Mo Jingxuan menangkap pergelangan tangan Mo Fengyang, lalu berkata dengan dingin, "Fengyang, cukup sampai di sini. Kakak kedelapan sudah marah, apa kamu sudah buta? Selama beberapa tahun ini, apa kamu pernah melihatnya murka? Apa kamu cari mati?"
Mo Fengyang tertegun dan membatu di tempat. Mo Jingxuan tidak memedulikannya lagi, kemudian berbalik badan ke arah rumah Xue. Kenapa kakak kedelapan menggendong kakak ipar? Sepertinya kakak ipar terluka, pikirnya dalam hati.
"Kalian…"
Pembicaraan yang terjadi barusan tentu saja terdengar jelas oleh Qu Tan'er. Dengan tatapan mencela, dia sibuk bergumam sendiri, "Gadis zaman purba benar-benar tidak tahu malu. Selingkuhan saja bisa bertindak terang-terangan. Berani-beraninya dia merebut lelaki di hadapanku? Aku kan berstatus Istri Pangeran. Mo Liancheng ini produk yang sudah terjamin kualitasnya…" Ups, merasa telah salah mendeskripsikan, dia lantas tidak bersuara lagi.