Candramaya tengah membaca laporan di depannya ketika pintu ruangannya terbuka. Seorang wanita yang telihat berusia tiga puluh tahunan itu memasuki ruangan. Candramaya menaruh berkas yang tengah ia baca dan memusatkan pandangannya kepada wanita yang kini memandanginya itu.
"Bunda... Bunda kemana aja sih. Kenapa baru pulang? Selama ini kemana aja?" Rentetan pertanyaan dilontarkan oleh wanita itu.
"Duduklah dulu Sukma. Ada yang perlu kita bicarakan. Chery minta Bella membawakan secangkir coklat panas dan cookies." Candramaya bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Bunda, aku sudah dewasa. Aku tidak mau terus kau perlakukan seperti anak kecil." Rengek Sukma.
"Tapi kau tetap akan menjadi gadis kecilku Sukma. Berapapun umurmu kau masih tetap gadis kecilku. Jika kau memang tidak mau, biar aku yang menikmati coklat panas dan cookies. Kau tau bukan dari semua Android pribadiku aku akui cookies buatan Bella lah yang terbaik. Kau yakin meu melewatkan hal itu?" Candramaya melemparkan tatapan penuh makna kepada Sukma.
"Ah menyebalkan. Bunda selalu seperti itu." Sukma memilih duduk disamping Candramaya. "Bunda aku rindu."
Candramaya mengelus rambut Sukma yang kini tengah memeluknya. "Aku tau. Bunda juga merindukanmu. Bagaimana kabar anak dan cucumu?"
"Baik. Mereka baik. Kapan Bunda mau pulang ke rumah? Ratna dan Indah masih sering menanyakan Bunda."
Candramaya mengela nafas. Ia tau Sukma pasti akan menanyakan hal ini. Sudah 30 tahun ia tidak pulang ke rumah itu.
"Aku tidak bisa kembali ke rumah itu. Kau tau itu kan? Masih ada orang yang mengenal wajahku di sana. Jika mereka memang ingin bertemu denganku, kau bisa atur pertemuannya."
"Mereka sekarang terlihat lebih tua darimu. Ini juga yang ingin aku bicarakan padamu. Sudah saatnya kau keluar dari rumah. Aku bisa membuatkan android yang mirip denganmu untuk mengatur kepergianmu dari rumah itu."
"Tapi Bunda?"
"Aku tau apa yang ingin kau katakan. Kau masih berat meninggalkan anak-anakmu. Tapi Sukma mereka sudah berkeluarga. Lagipula berapa umurmu sekarang? Jangan memancing kecurigaan orang kepada keluarga kita."
Candramaya memandang ke arah kaca yang memeperlihatkan pemandangan gedung bertingkat. Tatapannya seakan menerawang ketempat yang sangat jauh.
"Gen yang aku turunkan kepada kalian semakin lama semakin menipis. Kita tidak akan pernah tau di generasi ke berapa gen itu kan menghilang dan menjadikan mereka manusia normal. Aku tidak ingin cucu-cucuku menjadi target dari orang di luar sana. Aku membangun Hengkara Group untuk tujuan itu. Melindungi mereka. Android yang aku ciptakan setidaknya bisa melindungi mereka untuk saat ini. Tapi jika mereka mengetahui rahasia besar keluarga Hengkara semua bisa kacau."
"Kau sudah tinggal di sana selama tujuh puluh tahun Sukma. Jika kau masih berlama-lama disana yang ada masalah akan menjadi tamu di rumahmu."
"Dan lihat wajah kita yang tetap awet muda. Itu saja sudah memberikan orang-orang perhatian berlebih kepada kita."
Sukma hanya bisa menunduk mendengarkan ucapan Candramaya. Ia tau betul apa yang dimaksudkannya. Keluarga Hengkara adalah keluarga yang spesial. Tidak pernah ada laki-laki yang terlahir di garis keturunan mereka. Semuanya adalah perempuan. Dan semua perempuan di keluarga Hengkara memiliki umur yang panjang. Benar-benar berumur panjang.
Sukma misalnya ia kini terlihat seperti wanita berusia tiga puluh tahun namun sebenarnya berdigit tiga. Dan lebih parah lagi Candramaya ia terlihat seperti remaja belasan tahun namun tidak ada yang tau berapa sebenarnya usianya.
"Jadi segera putuskan kapan kau akan meninggalkan rumah itu."
Sukma hanya mengangguk. "Ya aku tau Bunda. Aku akan membicarakan ini dengan kedua anakku."
"Bulan depan Tiwi dan Rena akan masuk SMA bukan?"
"Ya. Mereka tidak terlalu terpaut jauh usianya. Jadi aku menyuruh ibu mereka untuk memasukkan mereka bersamaan."
"Aku akan ikut bersekolah bersama mereka." Candramaya memandang Sukma yang bersandar di bahunya. "Aku ingin mengawasi mereka. Aku dengar mereka tidak akur akhir-akhir ini."
Mendengar ucapan Candramaya Sukma menduduk. "Maaf Bun, aku tak bisa mendidik cucuku dengan benar. Seorang Hengkara tidak boleh saling bermusuhan. Kita keluarga. Musuh kita adalah orang di luar sana. Tapi aku gagal membuat damai mereka. Kami tidak tau apa yang menyebabkan mereka bertengkar. Yang jelas sudah hampir setahun ini mereka tidak saling bicara. Padahal selama ini mereka akur dan tak terpisahkan. Bunda tau sendiri bukan di SMP mereka kita tidak menempatkan Android untuk mengawasi mereka di kelas. Yang ada hanya Android bodyguard yang berjaga di gerbang sekolah."
Candramaya mengelus rambut Sukma dengan penuh kasih sayang. "Tenanglah. Aku tau ku sudah berusaha dengan baik. Kau tidak akan bisa mengawasi mereka terus menerus. Itu lah alasannya aku ingin bersekolah bersama mereka. Aku ingin tau apa penyebab mereka menjadi seperti ini. Lagi pula mereka belum tau siapa aku bukan? Aku bisa menyamar dengan identitas baru. Dengan begitu akan lebih mudah untuk mengetahui penyebabnya. Kau tidak perlu khawatir. Bella juga akan berada disana."
Bella yang baru saja masuk dengan membawa secangkir cokelat hangat dan cookies itu tiba tiba diam mematung. 'Sudah kuduga. Aku tidak bisa memanggil Mommy dengan panggilan nenek tua. Akhirnya akan buruk seperti ini. Oppa, bersabarlah setelah hukumanku ini berakhir ku akan mebemuimu'