"Ranjang ini milikku, kamu tidur di lantai saja. Aku tidak ingin menjadi egois seperti ini, tapi aku memerlukannya. Saat aku menarikmu keluar dari kolam air panas, kakiku terkilir. Jadi, demi membalas budi, kamu jangan berebut ranjang denganku," ucap Qu Tan'er sambil beranjak dari kursi, kemudian berjalan terpincang-pincang menuju ranjang dan berbaring di atasnya dengan nyaman.
"Kamu terluka? Kenapa tidak bilang dari tadi?!" ujar Mo Liancheng yang mengerutkan keningnya dengan cemas. Pantas saja gadis itu duduk terus di sana dan tidak bergerak, pikirnya.
"..." Qu Tan'er mendelik ke arah Mo Liancheng sekilas, kemudian berkata, "Pangeran, kamu yang tidak bertanya."
Detik berikutnya, Mo Liancheng sudah duduk di kaki ranjang dan memeriksa pergelangan kaki Qu Tan'er yang tampak sangat bengkak. "Bodoh!" ucapnya. Tiba-tiba, dia memeluk istrinya dan membawanya pergi dari ranjang, serta mengambil selimut.