dengan perasaanku yang tiba-tiba ingin mengejek Tuhan ini ha?)" kata Akbar yang entah kenapa merasa dirinya sedang dipermainkan oleh "sesuatu" itu.

Dan setelah melihat Akbar di bangku belakangnya, langsung saja dengan cara jalan yang jantan dan tegas Monapun menghampirinya, tentu saja Akbar hanya menatap heran gadis yang saat ini sudah berada di depannya sambil menatapnya dengan tatapan tajam itu.

"Sepertinya DB mu berevolusi menjadi DB 19 sampai-sampai kau tidak tahu dimana bangkumu sendiri ya? Bangkumu ada disana, bukan disini," kata Akbar sambil menunjuk kearah bangku si Mona.

"Aku gak paham dan gak peduli soal DB 19 itu, tapi yang pasti, apa kau berbohong padaku soal kau yang sudah punya pacar itu?" tanya Mona yang cuek dan langsung saja into the point.

P-A-C-A-R

...

...

??!!

"(HAAA?! DIA PUNYA PACAAAR??!!)" kata anak-anak seisi kelas yang kaget mendengar ucapan Mona barusan, terutama si atheis yang tadi meragukan eksitensi Tuhan itu.

"Memangnya apa untungnya aku berbohong soal hal itu?"

"Entahlah, oh ya, mungkin agar kau punya alasan untuk menolak seseorang yang suka padamu?" kata Mona yang mengingatkan Akbar dengan kata-kata si Nita dulu.

?

"(Haaa? A..ada cewek yang suka dengan anak itu? Ce..cewek tolol model macam apa dia itu? Kok gitu-gitu amat seleranya kalau milih cowok)" kata anak-anak itu yang tidak tahu kalau cewek yang mereka maksud itu ada di depan mereka sendiri.

"(Yaaaaaa, si adik kelas sialan itu saja bisa berpikiran seperti itu, jadi aneh banget kalau sampai si Nita versi 1.2 ini tidak kepikiran seperti itu jugakan?) Maaf mengecewakan ekspetasimu, tapi aku benar-benar punya pacar, jadi bisakah kau membiarkanku send … "

"Ok, kalau begitu apa kau bisa beritahuku siapa nama pacarmu itu sekarang?" tanya Mona lagi.

"(Aaaaah, sudah kuduga lingkaran setan ini bakal terulang lagi, apa ini karma gara-gara aku menyuruh si Nita ngomong "aku ganteng" terus-terusan sampai sempat dibicarakan oleh orang-orang sekitar saat kemarin-kemarin itu? Kalau iya, sepertinya aku harus mencoba menjadi kakak kelas yang baik 1x saja deh ke dia)" kata Akbar yang agak gemas dengan masalah baru yang muncul dihadapannya itu.

"Kalau kau tidak mau beritahau namanya, fotonya saja deh, asalkan itu benaran manusia 3D," kata Mona yang kali ini dengan nada menyindir dan merendahkan.

"Hei, maaf ya, aku tahu kalau sudah sifat dasar seorang cewek itu kepo dengan rahasia orang lain, tapi masalah pacar adalah masalah personal tiap manusia, jadi aku mau memberitahumu atau tidak itu adalah hakku, jadi tolong jangan tanya lagi soal … "

"Ahahahaha, halo, maaf mengaggu obrolan kalian, tapi apa aku boleh bicara sebentar?"

!!!

"BE..BELAA!!"

Tentu saja seisi kelas kaget bukan main, karena perempuan top tier yang merupakan primadona sekolah itu tiba-tiba saja muncul dari balik jendela di sebelah bangku Akbar, dan mengetahui bahwa orang suci sepertinya datang mampir ke kelas mereka, para "halu"-er pun mulai kumat dengan penyakit idol mereka itu.

"Ah Be..Bela, a..ada perlu apa ya sampai kau datang kemari? A..apa ada yang perlu kami bantu?" tanya seorang murid yang terlalu shock karena tidak menyangka bisa bicara secara langsung dengan si Bela.

"Oh, Aku? Ahahahahaha, tidak perlu repot-repot kok, karena aku kemari cuma ingin bicara saja dengan … "

"Woi sialan, aku tidak ingat pernah memintamu datang kesini, jadi sejak kapan kau ada disitu ha?" tanya Akbar dengan tatapan yang menakutkan.

!

Mendengarkan ucapan kasar dari mulut seorang Akbar barusan, shocklah para penganut idolisme itu ketika orang yang mereka anggap suci itu diumpat tepat di depan wajah mereka, tentu saja keinginan mereka untuk "mempercantik" wajah si Akbar pun jadi meningkat tajam.

"Eh! Di…dia berani ngebacot seperti itu ke Ratu sekolah?! Di..dia berani ngomong kaya begitu?! Waaah, gila, dia sudah bosan hidup ya?!" tanya seorang murid yang kesal dengan tindakan Akbar yang dianggapnya tabu itu.

"Tunggu, bukan hanya lu yang ingin menghajar si bangsat itu, tapi jangan sekarang! Si Bela ada disini tahu! Karena rata-rata cewek benci kekerasan, jadi bisa gawat kalau Bela melihat sisi babar kita woi! Bersabarlah sampai si Bela sudah pergi!" kata seorang murid lain yang mencegah temannya yang hampir saja melakukan suatu hal yang akan membuatnya tewas mengenaskan di jalan raya esok hari.

"Sejak kapan? Well sebenarnya aku baru datang sih, jadi aku tidak sempat mendengarkan obrolan kalian tadi, kalau yang kalian berdua bicarakan itu hal menarik, apa boleh aku juga ikutan dengar? Ahahahahaha," kata Bela yang sedang memasang senyuman manis yang membuat para siswa halu menjadi makin halu dibuatnya.

Mendengar ucapan dari Bela barusan, Akbar sempat bergetar ketakutan sedikit dibuatnya, karena dari instingnya yang tajam, dia sudah tahu bahwa sebenarnya si Bela pasti sudah tahu dan ingin membahas masalah pacarnya itu, yang dimana masalah ini adalah masalahnya yang paling dia tidak ingin si Bela mengetahuinya.

"(Sialan, aku tidak tahu bagaimana, tapi rasanya dia sudah tahu soal masalah pacarku itu dan mau menanyakannya seperti si Mona tadi deh, memang hanya masalah waktu saja sih dia bisa menyadari hal itu kalau dia mulai serius menggunakan otaknya, tapi aku tidak mengira kalau akan secepat ini dia akan tahu soal ….)"

?

"(Eh, tu…tunggu sebentar, a..aku cuma membicarakan masalah ini dengan keluarga si Mona dan Nita, ka..kalau dia sampai membicarakan hal itu, i..itu artinya … )"

"Jadi kakakku yang paling aku sayangi, kalau kakak sedang luang, apa kak Akbar bisa ngobrol sebentar dengan adikmu yang manis ini?" kata Bela yang senyumannya mulai menjadi-jadi.

And in this moment Akbar knew, he fuck up

"(SIALAN!! KE..KENAPA TIBA-TIBA PERAWAN INI … )"

Baiklah anak-anak sekalian yang masih kecil ataupun sudah dewasa tapi masih tetap bersikap seperti anak kecil karena tidak mau menerima kenyataan, sebelum kita melanjutkan kalimat dari si Akbar yang sedang panik itu, sekarang mari kita bersantai dulu dengan mencoba belajar mengenai suatu soal Matematika sederhana yang sudah dilabeli HARAM oleh MUI.

K+A+K+A+K = …

Kalian sudah melihat soalnya? Bagaimana cara mengerjakannya? Cepat selesaikan dalam waktu 1 detik, dimulai dari sekarang!!.

...

....

?!

"Ka…kakak, KAKAK?! KAKAAAAAAAAAKKK! SI AKBAR ITU KAKAKNYA SI BELAAAA?!!" tanya seisi kelas histeris bagaikan cewek mandul yang tiba-tiba bisa hamil.

"Se…seriusan?! Anak aneh itu adalah kakak dari cewek nomer 1 di sekolah ini? Si Bela itu sedang ngelawak ya?" tanya Rahmat yang tidak mempercayai kalimat-kalimat yang barusan dikatakan oleh Bela.

"HEI MON!! KAUKAN TEMAN DEKATNYA SI BELA!! JADI APA BENAR KALAU DIA ADIK DARI SI AKBAR? SI AKBAR YANG ITU??!!" tanya Dwi yang juga tidak percaya ucapan Bela tadi sambil menunjuk-nunjuk kearah Akbar.

"Ah jancok! Kalian berisik banget deh! Memangnya kenapa kalau Akbar itu ternyata kakaknya si Bel … "

Dan bukannya takut dengan ucapan si Mona yang sedang kesal itu seperti biasa, tapi anak-anak yang otak mereka sudah difokuskan oleh berita super duper kilo mega giga tera deluxe extra ultra gila mengenai si Bela itu malah mengabaikan si Mona dan mulai melakukan hal yang sudah pasti dilakukan oleh kaum milenial pada saat ini, yaitu menyebarkan informasi.

"ANAK PALING ANEH DISEKOLAH INI TERNYATA KAKAK DARI SI RATU PARA RATU!! APA THE FUCCCK??!!"

"ANJING!! INI ADALAH BERITA PALING HOT BULAN INI SELAIN BERITA YANG BAHAS TEORI CARA BICARA BU HELDA WOI!!"

"DIMANA ANGGOTA KLUB JURNALIS!! PANGGIL GRUP JURNALIS SEKARANG JUGA!! INI ADALAH BERITA YANG GAK BOLEH MEREKA LEWATKAN TAHU!! GOBLOK MEREKA KALAU SAMPAI MEREKA KELEWATAN YANG 1 INI!!!"

"SEBARKAN!! CEPAT SEBARKAN BERITA INI KESELURUH SEKOLAH!! DI MEDSOS!! DI INTERNET!! DI DARK WEB!! DI KANTIN!! DI POS SATPAM!! DI TOILET!! POKOKNYA DIMANA SAJAA!!"

"PENTOL BAKSO 2.000 2.000!! PENTOL BAKSO 2.000 2.000!! SIAPA YANG MAU BELI PENTOL BAKSO 2.000?!! AYO BELI-BELI-BELI!!!"

Kegaduhan yang diakibatkan oleh kalimat yang dikatakan oleh Bela tadi benar-benar mempengaruhi kondisi kejiwaan para penghuni sekolah saat ini, bahkan saking hebohnya, dalam 1 menit semua penghuni sekolah itu pun sudah mengetahui berita tersebuh sehingga hal tersebut pun langsung saja mengakibatkan fenomena paranormal activity, dimana banyak para murid yang kaget, shock, kejang-kejang, jerawatan, panuan, bahkan kesurupan saat mendengar berita yang sangat tidak terduga dan tidak pernah mau mereka duga itu.

Di suatu tempat foto model.

PING PING PING PING PING PING

"Nyonya muda, HP anda berdering terus-terusan, sepertinya ada hal penting yang harus anda lihat deh," kata seorang berawakan kekar sambil menyerahkan sebuah HP kepada seorang wanita.

"Astaga, apa-apaan sih notif HP ini? Baru aku tinggal foto sebentar saja ramainya sudah seperti ibu-ibu rebutan barang diskon di ….. "

!!!

"APAAAAAAAAAAA?! ANAK ANEH YANG SERING JADI GOSIP SEKOLAH ITU KAKAKKNYA SI BELA?"

Sedangkan itu, di daerah yang sangaaaaat jauh dari sekolah itu.

PING

"Kaget, siapa yang ngirim pesan disaat seperti ini sih? Aku kan jadi tidak bisa konsen memahami materi lomba …"

"Kesal, terus kenapa kalau ternyata anak ini adalah kakak si Bela? Apa itu akan mempengaruhi nilai lombaku ha? Benar-benar buang waktuku yang berharga saja."

Baiklah, setelah melihat berita mengenai 2 ratu lainnya yang mendapatkan kabar mengejutkan itu, sekarang ayo kita kembali lagi ke sekolah, dimana kondisi sekolah mulai menjadi kacau seperti misi terakhir game "Bully" itu.

"HEI AKBAR!! SE..SERIUSAN?! KA..KAU BENERAN ADIK DARI SI BELA?! KA..KATAKAN KALAU ITU BOHONG DASAR SIALAN?!" kata seorang murid yang merasa ingin sekali memukul si Akbar.

"WOI TOLOL!! JAGA BICARAMU WOI!! SI BELA SUDAH BERSABDA DENGAN MULUTNYA SENDIRI!! JADI TIDAK MUNGKIN DIA BERBOHONG TAHU!!" kata murid lain yang masih "Pro" mendukung Bela.

"AAHHHH GILAAAA!! AKU TIDAK MAU MENERIMA KENYATAAN INI!! AAHHH!! TOLONG BUNUHH SAJA SAYAAA!! YUHUUUU!!" kata murid lainnya yang naik dan mulai meloncat-loncat tidak jelas dari meja ke meja lainnya, hal ini (mungkin) disebabkan karena orang yang sering menghina Akbar secara terang-terangan ini punya perasaan suka pada si Bela.

"KEEP CALM!! AKU TAHU INI BERAT!! TAPI KEEP CALM EVERY BODY!! GOD IS STILL WITH US!! GOD IS STILL WITH US!! BENCANA INI PASTI AKAN BERLALU!!" kata murid lainnya sambil mengangkat sapu tinggi-tinggi (wtf?)

Sebagai orang yang menjadi penyebab semua kegaduhan itu, Akbar sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini karena dia sendiri merasa tidak peduli sama sekali dengan respon orang lain terhadap dirinya, tapi masalahnya disini, dia merasa lebih panik karena beberapa "janji" yang dibuatnya dengan "seseorang" telah terlanggar.

"(Ba..bangsat! Kalau informasi ini sudah disebarkan ke seluruh sekolah, i..itu artinya kamus bernyawa itu pasti sudah tahu soal hal ini, a..aku harus cepat-cepat beri klarifikasi sebelum dia buat-buat alasan untuk mengurangi … )"

"Ahahaha, maaf ya kak, sepertinya aku baru saja mengatakan "hal" yang tidak seharusnya tidak boleh dikatakan, tapi karena kebetulan dulu aku juga sudah tidak sengaja memberitahu beberapa temanku kalau aku punya kakak (walaupun aku tidak sampai memberitahu nama kakak sih) dan sepertinya tidak ada yang terlalu peduli dengan hal itu, jadi tidak apa-apakan kalau aku membeberkan hal ini?" kata Bela dengan senyuman penuh dengan sindiran yang menyebalkan.

"Apa menurutmu situasi ini bisa dikatakan sebagai "tidak ada yang terlalu peduli"?! Apa matamu itu sudah kadaluarsa?! Kau butuh Kartu Indonesia Sehat ya?" tanya Akbar yang kesal dengan sikap adiknya itu.

"Ah, kakak lucu deh kalau lagi kesal seperti itu, sebenarnya aku ingin bercanda lagi dengan kakak, tapi sayang sekali aku tidak bisa lama-lama karena bel akan berbunyi sih, jadi aku akan menemui kakak lagi saat istirahat saja ya."

"Cuih!!! Jangan ngelawak!! Kenapa kau pikir aku akan meladeni ucapan …"

"Oh tenang saja kakakku sayang, aku tahu kau akan menolakku jika aku adalah adikmu, karena itu tidak akan datang sebagai adikmu, tapi aku akan datang sebagai klienmu, jadi tolong bantuannya nanti ya….pak Akbar Abadeir." kata Bela kemudian sambil berpaling pergi meninggalkan kakaknya itu.

"Woi keparat!! Kau akan aku ha … "

WEETEEET-TEET-TEET-TEEET

!!!

"BUBAAR BUBAAR!! AYO JANCOOK BUBAR BUBAR!!!! WAKTUNYA BELAJAR DIMULAI DASAR JANCOK!! AYO BUBAAR BUBAAAR!!!"

Tidak hanya menyensor kata-kata kasar si Akbar barusan, tapi bunyi bel masuk itu juga mendatangkan para guru bersenjatakan buku absensi yang langsung saja menenangkan kegaduhan para siswa bagaikan Satpol PP melawan para pedagang kaki 6 itu. Dan karena jasanya yang telah menghentikan pembodohan berkelanjutan massal itu, bel sekolah pada saat itu pun (bisa) dinyatakan sebagai bel sekolah paling berguna sepanjang sejarah pendidikan Republik Indonesia.

"(Ga..gawat, bel sudah mulai saja, a..aku belum sempat beritahu bu Helda kalau … )"

PING

?

[Walau aku not tahu how, tapi janji tetaplah promise, sampai ketemu saat istirahat ke second dikantorku, uwu]

"(Sialan, orang ini benar-benar sudah melanggar hukum ruang dan waktu, dan apa-apaan kata uwu ini ha? Mau meledekku karena aku melanggar aturannya ya? Ok, kita lihat saja nanti dasar kamus rusak bernyawa)"

Sambil menghela nafas, Akbar yang saat ini sedang dilihat oleh seluruh murid dikelasnya dan bahkan gurunya juga itu hanya duduk kembali di bangkunya sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk selamat dari pembodohan hari ini.

"(Tapi tetap saja, aku 100% bakal tamat kalau aku hanya diam saja disini sampai istirahat tiba, jadi aku harus mulai berpikir, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa selamat dari anak-anak ini sampai istirahat ke 2?)" kata Akbar yang otaknya mulai membuat simulasi pelarian yang EPIC.