Dalam sekejap, harapan Qu Tan'er melambung tinggi. Adegan macam apa ini? Batinnya. Dia mengamati sekelompok pembunuh ini, kemudian menoleh ke arah Mo Liancheng. Sepertinya ada yang tidak beres, sangat tidak beres.
Pemimpin tersebut berteriak kembali dengan galak, "Aku kasih kalian kesempatan, tapi kalian malah membuangnya."
Qu Tan'er memajukan bibirnya dengan kesal, kemudian berceletuk, "Hari sudah mulai gelap nih, kalau sudah gelap kalian akan kesulitan mencari jalan pulang. Oh ya, titip salam untuk Pangeran Pertama sekeluarga…" Dia tidak melanjutkan perkataannya karena Mo Liancheng melihatnya sambil mengangkat alis.
Pangeran Pertama sekeluarga… Sepertinya termasuk Mo Liancheng juga. Aduh! Salah! Sekarang aku kan juga punya status istri Pangeran Kedelapan, gumam Qu Tan'er yang panik.