Detik itu juga, Qu Tan'er akhirnya mengerti apa yang terjadi. Dari atas, dasar jurang terlihat sangat dalam karena berasap. Ternyata asap yang dikiranya kabut itu adalah asap dari kolam air panas. Dan lagi, ini bukanlah jurang karena tidak tinggi sama sekali. Sial! Cara maniak seperti ini memang hanya bisa dipikirkan oleh Mo Liancheng! Batinnya.
"Kalau begitu aku lepaskan ya."
"Lalu?"
"Lalu, aku akan lepaskan tangan juga," ucap Qu Tan'er.
"Lepaskan tanganmu yang mencengkeram dahan pohon..."
Apa yang dikatakan Mo Liancheng belum tentu akan didengar Qu Tan'er. Dia dengan tega melepas suaminya terlebih dahulu, kemudian melepas pegangan pada dahan pohon itu. Namun, itu tidak berarti suaminya tidak bisa menangkapnya. Skenario yang disusun ternyata tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Bruk! Byar!