Enam bulan sebelumnya.
"Sejak awal. Mommy udah gk setuju kau nikah sama Elise. Sekarang terbuktikan firasat mommy benar. Sampai sekarang istrimu belum hamil juga?" Rena —ibu Brian, berbicara dengan ketus dan nada yang cukup tinggi.
Mengatakan pada putranya bahwa dia sejak awal sudah tidak setuju dan lihat, sekarang semuanya terbukti. Bahwa pilihan anaknya untuk menikahi Elise adalah keputusan yang salah. Bahkan Rena sama sekali tak perduli jika di dalam ruangan keluarga itu, juga ada Elise yang duduk di samping Brian, putranya. Tak perduli dengan perasaan menantunya yang selalu sakit hati dan terluka dengan semua ucapan tajam dan hinaan Rena.
"Mom, aku sudah bilang. Elise dan aku belum ingin memiliki anak." Brian memberi alasan. Dia tak ingin ibunya semakin memojokkan Elise. Tangannya mengenggem erat tangan kiri Elise.
"Apa maksudmu belum ingin memiliki anak? Umurmu sudah tiga puluh tahun Brian. Kau dan Elise sudah menikah selama lima tahun, tapi kenapa sampai saat ini dia belum hamil juga? Atau jangan-jangan benar dugaan mommy klo istrimu itu mandul?" Lagi-lagi Rena berbicara dengan nada tinggi dan tajam untuk menyudutkan menantunya. Ucapannya sudah setajam silet.
Sejak awal wanita paruh baya itu memang tidak suka dengan Elise. Menurut Rena, Elise sama sekali tidak cocok dengan putranya. Asal usul gadis itu tidak jelas. Yang dia tau hanya kenyataan bahwa gadis itu seorang yatim piatu yang dibesarkan di sebuah panti asuhan dipinggir kota Jakarta.
Sangat bertolak belakang dengan Putranya yang sangat memiliki kualitas bibit, bobot dan bebet yang sangat bagus.
Elise hanya seorang gadis dengan lulusan SMA swatsa yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan di kantin perusahaan Fernandez Corporation. Dia bertemu dengan Brian dalam sebuah insiden tak terduga yang berujung pada Brian jatuh cinta dan menginginkannya menjadi istri.
Brian dan Elise saling mencintai. Mereka menjalin kasih selama satu tahun. Hingga akhirnya Brian melamar gadis itu dan menikahinya. Walau Rena menentang keras hubungan mereka tapi Brian bersikeras dan menikah secara diam-diam dengan Elise. Dan Rena tak bisa melakukan apapun selain terus memojokkan menantunya itu.
Dan setelah lima tahun pernikahan mereka, Elise sampai saat ini belum juga hamil.
Dan hal itu dimanfaaatkan Rena untuk menekan dan memojokkan Elise. Menuntut Brian untuk menceraikan wanita itu. Hal yang tak akan pernah Brian lakukan, karena dia sangat mencintai istrinya. Tapi dia juga tak bisa terus diam mendengar ibunya memojokkan dan menuntut hal itu dari Elise.
Brian dan Elise sudah melakukan berbagai cara. Mereka juga sudah memeriksakan keadaan mereka ke rumah sakit untuk mengetahui kesuburan mereka masing-masing. Dan ternyata memang Elise memiliki sedikit masalah dengan rahimnya. Yang membuat dia sulit untuk hamil.
Tapi Brian menyembunyikan fakta itu dari Rena. Dia tak ingin ibunya tahu dan menuntut Brian menceraikan Elise.
"Mom, aku yakin Elise akan hamil. Kami hanya perlu berusaha lebih keras lagi."
"Kau selalu saja berkata seperti itu. Tapi apa buktinya? Sudah lima tahun Brian!"
Brian hanya menunduk tak bisa lagi membantah perkataan ibunya. Pria itu masih menyayangi dan menghormati ibunya. Satu kali dia membangkang ibunya dengan nekad menikahi Elise dan kini dia tak mau melakukan hal itu lagi. Baginya Rena dan Elise adalah dua wanita yang paling berarti dalam hidupnya. Dia tak akan bisa memilih satu dari mereka berdua.
"Mommy, sudah ingin menimang cucu Brian. Teman-teman mommy sudah banyak yang memiliki cucu. Dan mommy juga sudah tua. Apa kau mau mommy meninggal tanpa pernah bertemu dengan anakmu?"
"Mom!" Teriak Brian tak suka dengan ucapan Rena barusan. Dia benar-benar tak senang mendengar Rena mengucapkan kata meninggal. Dia sangat menyanyangi perempuan itu.
"Mom, jangan berbicara seperti itu. Mommy pasti bisa menggendong anakku."
"Mangkanya dengerin ucapan Mommy. Kau bercerai dengan Elise."
"Mom!" Brian lagi-lagi berteriak protes. Dia tak mungkin menceraikan Elise. Dia sangat mencintai wanita itu.
"Aku gk mungkin menceraikan Elise, mom. Aku sangat mencintainya."
"Jika kau tak mau menceraikan Elise, maka kau harus menikah lagi."
"Mom," lirih Brian. Dia benar-benar dilema saat ini. Kedua pilihan ibunya sangat memberatkan untuknya. Dia tak mungkin menceraikan Elise, juga tak ingin menikah lagi. Dia tak ingin menyakiti hati istrinya dengan menikahi wanita lain.
Mengerti dilema yang tengah dirasakan oleh suaminya. Elise mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Mom, beri aku waktu lagi. Aku yakin akan segera hamil."
Brian langsung menoleh ke arah Elise. Menatap lekat wajah wanita itu yang tersenyum manis ke arahnya.
"Kau selalu mengatakan hal yang sama. Janji palsu yang sampai saat ini tak pernah kau penuhi. Apa kau tau betapa pentingnya putra Brian dalam keluarga Ferndez ini? Anak itu penerus juga pewaris nama besar Keluarga Fernandez. Dia sangat penting. Jika Brian tak memiliki anak, itu akan memutus garis keturunan keluarga besar ini. Apa kau tidak memikirkan hal itu?!"
Elise memejamkan mata sejenak dan menghirup napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Dia juga tau betapa pentingnya anak Brian. Karena Brian adalah satu-satunya penerus keluarga ini. Brian adalah anak tunggal dan dia tak memiliki saudara lainnya. Tapi keluarga Fernandez adalah keluarga terhormat yang memiliki kekayaan berlimpah. Kekayaan yang tak akan habis tujuh turunan.
Elise membuka kembali matanya dan menguatkan hatinya untuk keputusan yang akan dia ambil ini.
"Beri aku waktu satu tahun lagi, Mom. Aku janji pasti hamil."
"Jika tidak?" Tuntut Rena yang kembali menyudutkan Elise.
"Jika tidak, aku rela Brian menikah lagi dan memiliki istri kedua."
Seketika itu juga Rena berbinar bahagia mendengar ucapan mennatunya itu. Dia tak akan menyinyiakan kesempatan ini.
Brian terkejut dan hendak memprotes keputusan Elise itu. Tapi Rena tak membiarkannya dan langsung berbicara.
"Kau dengar itu Brian. Elise sendiri yang berjanji pada Mommy. Jika dia tidak hamil setelah satu tahun dari hari ini, maka kau harus menikah lagi. Menikah dengan wanita pilihan Mommy."
"Mom, aku tidak akan—"
"Brian, ini adalah keputusan yang tepat. Aku tau kau juga sangat menginginkan seorang bayi. Kita hanya perlu berusaha lebih keras." Elise memotong protes Brian. Dia mencoba membujuk Brian untuk setuju dengan kesepakatan itu.
"Tapi, Elise. Bagaimana jika kau tidak bisa hamil? Aku tak mau menikah lagi. Aku tak mau menduakan dan menyakitimu." Elise mengenggam tangan Brian erat.
"Tuhan pasti akan memberikan kita jalan, Brian."
"Kau hanya punya dua pilihan Broan, menceraikan Elise sekarang atau menerima kesepatakan ini?" Rena kembali menyudutkan anaknya. Dia tak akan menyinyiakan kesempatan ini. Sudah lama dia ingin menikahkan Brian dengan gadis pilihannya, Tiara.
"Baiklah." Dengan berat hati Brian menyetujui kesepakatan itu.
Rena langsung tersenyum cerah. Dan dia menatap Elise dengan seringainya. Dia yakin wanita itu bermasalah. Elise tak akan hamil. Setelah satu tahun dia akan menikahkan Brian dengan Tiara.
Dan setelah Tiara hamil dia akan menyuruh Brian menceraikan wanita itu. Mendepak Elise dari kehidupan Brian juga keluarga besar Fernandez yang terhormat dan terpandang.
Rena langsung pergi dari rumah itu. Dia sudah sangat puas dengan kesepakan ini. Dia harus segera membicarakan hal ini pada Tiara. Gadis yang sangat dia harapkan untuk menjadi menantunya.
"Elise, mengapa kau menjanjikan hal itu pada Mom? Apa kau ingin melihatku menikah lagi?"
"Aku tak akan sanggup, Brian. Tapi aku tak bisa melihatmu yang selalu saja bertengkar dengan Mom karena diriku. Aku juga ingin melihat anakmu. Dia pasti sangat lucu dan tampan sepertimu."
"Tapi, Elise—"
"Brian, aku sangat mencintaimu. Dan aku tau kau juga sangat menginginkan seorang anak. Kita hanya perlu berusaha lebih keras. Lagipula ini lebih baik daripada kau dipaksa untuk mneceraikanku. Aku tak akan bisa hidup jika kita berpisah."
Brian menghembuskan napas pelan. Dan menarik Elise ke dalam pelukannya. Tak dapat dipungkiri jika dia sangat mengharapkan seorang anak. Tapi dia tak ingin membuat Elise bersedih. Dan yang terpenting dia tak ingin kegilangan gadis itu dari hidupnya.
Mungkin apa yang Elise katakan benar. Mereka harus berusaha lebih keras lagi. Mereka akan pergi ke rumah sakit yang ada di singapura untuk pemeriksaan dan mencari cara agar Elise bisa segera hamil sebelum satu tahun.