Manda mengikuti wanita berambut keriting dengan gaya punk dan terlihat garang itu. Manda memeluk erat tasnya sambil melirik dengan wajah tertunduk melewati para wanita yang berdiri berjejer di samping kanan kirinya. Para wanita yang terlihat tangguh dengan gaya seksi mereka membuat Manda merasa kurang nyaman.
Ia yang dulunya seorang wanita kaya, CEO sebuah perusahaan terkemuka. Memiliki 2 saudara laki-laki yang tinggal di Rusia bernama Konstantin dan Roberto. Namun karena perselisihan antara mereka berdua, membuat Manda memilih pergi dan ikut suami yang sangat dicintainya.
Julius Adam, lelaki yang berhasil mengelabuhi Manda hingga seluruh kekayaannya lenyap karena diakuisi olehnya. Dikhianati dan diselingkuhi karena ternyata Adam sudah memiliki anak terlebih dahulu dengan pacarnya sebelum menikahi Manda. Setelah mengetahui hal itu, Manda menjadi sakit hati dan jiwa pemberontaknya pun muncul.
Asisten kepercayaan Manda yang memberikan informasi ini bahkan diusir oleh Adam entah kemana hingga ia tak muncul lagi semenjak hari itu. Bayi Manda lahir prematur karena pendarahan yang ia alami. Dokter mengatakan bayinya meninggal karena kekerasan fisik yang ia terima.
Manda sangat sedih. Bahkan saat pemakaman anaknya, ia tak bisa ikut melihat karena Adam tak memperbolehkannya. Ia mengatakan bahwa bayinya cacat. Hati Manda begitu sakit. Ia menangis selama di rumah sakit. Bahkan kabar dia keguguran pun tak disampaikan Adam kepada kakaknya Roberto dan Konstantin.
Manda hidup terpisah dan semakin menjauh dari kerabat dan saudaranya karena rayuan Adam yang begitu meyakinkan Manda saat itu. Manda pun begitu mencintai Adam sebelum semua rahasia gelapnya terbongkar. Manda menyesali perbuatannya. Ia berharap bisa bertemu kembali dengan Konstantin dan Roberto agar bisa membawanya kembali ke kehidupan lamanya.
Namun takdir berkata lain. Tuhan memberikan sebuah jalan hidup diluar pikiran Manda. Malam itu, Manda dibawa oleh para gang wanita dengan belasan motor ke bar dimana ia pernah tidur disana. Manda bingung. Sesampainya disana, ia turun dari motor yang ia bonceng bersama salah satu anggota gang itu.
Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.
"Kenapa kita kesini lagi?" tanya Manda bingung.
Para wanita itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan Manda. Mereka mengajak Manda masuk ke dalam. Ketua gang itu berjalan di depan dan berhenti pada rak botol minuman yang disusun rapi tapi sudah kosong itu. Manda menatapnya seksama.
"Manda, dengan ini kau sudah resmi menjadi anggota Red Skull. Kau tak akan pernah bisa kembali ke kehidupan lamamu. Tinggalkan semua dan ikutlah jalan kami, jalan mafia." Ucap ketua gang itu yang masih memunggungi Manda.
Manda hanya bisa menganggukkan kepala, pasrah menerima takdirnya sekarang. Ia yang tak tahu kehidupan seorang mafia hanya bisa mengikuti kehendak Tuhan padanya. Manda menarik nafas kuat dengan mata terpejam.
"Oke, i'm ready." Ucapnya mantab.
KLIK. GREEKKK..
Manda terkejut. Rak lemari yang berisi botol bekas minuman keras itu terbuka. Ia melihat beberapa orang disana dan semuanya wanita sedang sibuk bekerja. Sebuah markas rahasia dibalik lemari botol itu. Mulut Manda menganga lebar. Ia masuk ke dalam dan makin memeluk erat tasnya. Ia mengamati ruangan itu seksama.
Semua orang menatap kehadiran Manda di kelompok mereka. Semua orang terlihat garang. Mereka merokok dan beberapa mententeng botol minuman keras. Bahkan ada yang memiliki tato dan tindik di bagian tubuhnya. Manda menelan ludah dan terlihat gugup.
"Manda, inilah keluarga barumu. Red Skull. Moto kami, "WE DON'T NEED A MAN BECAUSE WE ARE STRONGER THAN MEN", ingat itu baik-baik." Ucap ketua gang itu dengan penuh kebanggaan.
Manda hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tak mau mencari masalah dikeluarga barunya. Ia harus bisa membaur meski hatinya masih menolak untuk terlibat dalam dunia mafia. Manda masih ingin bertemu kedua kakaknya.
"Nah Manda. Kini giliranmu memperkenalkan dirimu." ucap wanita itu sembari duduk di meja kayu dan menyilangkan kedua tangannya.
"Oke. Mmm.. namaku Amanda Theresia. Biasa dipanggil Manda. Dulu, mm.. aku seorang CEO pada sebuah perusahaan ponsel ternama di Amerika. Lalu.. aku menikah dengan seorang lelaki yang ternyata dia malah menghianatiku. Dia menyelingkuhiku. Dia mengambil semua milikku dan membunuh anak dalam kandunganku. Bahkan aku belum sempat melihat anakku, aku juga tak diperbolehkan datang ke pemakamannya. Aku.. sakit hati." Ucap Manda terlihat seperti akan menangis.
"Apa kau ingin balas dendam, Manda?" tanya ketua gang itu.
Manda tertegun. Ia memang terfikir untuk balas dendam tapi tak tahu bagaimana caranya. Mata Manda membulat penuh, ia mengangguk cepat.
"Yes. Kau tahu bagaimana caranya?" tanya Manda penasaran.
"Tentu saja, itu hal mudah. Tapi.. ada satu pertanyaan penting dan kau harus jujur saat menjawabnya." ucap wanita itu mengetes Manda.
"Apa itu?"
"Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" tanya wanita itu menatap Manda tajam.
Manda tertegun. Ia tak terfikir untuk melakukan hal keji itu. Manda menggelengkan kepalanya. Wanita itu tersenyum miring.
"Jika kau ingin balas dendam, kau harus melakukannya secara total hingga ke akar-akarnya. Jangan sisakan. Atau dia akan kembali lagi dan membalasmu. Jika kau sudah siap, katakan padaku. Kami akan membantumu dan saat balas dendam nanti. Kau yang harus membunuhnya, bukan anak buahku karena ini sakit hatimu." Ucap wanita itu dengan seringainya.
Manda menelan ludah. Pandangannya tak menentu. Ia bingung harus bagaimana. Ia tak ingin membunuh Adam karena ia bukan seorang pembunuh. Nafas Manda tersengal. Ia malah panik dan BRUKK! Manda pingsan. Semua orang kaget melihatnya.
"Wah, lemah sekali. Hanya begitu saja pingsan. Kau yakin ingin menjadikan dia anak buah kita bos?" tanya salah seorang anggota gang.
Bos wanita itu hanya tersenyum sambil menyalakan rokoknya.
"Biarkan dia beristirahat. Baringkan dia di kamar Nana. Dia sudah mati, Nana sudah tak membutuhkannya. Kini kamar itu milik Manda." ucap ketua geng itu sembari menghisap rokoknya.
Para anggota geng itu pun paham. Mereka memapah Manda yang pingsan ke kamar Nana dan membiarkannya tidur disana. Semua anggota gang berkumpul. Mereka pun melaporkan kepada bos mereka.
Barbara. Nama bos Red Skull yang beranggotakan wanita semua itu bernama Barbara. Seperti sikapnya yang barbar dan dingin. Ia pembunuh bayaran keji tanpa belas kasih. Hanya saja ia sangat menghormati sesama kaumnya, para wanita yang tertindas.
Ambisinya masuk ke dalam jajaran dewan 13 Demon Heads belum tercapai karena kekuasaannya yang belum diakui oleh beberapa mafia elit yang lebih tinggi kelasnya dibanding dengannya. Oleh karena itu, ia memanfaatkan Manda yang memiliki aset milyaran untuk memperluas dan memperkuat wilayahnya. Barbara memiliki maksud terselubung pada Manda, tapi Manda tak mengetahuinya.
***
Malam itu Manda tidur di kamar mantan anggota Red Skull, Nana. Barbara pun meminta anak buahnya yang seorang hacker untuk mencari segala hal yang berhubungan dengan Manda. Ia pun dengan sigap segera mencari lewat komputer rakitannya itu ke semua database yang tersimpan diberbagai agensi milik pemerintah. Dalam waktu singkat, ia pun menemukannya.
"Okay, got it." ucap hacker wanita itu dengan wajah tengilnya.
"Explain." Ucap Barbara ketua mafia Red Skull.
"Amanda Theresia. Hmm, dia memiliki 2 saudara laki-laki yang bernama Konstantin dan Roberto. Mereka tinggal di Rusia. Tapi baru-baru ini sepertinya mereka mulai terlibat dalam dunia mafia pula. Dijelaskan Roberto menggunakan atlet sepak bola dalam menyelundupkan senjata ilegal ke berbagai negara, khususnya Eropa. Lalu Konstantin juga. Dikatakan ia menyelundupkan narkoba dan ganja. Mereka sering bertukar pekerjaan tapi itu baru dugaan dari CIA. Mereka belum menemukan bukti nyata keterlibatan mereka hanya Manda yang paling bersih diantara mereka berdua." ucap hacker itu menjelaskan.
"Hmm, Monica. Cari tahu dimana aku bisa menemukan Konstantin dan Roberto ini. Cari tahu juga latar belakang keluarganya. Apakah sudah menikah, memiliki anak dan apa saja asetnya." ucap Barbara sembari meneguk botol Vodkanya.
Monica diam sejenak, ia menatap Barbara seksama.
"Why? Kau tertarik pada mereka? Bukankah kau sendiri yang bilang tak akan menyukai lelaki manapun, semua lelaki itu sama, brengsek!" ucap Monica terlihat kesal.
"Hmm, aku hanya ingin memanfaatkan mereka. Apa kau tak ingat, 3 kelemahan terbesar lelaki?" tanya Barbara kembali meneguk Vodkanya.
"Tentu saja aku ingat. Harta, kekuasaan dan wanita." jawab Monica tegas.
"Nah, jenis kita salah satu kelemahan mereka, jadi.. manfaatkanlah keseksian kita. Kita sangat muda merayu dan menggoda para lelaki brengsek itu. Jika sudah dapat, hempaskan saja, hahahaha.." tawa licik Barbara menggema di markas tersembunyinya.
Monica tersenyum miring.
"Tentu saja, itu hal mudah. Akan aku cari semua hal yang berhubungan dengan mereka. Lalu bagaimana dengan Manda? Apa kau benar ingin membantunya?" tanya Monica memastikan.
"Yah, kita harus menolong sesama kan." jawabnya santai yang kemudian meneguk habis Vodka dibotol minumannya.
"Hmm.. kenapa minuman ini tak pernah memuaskanku?" ucap Barbara yang telihat sedikit mabuk sembari menatap botol Vodkanya yang telah kosong.
"Minuman itu tak akan pernah memuaskanmu. Apa perlu ku panggil para gigolo itu? Ku dengar ada 1 anak baru, dia tampan dan sexy. Mau coba?" tanya Monica dengan senyum nakalnya.
Barbara terkekeh. Ia meletakkan botol Vodkanya di atas meja tempat ia duduk. Barbara mengibaskan rambut keritingnya dan memoles kembali bibir tebalnya dengan lipstik merah menyala.
"Baiklah. Bawa dia ke kamarku. Dan katakan, suruh dia bawa pengaman sendiri, aku sudah kehabisan stok." ucapnya santai.
Monica terkekeh.
"Hahaha, kau apakan kondom-kondom itu? Hahh.. baiklah, terserah kau saja. Aku akan segera menghubungi Matias untuk mengantarkan anak baru itu." ucap Monica sembari mengambil telepon genggamnya.
"Thank you, Monica. Good nite." sapa Barbara sembari pergi meninggalkan ruang komputer kembali ke kamarnya menunggu gigolo yang akan memuaskannya malam itu.
Barbara, seorang wanita Meksiko berambut cokelat panjang yang kini ia keriting hanya dengan alasan bosan dengan gaya yang sama. Kulitnya cokelat eksotis seperti mata dan rambutnya. Tubuhnya begitu sintal dengan buah dada yang begitu penuh dan menonjol. Tinggi semampai dengan mata bulat dan senyuman mematikan. Ia sangat cantik namun keji ketika sebuah tugas datang padanya. Ia seorang pembunuh bayaran yang cukup terkenal di kalangan mafia.
Barbara dulunya seorang atlet renang. Dia anak tunggal di keluarganya. Hidupnya serba berkecukupan dengan latar belakang keluarga atlet juga. Ayah ibunya sangat menyayanginya, Barbara sangat manja kepada orang tuanya. Semua yang diinginkannya pasti dituruti orang tuanya, hingga suatu hari ibunya mengandung dan memiliki anak laki-laki.
Barbara merasa dirinya tergantikan dengan kehadiran adik laki-lakinya. Dia cemburu karena orang tuanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan adik laki-lakinya. Mereka memanjakannya dan membelikan banyak mainan untuknya. Padahal Barbara sudah berumur 10 tahun saat itu. Ia menjadi membenci adiknya, ia suka menyakiti adiknya saat ayah ibunya menitipkan Jimy padanya. Sering ibunya mendapati Jimy menangis dan lebam biru di kaki dan tangannya. Saat ditanya, Barbara mengaku Jimy terpentok meja dan benda tumpul lainnya.
Awal mula sang ibu mempercayainya hingga suatu hari Jimy berdarah hebat dari hidungnya. Hidungnya patah saat orang tua Barbara meninggalkan Jimy bersamanya. Ternyata diam-diam ayah Barbara yang sudah mencurigai hal ini sebelumya, meletakkan kamera tersembunyi dibeberapa ruangan untuk memantau setiap kegiatan yang Barbara lakukan saat bersama adiknya. Betapa terkejutnya saat ayah dan ibunya melihat hasil rekaman itu.
Barbara menyiksa adiknya! Awalnya ia hanya mencubitnya jika Jimy melakukan hal-hal yang membuatnya kesal seperti menumpahkan makanan dan minuman, atau tak membereskan mainan-mainannya. Lama kelamaan kekesalan dan emosi Barbara menjadi. Hidung Jimy yang berdarah karena patah, itu karena perbuatan Barbara yang menjambak rambut adiknya dan mengantukkan dengan keras ke meja kayu di ruang tengah.
Ibu Barbara hampir pingsan melihat hal itu. Ayanya kaget setengah mati dengan kelakuan anak perempuannya yang selalu terlihat manis di depannya ternyata memiliki perilaku bengis dibelakangnya. Jimy pun dijauhkan darinya. Barbara di sekolahkan di asrama khusus wanita. Ia merasa dirinya disingkirkan oleh orang tuanya. Barbara semakin membenci adiknya dan menaruh kekecewaan yang mendalam kepada kedua orang tuanya.
Suatu hari saat libur musim panas tiba, ayah dan ibu Barbara tak menjemputnya di asrama. Suster mengatakan bahwa adiknya sakit jadi ia baru akan dijemput 2 hari mendatang. Barbara kesal setengah mati. Malam itu Barbara menyelinap keluar dari asrama kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki menyusuri jalanan gelap sendirian. Ia kelelahan dan ingin segera bertemu kedua orang tuanya karena ia sangat merindukannya.
Sesampai di rumah, Barbara kaget bukan kepalang. Adik lelakinya tidak sakit dan malah merayakan pesta kolam renang bersama teman-teman lelakinya dengan beberapa kakak kelas lelaki di rumahnya. Ayah ibunya tak ada. Barbara kesal setengah mati. Ia pun masuk ke acara itu dan marah besar. Jimy bukannya meminta maaf malah memperkeruh suasana. Barbara yang berumur 17 tahun saat itu terlihat sangat menggiurkan bagi teman-teman Jimy.
Barbara diperkosa oleh kakak kelas Jimy beramai-ramai. Jimy yang menaruh dendam pada Barbara karena pernah menyakitinya semasa kecil membuatnya tak peduli akan nasib Barbara yang sudah menjerit minta tolong agar teman-teman Jimy menghentikan perbuatan bejatnya. Barbara shock saat itu juga. Ia menangis dan seluruh tubuhnya penuh luka lebam karena tamparan dan pukulan teman-teman Jimy yang kesal karena Barbara menolak permintaan mereka.
Tiba-tiba, ayah ibu Jimy pulang dan kaget setengah mati melihat Barbara telanjang di ruang tengah dengan banyak lelaki mengerubunginya. Jimy panik seketika, teman-teman Jimy pun langsung berhambur keluar melarikan diri. Barbara menangis sedih. Ternyata ayah ibunya sengaja berbohong karena datang ke acara penghargaan atlet professional malam itu, mereka minta maaf tapi Barbara terlanjur sakit hati.
Ia pergi ke dapur dan hanya menyelimuti dirinya dengan jaket yang diberikan ibunya untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Ternyata Barbara membakar semua perabotan milik orang tuanya. Orang tua Barbara panik berikut Jimy yang ada di dalam bersama orang tuanya. Barbara mengunci pintu dan membiarkan mereka terkurung di dalam. Api berkobar begitu cepat. Barbara menatap mereka dengan keji dari balik jendela rumahnya. Orang tua Barbara dan Jimy pun tewas terbakar dalam kobaran api yang dasyat itu.
Barbara menangis tapi ia tak menyesal, seringainya muncul dan sejak itulah, Barbara berubah. Ia menghilang. Ia mengelana dari satu tempat ke tempat lain hingga bertemu dengan Monica yang memiliki nasib buruk sepertinya. Itulah awal mula Barbara hidup dalam dunia gelap yang akhirnya malah terjerumus dalam dunia mafia.