Qu Tan'er tidak memedulikan Mo Fengyang di belakang karena tengah memperhatikan Mo Liancheng dengan wajah serius. Sementara suaminya yang duduk itu sempat terkesiap karena perubahan sikapnya, namun dengan cepat dia tersadar dan mengatakan, "Terserah kamu saja."
"Kak Liancheng, tadi…"
"Pangeran ingin aku yang pikirkan? Tapi, aku tidak tahu Ayahanda suka apa, bagaimana kalau Pangeran saja yang tentukan?" Qu Tan'er sebenarnya sudah ingin muntah darah. Dia tidak mau membuang-buang waktu untuk memikirkan hadiah yang akan diberikan pada Qu Jianglian. Bagaimana mau memberikan hadia, dia begitu miskin dan kini harus membantu Mo Liancheng menjadi tameng Mo Fengyang.
"Oh?" Mo Liancheng tertawa.
"Kak Lian…"