"Sebuah gelang emas." tulis Qu Tan'er lagi. Setelah menulis, dia langsung meletakkan gelang emas itu ke dalam kotak. "Sebuah giok. Entah berapa nilai barang-barang ini, kalau tidak berharga, aku bisa mati kelaparan di jalanan. Seharusnya tidak, barang-barang ini terlihat indah dan punya harga kok." Qu Tan'er berceloteh sendiri sambil sambil menghitung perhiasannya.
Di malam yang gelap seperti ini memang waktunya melakukan hal penting, namun saat Qu Tan'er menyapu pandangan ke sekeliling, bulu kuduknya tiba-tiba merinding.
"Sepertinya Tuan Besar Qu memperlakukanmu dengan baik. Mas kawinnya semua adalah barang-barang mahal, bahkan perhiasan mutiara seperti itu diberikan lengkap satu set." Tiba-tiba terdengar suara dari belakang.
