"Sudahlah, aku tidak mau menjualnya di sini. Aku cari toko lain saja. Jingxin, yuk pergi." Gila ya, ini barang yang dibawa Mo Liancheng, bagaimana mungkin hanya seharga 100 perak? Penjaga toko itu pikir aku anak ingusan yang mudah ditipu? Pikirnya lagi.
"Tunggu, Nona! Memangnya kamu mau berapa?" Melihat dua gadis itu ingin beranjak pergi, penjaga toko mulai panik.
"Kamu berani kasih harga berapa? Barang ini adalah barang berharga di rumahku dan sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Mana mungkin barang bernilai seperti ini berharga serendah itu? Walaupun bukan terbuat dari emas murni, tapi lihatlah warnanya dan bentuknya. Huft, ya sudah." tutur Qu Tan'er yang menggeleng-geleng kepala sambil melihat pusaka emas itu.
"Begini saja. 200 perak, bagaimana? Kalau kamu masih tidak puas, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kamu bisa menjualnya ke toko lain." tawar penjaga toko sembari menunjukkan 2 jari tangan, dia terpaksa menaikkan harganya dua kali lipat.