Eliz segera pergi menuju ke ruang operasi dimana Sandra sedang dilakukan tindakan karena pendarahan di rahimnya. Eliz terlihat sangat cemas dan khawatir. Great Ruler sudah kembali normal. Para penyerang sudah pergi dan memilih untuk mundur karena tak berhasil menjatuhkan negara yang terkenal kuat akan kemampuan militernya.
Tiba-tiba Eliz melihat seseorang berlari ke arahnya dengan cemas. Ia adalah Tony, kakaknya. Ia seorang USER dari pasukan T dimana ia seorang Captain sama seperti Rey namun beda penempatan distrik saat penyerangan terjadi. Ia bertugas mengamankan perbatasan di garis terluar Great Ruler di tanah tak bertuan Marema.
Eliz langsung menghampiri dan memeluknya. Ia terlihat bahagia melihat kakaknya, Tony selamat dari penyerangan malam itu. Ia terlihat kacau dan berantakan.
"Kak, apa kau baik-baik saja?" tanya Eliz cemas.
"Yah, jangan khawatir. Oia bagaimana keadaan Sandra? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya ikut cemas.
"Belum tau kak. Dia masih dioperasi. Katanya ia pendarahan." ucap Eliz sedih.
Tony memegang pundaknya erat berusaha meyakinkan adiknya.
"Ia pasti baik-baik saja. Jangan kawatir." ucap Tony tersenyum tipis.
Eliz mengangguk pelan. Tak lama pintu ruang operasi dibuka. Eliz dan Tony langsung datang menghampirinya. Dokter itu menatap Eliz dan Tomy seksama.
"Apakah kalian keluarga dari wanita yang sedang dirawat di dalam?" tanya dokter itu.
"Ya dok. Saya temannya." jawab Eliz mantap.
"Lalu.. apakah Anda suaminya?" tanya dokter itu menunjuk Tony.
Sontak Tony kaget dan langsung menyangkalnya.
"Oh bukan dokter. Saya kakak dari perempuan ini. Dia Eliz. Wanita di dalam itu isteri teman saya, Captain Rey dari pasukan R." ucap Tony menjelaskan.
"Oh, dia isteri captain Rey?" ucap dokter itu kaget.
"Iya. Ada apa dokter?" tanya Eliz curiga.
Dokter itu diam sejenak.
"Aku hanya akan mengatakan hal ini pada captain Rey. Lalu dimana dia sekarang?" tanya dokter itu pada Tony dan Eliz.
"Dia.. mmm.." Tony terbata. Ia terlihat pucat.
"Ada apa Tony. Apa kau mengetahui sesuatu? Sebaiknya cepat kau katakan." ucap Eliz menatapnya seksama.
"Akan aku katakan nanti. Sebaiknya kita fokus menjaga Sandra dan memulihkan kondisinya." Ucap Tony berusaha terlihat normal.
Eliz masih merasa curiga pada kakaknya tapi ia pun menganggukkan kepalanya. Ia yakin bahwa Rey baik-baik saja. Setelah operasi, Sandra dipindahkan ke ruang perawatan. Eliz tetap mendampinginya. Eliz dan Sandra adalah teman lama sejak kecil. Ayah ibu mereka sudah meninggal akibat perang. Eliz kini hidup berdua dengan kakaknya, Tomy.
Ayah dan ibu Sandra dulunya orang militer juga sama seperti orang tua Eliz. Oleh karena itu, mereka tetap mendapatkan fasilitas hunian dan uang pengabdian sebagai hidup Sandra selama ini. Dulunya, Sandra bekerja disebuah butik fashion di kota besar bernama Zalama. Ia pergi setiap hari dari distrik 7 ke distrik 1 dengan kereta listrik yang membentang jauh melewati semua distrik. Hari liburnya hanya minggu saja.
Sandra wanita cantik berambut pirang sebahu. Ia sangat modis dengan tubuh tinggi yang langsing dan kaki jenjang bak model. Ia berdarah campuran Inggris-Amerika. Sorot matanya tajam dan memiliki aksen tegas. Orang-orang banyak berfikir bahwa Sandra salah satu orang militer karena memiliki otot dibagian tubuhnya.
Tapi Sandra selalu menyangkalnya. Ia hanya rajin berolah raga setiap hari seperti ajaran ayah ibunya tapi tak mempelajari kehidupan militer. Orang tuanya tak ingin Sandra terlibat dalam peperangan yang akan membahayakan hidupnya. Sandra pun menuruti keinginan orang tuanya dan memilih kehidupan biasa layaknya gadis-gadis normal.
Ia bertemu Rey pertama kali saat Sandra berkunjung ke rumah Eliz yang hanya beda lantai saja dengannya. Saat itu Rey datang berkunjung menemui Tony, sahabat ditempat mereka dilatih sebagai pasukan militer muda. Rey dan Sandra jatuh cinta pada pandangan pertama.
Mereka pun menikah muda. Sandra berumur 20 tahun dan Rey berumur 23 tahun saat itu. Mereka hidup bahagia di apartment Sandra. Rey masih memiliki apartmennya. Ia juga seorang yatim piatu dan tak memiliki saudara. Kehadiran Sandra menghapus kesendiriannya selama beberapa tahun ini. Ia begitu bahagia bisa menikahi Sandra.
Hingga akhirnya kebahagiaan mereka bertambah saat Rey dipromosikan menjadi seorang Captain pasukan dengan nama Team R, sesuai dengan nama Rey. Temannya Tony pun ikut menjadi Captain sepertinya hanya saja Rey lebih unggul. Rey lebih tangkas dan cerdas.
Rey berwajah tampan dengan rambut sedikit kecoklatan. Memiliki tubuh atletis dan terlihat sangat ramah. Senyumnya pun sangat menawan. Tinggi 180cm dan sangat cerdas.
Oleh karena itu, Presiden Roman sangat mengandalkannya dalam tiap peperangan karena Rey selalu memenangkannya dan seluruh anggotanya pun selamat. Ia sangat dipuja dan dihormati di kalangan militer Great Ruler.
Hanya saja, semenjak menikah, Rey tak mengizinkan Sandra bekerja lagi. Ia ingin Sandra selalu dirumah dan menunggunya pulang dengan senyum menawannya. Sandra pun tak keberatan. Mereka melalui hari-hari bahagia dan romantisme pasangan suami isteri muda dengan penuh kebahagiaan. Hingga akhirnya kabar Sandra hamil pun menjadi kebagiaan terbesar bagi Rey.
Tapi kini kebahagiaan itu harus sirna karena Sandra keguguran. Sandra yang sudah sadar dan mendengar kabar dari dokter itupun menangis sedih. Ia sangat merasa kehilangan, ia takut mengecewakan suaminya. Namun kesedihannya bertambah saat Tony menyampaikan berita buruk untuknya malam itu.
"Sandra, aku benar-benar minta maaf tapi aku memang harus menyampaikan hal ini padamu." ucap Tony gugup.
"Ada apa, Tony?" tanya Sandra ikut cemas.
"Suamimu, Rey. Ia tewas, setelah bertarung dengan serigala mutan itu." ucapnya berusaha setegar mungkin.
Sandra shock saat itu juga. Air matanya langsung menetes tanpa bisa membendungnya. Eliz langsung memeluknya erat. Ia ikut menangis mendengar hal ini. Tony mendongakkan kepalanya menahan air mata kesedihan agar tak ikut menetes di wajahnya. Tubuh Sandra gemetaran tak menyangka lelaki yang sangat dicintainya harus mati mengenaskan demi menyelamatkan warga Great Ruler.
"Bagaimana bisa, Tony? Bagaimana bisa Rey tewas?" ucap Sandra dengan suara serak karena menahan isak tangis di hatinya.
"Ini semua salah Jenderal muda itu! Rey harus berangkat menggantikan tugasnya! Apa kau tahu, Sandra? Jenderal sombong itu berpura-pura sakit. Padahal ia mabuk dan teler di rumahnya setelah pesta pora dengan gadis-gadis malam itu. Ia tak bisa bangun karena sangat mabuk. Jenderal macam apa yang mengabaikan tugasnya hanya karena hawa nafsu dan kepentingan pribadinya, huh?!" pekik Tony lantang penuh dengan emosi meluap-luap.
Hati Sandra makin sakit hati setelah mendengarkan cerita Tony.
"Siapa nama Jenderal itu?" tanya Sandra dengan penuh kebencian.
"Matteo Corza. Ia anak lelaki satu-satunya Presiden Morlan." jawab Tony datar.
Terlihat Sandra menaruh dendam dengan Jenderal muda bernama Matteo itu. Ia menyalahkan dirinya karena membuat suami yang dicintainya meninggal dan keguguran anak pertamanya. Hati Sandra kini menghitam. Ia bersumpah akan membalaskan dendam atas kematian suami dan bayinya.