Saat ke luar sudah terlihat meja dengan masakan-masakan enak yang tersaji, tidak lupa ada sebotol arak yang disiapkan. Mo Liancheng tidak menurunkan Qu Tan'er dan malah membiarkannya duduk di pangkuannya membuat mereka tampak sangat mesra. Tangannya menyangga pinggul istrinya dan tangan satunya menuang arak untuk diminum. Baru saja dia membunuh orang, namun baginya terasa hanya seperti menginjak seekor semut.
Qu Tan'er mengerutkan kening dan tampak merenung, namun apa yang sedang dipikirkannya sulit ditebak. Mo Liancheng menyumpit sesuap sayur, kemudian menyodorkan pada istrinya. Gadis itu pun kaget, namun tetap membuka mulut dan melahap sayur tersebut.ย
Melihat Qu Tan'er tidak menolak, ekspresi Mo Liancheng pun menghangat, lalu dia berkata, "Berjanji lah kepadaku, jangan keluar dari kediaman bila tidak ada urusan penting."