Walaupun Qu Tan'er tidak suka cara Mo Liancheng memata-matainya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kamu pikir aku mengutus orang untuk memata-matai dirimu?" Mo Liancheng bukannya menjawab, tapi malah bertanya balik.
Qu Tan'er mengerutkan kening, kemudian menjawab, "Itu urusanmu."
"Bagaimana kalau itu hanya kebetulan saja?"
"Wah, sungguh sangat kebetulan..." Pria itu pikir aku bocah tiga tahun yang bodoh? Semua hal yang dibilang kebetulan hanya terjadi di layar kaca televisi! Pikir Qu Tan'er. Dirinya tidak akan mempercayai alasan yang disebutkan oleh Mo Liancheng.
Seperti Mo Yihuai yang tiba-tiba muncul dan menyelamatkannya, kereta kuda yang menerjang itu mungkin saja siasat sang Pangeran Pertama itu. Orang-orang zaman kuno ini pikir aku idiot yang mudah dibodohi? Kalau saja punya kesempatan, aku akan membalas dendam kepada mereka. Setelah balas dendam, baru pulang ke abad 21! Batin Qu Tan'er lagi.