"Apa maksudmu?" Qu Tan'er tidak mengerti.
Mo Liancheng melayangkan pandangan ke arah yang tidak jauh darinya, kemudian memberinya petunjuk yang lebih dari jelas. "Karena kamu, ibu mertuaku sepertinya harus menerima akibatnya."
Qu Tan'er tersentak dan langsung paham maksud perkataan Mo Liancheng. Dia melihat ke arah yang ditunjuk oleh suaminya, dilihatnya Qu Pan'er dan Nyonya Kesembilan di sudut rumah.
"Kenapa? Kamu marah?" tanya Mo Liancheng yang belum kunjung melepas gandengannya.
"Setidaknya, aku merasa tidak senang." Awas saja, Qu Pan'er. Dendam selama dua tahun ini akhirnya bisa aku balas hari ini, gumam Qu Tan'er dalam hati. Kebetulan sekali, dia sempat kebingungan mencari alasan untuk membawa ibunya keluar dari kediaman Qu. Sepertinya, hari ini ada kesempatan untuk mengeluarkan Nyonya Kesembilan, namun dia berpikir apa Mo Liancheng akan membantunya atau tidak karena sepertinya akan sulit.