"Kakak ipar, sepertinya sapaanmu terlalu banyak." Sudut bibir Mo Jingxuan bergerak-gerak, seperti sedang menahan tawa. Bahkan Mo Liancheng yang biasanya tenang juga mengerutkan sudut bibirnya.
"Ya, itu bonus tambahan. Apa Puteri Kesembilan Belas masih ada urusan lain?" tanya Qu Tan'er dengan riang. Melihat Mo Fengyang tidak menjawab, dia pun meneruskan langkahnya.
"Apa saya bilang kamu boleh pergi?" Mo Fengyang lagi-lagi menjulurkan tangannya untuk menghalangi Qu Tan'er.
"Ada apa?"
"Berhenti!" perintah Mo Fengyang.
"Kenapa? Fengyang ingin menyapa istriku juga?" Mo Liancheng akhirnya membuka mulut untuk menyelamatkan Qu Tan'er.
"Kak Liancheng, dia…"
"Jangan lupa kalau dia adalah istriku, kakak iparmu." Mo Liancheng mengernyitkan alisnya dan memotong perkataan Mo Fengyang dengan dingin.