"Tan'er, memangnya kamu bisa baik-baik saja melihat kehancuran Kediaman Qu seperti ini?" Qu Jianglin mencoba mengalihkan pembicaraan, tetapi perkataannya tidak masuk akal. Bahkan terkesan sangat tidak berbobot karena Qu Tan'er tidak memikirkan Kediaman Qu di dalam hatinya. Dan pertanyaan retoris darinya terlihat sangat jelas untuk mengabaikan pertanyaan putrinya itu dan mengalihkan topik pembicaraan.
Qu Tan'er bisa memahami itu dengan sangat jelas. Dia tahu bahwa Qu Jianglin sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Hal itu memang sangat wajar, ayahnya datang untuk memohon belas kasihan, tentu saja tidak ingin berbicara tentang masa lalu. Entah apakah pria tua itu benar-benar sangat menyesal sekarang, ataukah merasa kehilangan salah satu bidak caturnya.