Hari yang telah di tunggu-tunggu akhirnya tiba juga, ya hari ini adalah hari anniversary pernikahan Hyeon Sik dan Tania yang pertama, sekaligus hari ulang tahun keduanya,
Namun hari ini wajah Tania tampak kurang bersemangat, tidak seperti hari-hari yang sebelumnya, bagaimana tidak, hari ini adalah hari yang bersejarah bagi Tania dan Hyeon Sik, namun saat ini suami tercintanya sedang berada di belahan bumi lain,
Walaupun tepat tadi malam ketika angka di jarum jam menunjukan tepat pukul 12 malam, Hyeon Sik telah meneleponnya lewat panggilan video dan mengucap selamat ulang tahun, juga selamat anniversary pada Tania, tapi tetap saja rasanya berbeda,
Tidak itu saja Hyeon Sik juga mengirimkan berbagai pesan romantis dan juga berbagai buket bunga yang Indah untuk Tania, tapi wanita itu tampak enggan membalas pesan yang Hyeon Sik kirim untuknya,
Selama mengenal Hyeon Sik, Tania sudah terbiasa dengan perilaku lembut dan juga romantis dari suaminya itu, walaupun tingkat mesumnya juga diatas batas normal, tapi Tania tetap bersyukur karna memiliki Hyeon Sik dalam hidupnya,
Akhirnya setelah menyelesaikan ritual mandinya di pagi hari itu, Tania pun berkunjung ke taman mereka, yang sekarang terlihat seperti rumah kaca, karna sejak memasuki musim dingin, taman itu diubah menjadi layaknya rumah kaca, agar terhindar dari salju dan juga agar tanaman yang ditanam disitu tidak mati karna layu,
Tania pun mulai menyirami bunga kesayangannya itu, sambil berbicara layaknya bunga itu adalah sahabatnya sendiri,
"Hai, Rose kamu tampak cantik hari ini" ucap Tania pada bunga mawar putih yang memang terlihat begitu segar dan juga indah itu "Kamu tidak ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukku dan suamiku?"
Tania pun tampak mendesah kala mengingat suaminya sedang tidak berada disisinya kini, "Kamu tahu Rose, ini pertama kalinya Tuan Park membuatku kecewa, mungkin aku terlihat kekanakan karna tidak membalas semua pesan-pesan romantisnya, tapi aku kan hanya menginginkan kehadiran suamiku dihari ulang tahunku ini, bukan itu saja, ini juga hari anniversary pernikahan kami yang pertama, jadi wajar bukan jika aku sedikit kesal padanya,"
Akhirnya karna cuaca sudah semakin dingin Tania pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya, namun saat baru saja ia duduk disofa dan menikmati penghangat ruangan yang memang disetel agak maksimal,
Tania merasakan ada yang salah dengan perutnya, ia pun dengan cepat bergegas menuju kamar mandi, karna ia ingin sekali memuntahkan sesuatu dari perutnya, padahal saat ia muntah tak ada yang benar-benar dimuntahkannya, karna memang pagi ini ia belum mengisi perutnya dengan asupan makanan,
Ketukan di pintu kamarnya, membuat Tania dengan cepat membereskan kekacauan pada dirinya, dan mencuci mulut dan wajahnya yang memang sudah agak pucat saat itu, setelahnya barulah Tania keluar dan bersuara untuk mengijinkan orang yang berada diluar pintu itu untuk masuk,
Dan kemudian masuklah dua orang pelayan wanita yang telah membawa makan pagi Tania, mereka pun mendorong troli makanan tersebut dan mulai menyajikannya di atas meja, tepatnya di depan sofa yang Tania duduki,
Saat salah satu pelayan wanita itu mulai membuka penutup makanan tersebut, Tania mengamati sup rumput laut yang dihidangkan untuknya, karna ternyata sang suami sudah berpesan, pada kepala pelayan untuk menyajikan sup rumput laut untuk ulang tahun istrinya, karna itu merupakan sebuah tradisi bagi warga Korea,
namun saat penutup makanan yang kedua di buka, Tania terlihat mengernyitkan alisnya, karna bau bawang yang menyengat dari soup ayam yang dipesannya pada pelayan mereka tadi malam, sesuatu dalam perut Tania pun kembali melonjak dan ingin dikeluarkan dari mulutnya,
Alhasil Tania langsung berlari kembali ke kamar mandi, untuk kembali memuntahkan isi perutnya, salah satu pelayan pun dengan cekatan mengikuti Tania ke kamar mandi, kala mendengar Nyonya besar mereka tampak kesulitan didalam sana, bahkan suara Tania sedang muntah dapat di dengar mereka dengan jelas,
"Nyonya, Anda tidak apa-apa?" seru pelayan wanita yang usianya terbilang lebih muda dari Tania, "Saya akan panggilkan Dokter Ji untuk memeriksa keadaan Anda, wajah Anda sangat pucat saat ini," ucapnya sambil mengurut tengkuk Tania,
"Entahlah Hye Mi, ini sudah kedua kalinya aku muntah di pagi ini," Jawab Tania walaupun suaranya agak pelan saat itu, "Jangan beritahu suamiku dulu ya, dan yah kau boleh memanggil Dokter Ji untuk memeriksa keadaanku,"
Pelayan itupun menuntun Tania kembali ke sofa setelah ia membantu Tania membersihkan wajah majikannya itu, "Oh iya, bawalah soup ayam itu kembali, tadi aku mual saat mencium aroma bawang dari soup itu," seru Tania pada Hye Mi,
Akhirnya kedua pelayan itupun keluar dan membawa kembali soup ayam yang menjadi pemicu insiden mualnya Tania itu kembali, Selanjutnya Tania pun mulai menyuapkan soup rumput laut itu ke mulutnya, yang sudah ia beri beberapa sendok nasi didalamnya, namun baru 3 suapan ia masukkan ke dalam mulutnya, selera makannya sudah hilang saat itu jua,
Dan 15 menit kemudian masuklah Dokter Ji, yang merupakan dokter keluarga Park Hyeon Sik, di temani oleh Bibi Song, Kepala pelayan mereka di rumah mewah itu,
"Apa yang anda rasakan sebelumnya Nyonya Park" tanya Dokter Ji sambil memeriksa denyut nadi Tania,
"Saya juga nggak tahu Dok, tapi sudah 2 hari belakangan ini, saya merasa lebih sensitif dan gampang sedih, dan di pagi ini saya sudah 2 kali muntah, nafsu makan pun merosot tajam," jelas Aura pada Dokter Wanita yang diperkirakan berumur 40-an itu,
Binar di mata Bibi Song pun terlihat, "Wah Nyonya, tampaknya kita akan segera mendengar berita yang menggembirakan,"
Kedua alis Tania pun terangkat, "Menggembirakan? Maksudnya?"
Dokter Ji pun kembali memeriksa Tania dengan menggunakan alat medisnya, baru setelahnya ia kembali bertanya, "Kapan Nyonya Park terakhir mendapat menstruasi?"
Tania pun langsung melihat aplikasi kalender di ponselnya, "Harusnya 2 minggu lalu saya sudah menstruasi Dok, apa mungkin?" perkataan Tania tak dilanjutkanya, malahan wanita cantik itu langsung memegang perutnya secara refleks,
Dokter Ji pun tersenyum sambil menatap Tania, "Mari kita pastikan dengan tespack ini," ucapnya sambil menyerahkan sebuah kotak yang berisi tes pack digital,
Tania pun langsung menerima test pack tersebut dan langsung menuju ke kamar mandi, ia kemudian mulai mengisi wadah kecil itu untuk menampung air seninya,
Setelahnya Tania mulai membasahi resapan ujung stick tes pack itu dengan air seninya, jantung Tania berdebar sangat kencang saat menunggu hasil dari tes pack tersebut,
Dan saat hasilnya terlihat, mata Tania sudah tampak mengkristal, akhirnya Tania pun keluar dari kamar mandi untuk menunjukan hasil tes pack tersebut pada Dokter Ji.