Selir Lan lantas bertanya dengan nada menyalahkan, "Cheng'er, kenapa tidak mengabarkan dulu kalau mau datang?"
"Nenek dan Ibunda membawa istriku masuk Istana juga tidak mengabarkan saya terlebih dahulu," ujar Mo Liancheng tanpa berbasa-basi.
"Cheng'er?!" Selir Lan tampak kaget.
Perlindungan dari Mo Liancheng tidak membuat Qu Tan'er merasa senang, dia malah semakin deg-degan. Apa pria ini tidak tahu bahwa perkataannya hanya akan membuat nasibku akan semakin buruk? Pikirnya.
Wajah Ibu Suri merengut sedikit, namun segera kembali menghangat. "Kalau sudah datang, temanilah nenek nikmati bunga."
"Nenek, Anda melihat bunga ini setiap hari, belum bosan juga?" tanya Mo Liancheng dengan dingin.
"Kamu tidak mau menemani nenek jalan-jalan ya?"
"Tidak mau," jawab Mo Liancheng dengan singkat, dia tidak memberi muka sama sekali untuk Ibu Suri.