Pelayan wanita itu semakin panik. Dia melayangkan pandangan ke arah dinding, lalu tanpa pikir panjang langsung berlari berniat menabrakkan kepalanya.
Jduk!
Kejadian yang sama terulang lagi, tapi perbedaannya adalah, satu orang berniat menabrak dinding dan satu orang lagi berniat menghadang.
"Kenapa kamu harus menabrakkan diri sih?" tanya Qu Tan'er sambil meringis kesakitan. Dia membelai belakang kepalanya yang mungkin benjol. Rasa sakit itu sampai membuat matanya berkunang-kunang. Menolong orang bukanlah hal yang menyenangkan.
"Nona, lain kali biarkan saya saja yang melakukannya." Jingxin memapah Qu Tan'er bangun, lalu membantu menepuk-nepuk debu yang berjatuhan di kepala nonanya.
"..." Qu Tan'er terdiam. Dia juga tidak ingin tapi kakinya melangkah sendiri tanpa mendengar perintah otaknya. Setelah melakukannya, dia baru menyesal kenapa tidak dari awal menyuruh orang lain untuk melakukannya.