"Maafkan aku Nay." ucap Ardian lirih dengan kedua matanya yang perlahan mulai terpejam diam tak bergerak.
Tangan Ardian yang menggenggam erat tangan Nayla perlahan terkulai lemas. Nayla yang merasakan genggaman Ardian terlepas seketika menatap wajah Ardian yang semakin pucat dengan matanya yang terpejam rapat.
Jantung Nayla seakan terhenti seketika, syaraf otaknya sudah berpikir hal yang tidak di inginkannya. Tubuh Nayla tak bergerak terpaku menatap dalam ke wajah Ardian.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi? jangan lagi Engkau memberi ujian yang aku sudah tak mampu lagi Ya Tuhan." Isak tangis Nayla dalam hati sambil meraih lengan Ardian untuk melihat denyut nadi Ardian.
Tangis Nayla mulai terdengar, denyut nadi Ardian hampir tidak bisa Nayla rasakan, bahkan dada Ardian tidak lagi bergerak naik turun.
"Ayahhhh!! Ayahhhh toloong Mas Ardian Ayah." teriak Nayla dengan airmata yang sudah membasahi pipinya, sambil memeluk erat tubuh Ardian yang tak bergerak.