Memang belum bisa dibuktikan bahwa Ya Lam adalah manusia masa lalu yang mengalami tidur abadi, atau manusia sekarang yang kerasukan roh, atau seseorang yang di anggap ganjil, atau indigo, atau apalah dan lain sebagainya, Piya malas mikir. Yang jelas pria ini tidak bisa merepotkan nya. Paling tidak sekarang Ya Lam dititipkan di rumah sakit jiwa.
Piya sudah memasukkan ke informasi orang hilang di sosmed, sudah 1 minggu belum ada yang ngaku keluarganya. Piya mengambil sidik jari Ya Lam di data base kepolisian, tidak ada data tentang dirinya, sampel darahnya pun sudah di ambil untuk mengetahui DNA nya.
Piya mengutus seorang Mahasiswa yang pandai berbahasa Jepang untuk mewawancarai Ya Lam. Hasilnya, dia seperti belajar sejarah. Hanya ada kisah mengerikan jaman perang, kematian, kesedihan dan ketakutan. Akibatnya Ya Lam mengalami trauma yang mengguncang dirinya. Ratna, mahasiswa itu lari ketakutan.Ya Lam asli gila, kata Ratna ngeri.
Piya menggadaikan satu batangan kecil emas hasil temuannya. Piya terkejut, Piya dapat uang banyak. 175 juta. Mau di apakan uang ini.
Piya membelikan keperluan Ya Lam. Pakaian untuk pria dan kebutuhannya sehari-hari. Piya membayar perawat khusus untuk Ya Lam. Dan guru bahasa Indonesia. Ya Lam dengan mudah belajar beradaptasi.
Dia sudah pandai berbahasa Indonesia. Meski kelihatan cerdas, dia seperti orang jadul yang tak mengerti televisi. Awal menonton TV, Ya Lam memecahkan benda itu. Hantu! Teriaknya. Piya terpaksa mengganti 5 TV baru di rumah sakit itu. Kacau. Untung bukan duitnya sendiri yang keluar. Bisa bangkrut dia.
Dr Fatma, lebih suka menanggung biaya perawatan Ya Lam sampai kapanpun, daripada mengembalikan 2 koin emas itu. Satu keping koin emas itu di hargai kolektor 300 juta. Dr Fatma menyimpan 1 keping untuk koleksinya sendiri. 1 Keping koin yang di jualnya dipergunakan untuk merehab rumah sakit jiwa itu.
Khusus untuk ruang Ya Lam, dr Fatma mengganti kasur baru dan pendingin ruangan, Ya Lam juga di beri makanan yang bernutrisi tiap hari. Ketika melihat para tukang bekerja Ya Lam ikut bekerja dengan senang hati. Dia hanya ingin di bayar dengan kopi hitam dan mie bakso.
Ya Lam tambah semangat bekerja, karena para tukang memberinya makanan jepang dari restoran makanan Jepang.
Setelah selesai bekerja dia berolahraga sendiri.
Ya Lam tersenyum gembira menatap Piya yang menengoknya, "Apa kabar?" sapaanya ramah. Piya tak menjawab sapaannya. Hari ini Ya Lam ganteng sekali. Tidak seperti orang tidak waras. Piya membelikan Burger hot, Ya Lam melahapnya dengan nikmat.
"Hari ini aku mengajakmu jalan-jalan, tapi tanganmu harus di borgol", Ya Lam mengangguk. Ya Lam sudah bisa menerima keadaan dirinya sekarang.
Dr Fatma membuatkan kartu identitas untuk Ya Lam yang harus di bawanya kemanapun.
Kartu identitas yang berisi informasi diri Ya Lam sebagai pasien rumah sakit jiwa.