Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Qu Tan'er sudah ditarik bangun dan keluar dengan tergesa-gesa. Kejadian mencekam yang terjadi di rumah Xue terasa seperti mimpi saja karena tidak ada satu pun sisa-sisa yang membekas, bahkan setetes darah pun tidak tersisa.
Satu jam kemudian…
Qu Tan'er sudah duduk manis di atas kereta kuda, pandangan matanya menyapu ke arah Mo Liancheng, Yuhao dan Shixue, lalu Jingxin. Ekspresi tidak puas muncul jelas di wajah. Suaminya bilang kalau mereka akan pergi keluar kota dan hanya membawa sedikit orang, sepertinya bukan untuk mengurus sesuatu, tapi untuk berjalan-jalan.
"Nona, untuk apa kita keluar?" tanya Jingxin dengan suara kecil.
"Aku juga ingin tahu," jawab Qu Tan'er dengan bibir yang mengerucut.
"Pangeran tidak bilang apa-apa?"
"Dia tidak bilang."
"Nona tidak bertanya?" tanya Jingxin sekali lagi.
"Bertanya juga akan sia-sia."
