Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

New Generation of Android

🇮🇩sparklingyellow
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.1k
Views
Synopsis
Mrs. H sosok misterius yang berada di balik kesuksesan Hengkara Group merajai kerajaan bisnis teknologi. Dari tangan terampilnya lah teknologi-teknologi baru muncul salah satunya Android. Banyak yang mengatakan Mrs. H adalah gelar bagi pegawai di Hengkara Group yang bisa membuat penemuan teknologi baru. Tapi ada juga yang membuat spekulasi yang menurut semua orang sangat tidak masuk akal. Mrs. H tidak pernah berubah orang, hanya ada satu Mrs. H di Hengkara Group sejak berdirinya perusahaan tersebut. Pendapat ini dianggap tidak masuk akal karena, Hengkara Group sudah berdiri sejak dua ratus tahun lalu. Tidak ada yang tau siapa sebenernya Mrs. H. Mereka yang mencari tau tidak akan pernah mendapat jawaban, hanya orang berdarah Hengkara saja lah yang memiki kesempatan untuk mengetahui rahasia tersebut. Karna Mrs. H adalah eksistensi yang menjadi pilar dari keluarga Hengkara.
VIEW MORE

Chapter 1 - Penghuni Lantai 009

Candramaya melangkahkan kakinya ke gedung apartemen mewah. Apartemen ini termasuk apartemen elite yang memberikan keamanan tingkat tinggi. Beberapa penjaga keamanan terlihat berjaga di tiap sudut. Yang membedakan kemanan gedung apartemen ini dengan yang lainya adalah di penjaga keamanan gedung. Mereka bukanlah manusia, tetapi sebuah android keluaran Hengkara Group. Perusahaan yang menciptakan teknologi baru yang menjadi pelopor perkembangan teknologi di era modern. Sejak dikenalkan ke publik lima tahun lalu, penjualan Android terbilang cukup baik. Banyak yang memesannya terutama Android bodyguard yang telah teruji kemampuannya dalam melindungi majikannnya.

Tanpa menunggu lagi Candramaya menuju ke lift yang ada di lobby. Beberapa orang terlihat tengah menunggu lift yang akan datang. Ketika lift datang, mereka bergegas masuk menuju lift. Tak lupa mereka menempelkan gelang yang ada dipergelangan tangannya. Gelang ini berfungsi sebagai kunci agar lift dapat bekerja menuju lantai tujuan masing-masing. Selain itu, gelang tersebut juga menjadi kunci untuk membuka pintu apartemen.

"Selamat datang kembali Tuan dan Nyonya. Melon akan segera mengantar Anda ke lantai tujuan masing-masing semoga ada segera bisa beristirahat." suara monoton menyapa mereka ketika para penghuni apartemen memasuki lift. Suara tadi merupakan suara dari kecerdasan buatan yang terinstal di lift apartemen ini, Melon. Ia akan selalu menyapa para penghuni dan memberitahukan jika mereka telah sampai di lantai tujuan mereka.

"Mohon maaf, perjalan Tuan dan Nyonya akan sedikit terhambat karena ada penghuni prioritas di lift ini. Melon akan mengantarkan penghuni prioritas terlebih dahulu. Terima kasih atas perhatiannya."

"Huh? Penghuni prioritas? Sejak kapan ada yang seperti itu? Apa kalian tau itu?" Tanya seorang ibu yang kini tengah menggendong anak anaknya.

"Entahlah Jeng Ana, saya nggak pernah tuh dengar yang begituan." jawab ibu-ibu lain yang ada di sebelahnya. "Melon lantai berapa penghuni prioritas itu?"

"Kosong kosong sembilan." jawab Melon.

"Ini malah semakin membuatku bingung. Apakah ada lantai 009?"

"Lantai sembilan kali."

"Saya juga penghuni lantai sembilan. Tapi nggak pernah tuh Melon menambahkan kosong didepannya."

"Aneh sekali."

Sementara Candramaya yang berada di pojok lift mengerutkan keningnya. "Anak itu kenapa membuat kegaduhan seperti ini. Liat saja akan kuberi pelajaran anak itu nanti." gumam Candramaya.

Ding. "Selamat datang Miss C dilantai kosong kosong sembilan."

Tanpa mempedulikan pembicaraan orang disekitarnya tentang siapa penghuni lantai kosong kosong sembilan itu, Candramaya menglangkahkan kakinya keluar lift. Sebuah pintu terlihat di depan lift tanpa ada pintu lainnya.

Setelah memastikan pintu lift tertutup, Candramaya mengarahkan pandangannya ke kamera pengawas yang terdapat di atas pintu.

"Chery apa kau sudah lupa? Low key, low key. Aku tidak ingin mendapatkan perhatian berlebih. Dan kau malah menuangkan seluruh perhatian orang-orang di lift ke padaku."

Candramaya memandang tajam ke arah kamera pengawas. Tidak ada siapapun yang menjawab ucapan Candramaya. "Jika kau diam saja kau akan kunonaktifkan selama sebulan."

"Ampun Mommy. Jangan nonaktifkan Chery." suara anak kecil tiba tiba terdengar. "Chery hanya menuruti perintah Bella. Ia menyuruh Chery segera membawa Mommy ke rumah."

Candramaya mendecakkan lidah ketika mendengar nama Bella disebut. "Sudah aku duga dia akan bermasalah. Chery suruh Melon untuk memperlakukanku seperti penghuni lainnya di apartemen ini. Jangan membuat diriku mendapatkan perhatian berlebih. Aku tidak suka itu."

"Baik Mommy."

"Sekarang buka pintunya. Akan aku beri pelajaran android satu itu. Sepertinya dia terlalu lama bermalas malasan disini."

"Baik Mommy."

Candramaya bergegas memasuki apartemen di depannya ketika pintu telah terbuka. Warna putih terlihat mendominasi interior apartemen tersebut. Dari kaca apartemen bisa dilihat bahwa ruangan ini merupakan lantai teratas di gedung apartemen ini. Terlihat gedung gedung lain yang ada di sekitarnya. Cahaya matahari menembus kaca dan menerangi ruangan tersebut.

"Dimana Bella?"

"Dia di kamarnya Mommy."

Candramaya melangkahkan kakinya menuju lantai dua, ia berhenti di depan pintu berwarna pink. Tanpa mengetuk pintu Candramaya memasuki kamar didepannya.

Di dalam sana terlihat seorang wanita berkepala dua yang tengah tidur tengkurap di atas ranjang. Di depannya sebuah televisi menayangkan beberapa pemuda tampan yang tengah bernyanyi dan menari. Suara televisi yang tinggi membuat wanita itu tidak mendengar suara pintu yang terbuka.

"Oppa, kenapa kalian tampan sekali. Ah kapan aku bisa datang melihat konser kalian secara langsung. Oppa." ucap wanita tersebut.

"Duh, nenek tua itu kenapa belum datang. Padahal aku sudah menyuruh Chery untuk segera membawanya keatas. Aku ingin cuti. Aku ingin bisa bertemu dengan oppa tampan."

"Siapa yang kau panggil nenek tua?" suara Candramaya yang cukup keras membuat wanita yang kini tidur tengkurap itu langsung duduk dan menghadap ke arah pintu. Raut kaget terpampang jelas di wajah wanita itu.

"Mom, Mommy aku bisa menjelaskannya. Ini tidak seperti yang kau pikirkan Mom."

"Tidak seperti yang aku pikirkan?" Candramaya mengangkat sebelah alisnya memandang dengan tatapan tajam ke arah Bella. "Aku mendengar dengan jelas bahwa kau mengatakan itu."

"Tidak Mommy tidak. Tidak seperti itu Mommy salah dengar." Bella terburu-buru bangkit dari ranjang menuju ke arah Candramaya. Ia memegang erat tangan orang didepannya dengan tatapan memelas. "Sungguh Mom. Aku tidak mengatakan itu. Chery, kenapa kau tidak bilang jika Mommy telah datang? Jika kau mengatakannya dari tadi aku bisa menyambut Mommy di bawah."

Candramaya menyeringai memandangi Bella di depannya. "Kau tidak ingin menyambutku. Kau hanya ingin Chery memberitahumu kedatanganku agar aku tidak akan pernah mendengarmu mengataiku nenek tua. Benar bukan?"

"Tidak Mommy. Bukan seperti itu." Bella terlihat gugup mendengar ucapan Candramaya. Jika ia tidak bisa menangani ini dengan baik naka dirinya akan mendapatkan hukuman.

"Chery, berapa kali dia memanggilku nenek tua dibelakangku?"

"1085 kali selama dua bulan ini Mommy."

"Penghianat kau Chery." Bella menatap tajam ke arah televisi yang kini menampilkan animasi buah Chery yang kini menampilkan senyum kemenangan.

"Bagus, bagus, bagus. Kau sudah berani memanggilku seperti itu. Seperti kau sangat luang sehingga kau bisa memiliki waktu untuk memanggilku dengan sebutan nenek tua. Baiklah kau tadi ingin cuti bukan?"

"Tidak Mommy tidak. Aku tidak ingin cuti masih banyak pekerjaan di Hengkara Group yang belum aku selesaikan."

"Tidak biar itu dilakukan oleh Luna, dia lebih kompeten dari pada dirimu. Akan aku panggil pulang dia. Markas pusat akan ditangani Luna kali ini. Dan kau akan menikmati liburanmu."

"Tidak Mommy. Jangan. Aku masih bisa bekerja di markas pusat. Jangan panggil Luna. Aku tidak butuh cuti sungguh."

Candramaya meletakkan sebelah tangannya di dagu terlihat tengah berpikir. "Hemm... Bagaimana jika cutimu kau habiskan di Pelita Nusantara. Mereka sepertinya kekurangan guru di sana."

"Mommy."

"Sudah kuputuskan kau akan menjadi guru di sana selama tiga tahun."

"No Mommy. Aku mohon aku tidak butuh cuti. Biarkan tetap di markas pusat."

"Kau tau Tiwi dan Rena akan bersekolah di sana tahun ini. Jadi kau awasi mereka." Candramaya tersenyum misterius.

"Aku juga akan ikut bersekolah dengan mereka. Jadi masa cutimu akan lebih menyenangkan."

"Oh Noooo...." Raut horor terpampang di wajah Bella. Jika ia tau akhirnya akan seperti ini Bella tidak akan pernah memanggil orang didepannya ini dengan panggilan nenek tua. Apalagi dengan adanya AI yang suka mengadu a.k.a Chery pasti ini tidak akan berakhir dengan baik. Semoga kedua nona muda akan baik-baik saja jika orang di depannya ini ikut bersekolah disana.

"Chery siapkan identitas baru untukku. Dan panggil Sukma kemari aku ingin berbicara dengannya."

Tanpa mempedulikan Bella yang putus asa dengan keputusannya, Candramaya meninggalkan ruangan tersebut. Masih banyak hal yang perlu ia urus setelah tiga tahun meninggalkan negara ini.