"Aku tidur dulu ya, besok aja aku anterin ke rumah kamu. Makasih, bye good night!"
"Vin, Vin...!"
Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung memutuskan untuk menutup telfonnya.
Hmmm gimana sih Vin, kok aku jadi bingung sendiri ya dengan perasaanku. Pada intinya please stay waras okay. Aku hanya bisa ngasih semangat kepada diriku sendiri dengan keadaan yang semakin lama semakin gak jelas ini.
Si Bryant semakin menjadi lah, terus kak Tristan jadi aneh lah, terus akunya mau gimana? Ya masa aku keluar rumah sambil teriak "Woi siapapun bantuin gue napa!" ya gak mungkin juga kale.
Vino yang sedang bingung itu hanya bisa meratapi keluhannya kepada boneka beruang yang sekarang berada dalam pelukkannya itu. Rasanya boneka hadiah dari mamanya itu yang selalu menemani di saat dia sedang galau gak jelas begini. Malam semakin larut hingga akhirnya perajut mimpi membawanya untuk berimajinasi.
***
Pagi yang cerah hari itu menyambut aktivitas yang baru juga bagi mereka yang akan beraktivitas di hari itu. Vino yang sejak dari tadi sudah bangun dan tentunya sudah mandi, dia sekarang sedang berkaca dan ngoceh pada dirinya sendiri.
"Pergi, nggak? Pergi? Nggak! Pergi? Aduhhh gimana sih ini, kok aku malah jadi bingung sendiri!" ujar Vino sambil mondar mandir di kamarnya.
"Okay aku putuskan untuk pergi! Kan aku juga perlu mengerjakan tugas kelompok itu! Pokoknya harus bisa ngontrol Okay, Vino kamu pasti bisa!" dengan segera Vino langsung menyambar tas yang sudah di isi dengan perlengkapannya untuk menujun ke rumah Bryant.
Dia membuka pintu dengan perlahan dan berjalan menuju ke dapur.
"Bi, masak apa?" tanya Vino sambil duduk di meja makan.
"Ah ini mas hari ini bibi masak telur dadar di kasih bumbu, mas Vino mau pergi kemana?" jawab Bi Inah sambil bertanya balik kepada Vino.
"Ini bi, mau kerja kelompok, oh iya Bi kak Tristan dimana? Masih tidur?"
"Oh begitu mas okay, mas Tristan tadi sedang keluar untuk Jogging mas!" ujar bi Inah.
Hmmm tumben banget sih jogging, tapi ya wajar sih dia suka olahraga juga.
"Bi aku berangkat dulu ya!" ujarku pada Bi Inah.
"Mas gak sarapan dulu?"
"Nanti aja Bi, aku bawa uang kok!"
"Okay siap mas, hati-hati di jalan mas!"
Aku hanya memberikan anggukan pelan dan senyuman kepada bibi, ya mengisyaratkan bahwa aku mengiyakan apa yang bibi katakan.
Okay semuanya sudah aku bawa, buku, peralatan untuk kerja kelompok sudah, terus Hp si Bryant juga sudah. Okay semuanya sudah lengkap tinggal berangkat saja.
Pagi ini aku pergi ke rumah Bryant menggunakan motor, sebelum aku berangkat ke rumah Bryant aku melihat ke ujung kanan jalan dan kiri untuk melihat apakah kak Tristan ada? Namun rasanya dia gak ada, soalnya nongol aja nggak.
Ya udah aku berangkat saja, dia juga lagi jogging kan pasti dia bakalan Wa aku kalau butuh apa-apa.
Hmmm tunggu memangnya dia butuh apa? Duh Vin udah deh berangkat aja.
Dengan perasaan yang agak jengkel aku langsung tancap gas menuju ke rumah Bryant. Karena jaraknya juga tidak jauh amat, jadi aku tempuh perjalanan hanya dengan beberapa menit saja. Hmmm aku berhenti sebentar di pertigaan komplek perumahan mewah ini. Karena rasanya aku agak lupa dengan jalan ke rumah Bryant.
Duh kanan atau kiri kok aku jadi lupa ya, bisa di bilang aku juga pernah ke rumah dia yang super duper mewah itu hanya sekali ya wajar lah kalau aku agak lupa dengan jalan yang aku tempuh.
Aku putuskan untuk berhenti sebentar, aku check Hp ku dan melihat panggilan terakhir pada waktu Bryant nelfon aku.
Vino sibuk mencari panggilan terakhir pada waktu Bryant menghubungi Vino menggunakan nomor asing.
"Nah ini kan!" seru Vino pada waktu dia menemukan nomor tersebut di log panggilan Hp nya.
Dengan cepat dia langsung memanggil nomor tersebut.
(Berdering)
"Hallo?"
"Hallo, mohon maaf apakah Bryantnya ada?" ujar Vino pelan pada saat menyadari bahwa yang mengangkat telepon tersebut bukanlah suara dari Bryant. Melainkan suara tersebut lebih dalam dan berat.
"Ah Bryant, wait I'll call him. Wait me for minute okay... Ah btw who's calling?"
(Ah Bryant, sebentar aku akan panggil dia. Tunggu sebentar okay, ah ngomong-ngomong dengan siapa?)
"Ah Vino!"
"Okay, wait for minute okay"
Hmmm siapa ya, kok rasanya kayak masih muda gitu suaranya yang jelas buka Papa nya Bryant dong. Karena Bryant sendiri yang pernah bilang kalau papanya sedang tidak di Indonesia.
Lalu siapa dia?. Batin Vino bingung.
Setelah menunggu beberapa menit kemudian.
"Hallo Vin?"
"Hei, Bryant aku lupa arah untuk jalan ke rumahmu!"
"Ah okay wait, give me your location I'll pick you!"
(Ah okay tunggu, beri aku lokasimu aku akan jemput kamu!"
"Ah okay!"
Dengan cepat Vino langsung memberikan lokasi dimana dia berada menggunakan Share Location by Whatsapp.
Sambil menunggu Bryant menjemputnya, Vino malah sibuk dengan mengutak-atik Hp nya.
Dan dengan iseng dia menyimpan nomor yang tadi di gunakan untuk menelepon Bryant.
"Ih aneh banget photo profilnya!" Vino senyum-senyum sendiri pada waktu melihat Photo Profil yang berada di Wa yang barusan dia simpan.
Karena foto yang ada di profil tersebut adalah panda yang sangat imut menurutnya.
Dana asalkan kalian tahu Vino menyimpan nomor itu dengan nama, "Bryant 2"
"Hei, yuk buruan!"
Vino terkejut pada saat dia asyik melamun melihat pemandangan yang ada di depannya, tiba-tiba Bryant muncul di hadapannya.
"Resek lu!" ujar Vino jengkel, karena dia hampir saja terjatuh pada saat Bryant mengagetkannya.
"Sorry Vino, ayo udah siap?" Tanya Bryant ke Vino.
"Okay!"
Sebenarnya ada pertanyaan yang akan di tanyakan oleh Vino ke Bryant mengenai nomor yang tadi, namun dia tunda dulu sampai sudah tib di rumahnya Bryant.
Mereka berdua lantas langsung pergi menuju ke rumah Bryant, Vino membuntuti Mobil Lamborghini merah yang di gunakan oleh Bryant sekarang.
Gila kah nih anah, jemput gue aja sampe bawa mobil segala, niat pamer atau gimana sih!. Gerutu Vino di sepanjang perjalanan.
Tak memerlukan waktu lama, akhirnya mereka sampai di rumah Bryant yang super duper mewah itu.
Setelah memarkir motornya Vino langsung bergegas menuju ke Bryant yang sedang memarkir Mobilnya di samping rumah nya.
"Eh ini Hp lu!" ujar Vino sambil memberikan Hp IPhone yang dia pegang sekarang.
"Apaan sih?" lekas Vino langsung bertanya kepada Bryant pada saat Bryant memberikan ekspresi yang mencurigakan.
"Heh gue gak bakal stalking Hp orang kali, jangan ngarep!" Tambah Vino sambil menyodorkan Hp yang dia pegang ke Bryant.
"His, iya iya, gitu aja kok marah lagi Pms ya!" goda Bryant
"Anjay lo ya!" teriak Vino sambil mengejar Bryant menuju ke pintu ruang tamu.
(Suara Pintu Terbuka)
Detik itu juga Vino langsung membeku di tempatnya pada saat dia melihat seseorang yang berada di balik dari pintu itu.
"Vin sini, aku kenalin sama kakak aku!" ujar Bryant sambil merangkul laki-laki yang berada di samping kanannya itu, laki-laki yang berparas tampan berambut cokelat, bermata biru, tubuh atletik dan tentunya berotot di tambah bibirnya yang tipis itu. Membuat semua orang pasti meleleh melihatnya detik itu juga.
"Daniel!?" Ujar Vino detik itu juga,
"Both of U knows each other already?"
(Kalian berdua sudah saling kenal?) ujar Bryant bingung sambil melihat ke arah Vino dan juga Daniel.
.
.
.