Qu Tan'er merasa obat itu sudah disiapkan sejak lama, jadi dia menunda dan tidak langsung meminumnya.
"Menjawab Nyonya Kedelapan, obat ini sangat mudah untuk diracik. Nyonya Kedelapan harus segera meminumnya selagi obatnya masih panas," ujar Tabib Gao.
Melihat Ibu Suri memalingkan pandangannya, Tabib Gao menggigit bibirnya dan berkata dengan suara gemetar. Pangeran Kedelapan memang kejam, tetapi dia tidak akan begitu membahayakan bagi orang-orang yang tidak bersalah apalagi masih kerabatnya. Namun, Ibu Suri berbeda. Jika dia sudah mengatakan sebuah perintah, tidak akan ada yang berani melanggarnya. Bukan hanya pelanggar perintah yang akan diusir dari Istana, tetapi seluruh keluarga sang pelanggar akan dibuang ke jalanan.
Qu Tan'er hanya tersenyum dan berpikir. Bagaimana cara meraciknya? Entah bagaimanapun cara meraciknya, tetap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meracik obat terbaik, pikirnya.