"Duduk yang benar dong, aku tidak akan macam-macam lagi kok."
"Beneran?"
"Jangan sembarangan bergerak. Kalau sembarangan bergerak, jangan salahkan aku bertindak macam-macam," ucap Mo Liancheng sambil menyipitkan matanya seakan-akan berharap Qu Tan'er bergerak. Tubuh mereka saling menempel, rasa sentuhannya sangat terasa. Sekali bergerak, tidak ada yang berani menjamin apa yang akan terjadi pada detik berikutnya.
Hati Qu Tan'er lagi-lagi bergetar tidak seperti biasa, seakan-akan mengerti apa maksud suaminya itu. Saat itu juga, dia menyadari semangkuk kuah yang masih panas terletak di atas meja kecil di sebelah.
Tiba-tiba, Mo Liancheng mengambilnya, kemudian menyerahkannya kepada Qu Tan'er sambil berkata, "Habiskan."
"Apa ini?"
"Sup jahe," jawab Mo Liancheng.
"Oh." Tanpa banyak protes lagi, Qu Tan'er pun menghabiskannya.