Semakin lama di rumah sakit jiwa ini, jadi semakin di anggap gila. Meskipun Mahesa tidak sakit jiwa sungguhan, tetapi terkurung di bilik besi dan berpura-pura gila membuat Mahesa stress beneran. Dia berteriak-teriak dan memukul jeruji besi untuk menghilangkan kejenuhannya, 2 orang polisi masih menjaganya sampai sekarang. Mahesa heran mengapa polisi itu tetap bertahan di tempat ini mengawasinya. Mereka seperti tidak ada kerjaan. Mereka bahkan secara bergantian berjaga dan meminta laporan keadaannya secara psikologis. Sepertinya mereka sudah memiliki hasil pemeriksaan, Mahesa hanya depresi, tidak gila. Dia hanya kebanyakan menggunakan zat adiktif yang berbahaya, belum ada laporan, Mahesa menggunakan zat itu kepada orang lain, kecuali dirinya dan almarhum ayah angkatnya tuan Ryoto Tokugawa.
Ketika para polisi itu ingin mengitrogasinya kembali, Mahesa mulai melakukan tindakan tidak warasnya lagi, dia membentur-benturkan kepalanya ke dinding, 4 orang perawat pria terlatih berhasil memasukkan obat penenang ke mulutnya. Hasilnya dia play sampai hari berikutnya.
Ryuzo terus mengawasi Mahesa melalui kamera pengintai. Hampir 1 Minggu dia di tempat itu tidak ada gerakan yang mencurigakan, sampai asisten wanita di rumahnya datang membawakan makanan untuknya. Makanan itu berupa nasi bungkus. Sekilas tidak ada hal-hal yang mencurigakan dengan bungkus nasi berwarna coklat itu, tetapi Zay meminta polisi itu mengambil bekas bungkus makanan itu. Nasi campur yang di bawa asistennya Mahesa itu terdiri 4 lapis. Sungguh aneh sekali memang. Tidak seperti nasi nasi campur biasa yang di bungkus cukup dengan 1 kertas nasi, tetapi nasi itu dibungkus hingga 4 lapis. lapisan terakhir adalah kertas koran berbahasa china. Asisten Mahesa tertawa menyeriingai ketika polisi memintanya membuka bungkus nasi itu dan memeriksanya helai demi helai kertas nasi tersebut. Tidak ada apa-apa. "Ini hanya nasi campur biasa kok om!" kata perempuan itu dengan senyum menggoda. Dia terlihat sangat genit.
"Punya pembantu seperti itu bisa disalahgunakan!" kata petugas polisi itu kepada rekannya. "Maksudmu!" rekannya belum paham. "Kamu tidak lihat cara bicara dan berjalannya, dia memang sengaja ingin digoda!" jelas temannya tadi. "Maksudmu dia menggoda begitu?" tanya lagi. Pria itu menarik nafas kesal. "Kamu ini memang polos atau alim, sih! kata pria itu. Rekannya tertawa. "Wanita itu ingin mengalihkan perhatianmu ke tubuhnya, kamu terkecoh olehnya!" jawab rekannya. "Makdudmu...?" Pria itu baru sadar.dalam hati.
"Kita ambil bungkus nasi itu!"
"Untuk apa?"
"Kamu polisi atau bukan sih?" Itu perintah bos!"
Mereka memang bukan polisi. Dan keduanya tidak mengetahui kalau mereka masing-masing bukan polisi. 2 orang pria itu di pilih Zay untuk menjadi polisi di rumah sakit jiwa itu.
Asisten Mahesa terkejut, polisi menyita bungkus nasi itu sebelum sampai ke tangan Mahesa. "Lalu nasi ini mau ditaruh dimana?" tanyanya kesal. Hilang sudah sikap menggodanya tadi. "Pindahkan ke piring ini!" kata salah seorang polisi palsu itu. Perempuan itu marah. Tetapi lebih marah lagi Mahesa. Dia membuang piring tersebut sehingga berhamburan di lantai. "Pergi...pergi...pergi...!" Mahesa mengamuk. Asisten nya ketakutan dan pergi dari rumah sakit.
.....
Zay mendapatkan kertas koran itu. "Koran berbahasa China sangat langka. Penerbitannya pun terbatas. Kalaupun ada, koran itu pelanggannya hanya kelompok tertentu saja. Apalagi koran ini masih baru!" kata Zay di panggilan video.
"Menurutmu, bagaimana?" tanya Ryozo.
"Koran ini di cetak khusus, alias dibuat dengan sengaja...!"
"Kooran itu palsu!" jawab Ryozo.
'Palsu?"
"Koran itu surat untuk Mahesa!" jawab Ryozo.
" Surat? Mahesa bisa bahasa China?"
"Dia pernah sekolah di Beijing!" jawab Ryozo. Zay mengusap dahinya."Dimana bagian surat penting itu?"
"Periksa bagian iklan pengumuman itu!"
"Aku tak bisa membacanya!"
Ryozo tertawa. "Gunakan ahlinya!"
"Ahlinya...siapa!"
"Tidak usah kamu cari...sudah diterjemahkan oleh Tina!"
"Tina bisa bahasa China?"
"Bukan hanya Tina... Piya juga bisa!"
Zay merasa malu. Dia tidak belajar banyak bahasa.
"Surat itu tentang apa?" tanya Zay penasaran.
"Mereka ingin membeli formula buah iblis milik Mahesa itu!" jelas Ryozo
"Gila!" Zay menepuk jidatnya. Bos besarnya ini lebih cepat tahu dari pada dia. "Jangan rendah diri gitu, kamu keahliannya sangat luar biasa!" puji Ryozo membesarkan hatinya.
"Latih para prajurit khusus itu besok, tugasmu di rumah sakit jiwa akan di gantikan orang lain!"
"Siap!" Zay memberi hormat kepada Ryozo. Dalam hatinya dia penasaran siapa yang menggantikannya di rumah sakit itu!
***
Mahesa sangat sabar, bisa bertahan lama di rumah sakit jiwa itu, ini lebih baik daripada berada di dalam penjara, ia takut Susana akan mendapat siksaan dari para napi. Toh di penjara itu ada penjahat yang dijebloskan ke penjara itu atas tuduhan korupsi di perusahaan. Perusahaan Tokugawa bangkrut karena uangnya dialihkan ke usaha terlarang yang di lakukan Mahesa dan ayah angkat atau suami bibinya, tuan Ryoto. Mereka berdua mempunyai usaha terlarang membuat obat-obatan untuk perangsang dalam bentuk baru, dalam bentuk parfum dan minuman. Selain itu Mahesa juga membuat usaha perjudian dan pelacuran di atas laut dengan kapal laut perusahaan asing dan kapal pesiar.
Tiga tahun yang lalu baru Piya menikah dengan Ryozo alias Ya Lam, dia pernah menyelidiki hal ini, Piya hampir saja korban di jual oleh sindikat penjualan wanita, mereka menculik gadis-gadis muda untuk menjadi wanita penghibur bagi kapal-kapal asing di atas laut. Kebanyakan para wanita yang dijual itu tidak pernah kembali, mereka menjadi pemuas nafsu dan budak nafsu para pria yang kehausan cinta. Setelah mereka bosan dengan wanita itu, wanita-wanita itu di lepas di pulau terpencil dibiarkan hidup sengsara di pulau itu, di buang ke tengah laut atau tetap berada di atas kapal sebagai pembantu, di siksa bahkan di bunuh.
Para penjahat yang pernah menjual Piya tersebut sangat dendam. Mereka inilah yang merusak mobil ayah Piya sehingga mengalami kecelakaan. Mereka juga merampok rumah Fatma. Para penjahat itu telah dimanfaatkan oleh penjahat yang menjadi musuh Ryozo yang sebenarnya.
Para penjahat ini juga bekerjasama dengan Mahesa, mereka ingin mengambil formula itu untuk kepentingan jaringan kejahatan internasional.
Ryozo menyadari kalau Mahesa terlibat kejahatan luar biasa. Bukan sekedar menjadi penjahat kelamin bagi wanita-wanita yang di culik itu bukan hanya dijadikan budak nafsunya saja, lebih dari itu wanita-wanita yang di culik Mahesa adalah kelinci percobaan dari formula iblis itu.
Mahesa sesungguhnya sangat mengerikan.
Zay dan Ryozo tergidik, rupanya mereka menghadapi sindikat internasional. Tentu saja lawan mereka ini bukan penjahat kecil, bukan penjahat biasa. Ryozo harus mempunyai pasukan khusus dan bayangan yang tak terlihat dan terdeteksi manusia biasa. Sayangnya lawannya juga memiliki usaha yang sama.
*****
Sementara itu di Pulau Pusaka, Delima menjadi sangat bersemangat Pasalnya, pelatih ilmu bela diri mereka adalah Zay.. Pemuda tampan asisten tuan Ryozo.
Para rekan sesama pelatihan khusus itu, mulai kesal dengan Delima, gadis itu suka membuat mereka kesal.
"Dia itu sudah manja, lelet, cengeng, lambat mikir, udah gitu dua selalu minta perhatian lagi!" kata Amel yang sekamar dengannya. Fatma tertawa. Dia sudah tahu sifat Delima sejak dulu, itu sebabnya Delima hampir di-D O di fakultas kedokteran.
"Sudah ga usah ribut masalah Delima, kalau dia tidak disiplin, tinggal aja dia...biarin dia latihan sendiri!" kata Tina.
"Nah itu tuh...itu tuh...tujuan dia yang sebenarnya... dia mau latihan sendiri, latihan khusus dengan Zay...dia minta perhatiannya Zay!" kata Anne, dosen muda yang akhirnya berhenti jadi dosen karena masuk rumah sakit jiwa gara-gara Mahesa. Anne sangat sakit hati karena ini, dia sekarang paling bersemangat latihan.
"Teman-teman... maaf ya...tujuan kita latihan di sini bukan sekedar menjadikan terlatih secara fisik saja tetapi juga latihan mental, anggap saja Delima cobaan kesabaran kita dan melatih kekompakan kita, oke!" kata Puji, dia kepala pasukan khusus ini. "Oke!" sahut mereka serempak, mereka berdiri dan melakukan TOS satu sama lain. Delima nongol dia rupanya baru selesai mandi dan sarapan.
"Ada apa sih? kok ga di ajak rapat!" Para wanita itu geleng-geleng kepala.