"Kamu taruh saja dulu. Nanti akan aku minum," balas Qu Tan'er yang masih berusaha mengelak. Tidak sakit dan terluka, kenapa harus minum obat? Apa pria ini sedang mempermainkanku? Batinnya.
"Ditaruh?" Mo Liancheng menaikkan alisnya.
"Aku janji pasti akan meminumnya nanti," ujar Qu Tan'er sambil mengangguk-anggukan kepala.
"Kalau mau minum, minum sekarang. Kalau tidak, lain kali tidak perlu minum lagi."
Dia dia dia⦠Kenapa suka mengancam orang? Gumam Qu Tan'er yang terdiam sesaat.
"Bagaimana? Sudah pikir baik-baik belum?" Mo Liancheng bertanya dengan sabar.
"Belum. Taruh saja dulu." Qu Tan'er tidak percaya Mo Liancheng akan bertindak seenaknya hanya karena semangkuk obat.
"Kalau tidak mau minum, maka orang yang sudah membuat obat juga tidak diperlukan lagi. Biar tidak repot, obat dan tukang masaknya juga disingkirkan saja."