Di sisi lain, Mo liancheng tengah duduk di depan meja di ruang belajar, tangannya memegang kuas dan terus bergerak, entah apa yang sedang digambar olehnya. Sementara itu, di bagian bawah ruangan, Mo Jingxuan sedang duduk santai.
"Kakak, aku tidak mengerti kenapa kamu membiarkan kakak ipar di sampingmu." ucap Mo Jingxuan yang memprotes keputusan kakaknya.
"Memangnya tidak boleh?" Mo Liancheng tertawa. Dia terus menggambar, tidak mendongakkan kepalanya sedikit pun. Saat Mo Jingxuan datang pun, dia hanya melihat sekilas lalu melanjutkan gambarnya.
"Apa Kakak mempercayai gadis itu? Dia adalah wanita yang berasal dari kediaman Qu, kamu jangan melupakan fakta kalau Nona Besar Qu adalah selir Pangeran Utama. Kalau kakak ipar adalah utusan mereka, maka kamu pasti akan mendapat masalah."
"Ya, benar."
"Kakak, aku serius. Kamu…"
"Aku juga serius."
"Kalau begitu, kenapa kamu masih melakukannya?" tanya Mo Jingxuan lagi.