Detik berikutnya Mo Liancheng pun menjawab sambil tertawa pelan, "Kalau aku tidak salah ingat, bukankah kita semalaman terus bersama? Apa kamu lupa?" Perkataannya memang seperti kenyataan yang terjadi, namun mengandung maksud yang bisa membuat orang lain salah paham.
"Oh iya, Tan'er tidak mungkin lupa. Sampai-sampai Tan'er kelelahan sekarang," tukas Qu Tan'er yang berusaha memaksakan dirinya tertawa. Sialan! berani-beraninya dia? Jurus apapun yang pria busuk itu keluarkan tentu akan aku ladeni. Siapa takut? Kalau dia mau memamerkan kemesraan, maka aku akan semakin membumbuinya, batinnya.
Wajah Mo Yihuai lantas berubah masam, sementara kedua tangannya mengepal erat seakan-akan sedang menahan amarah. Percakapan sepasang suami istri di depannya ini biasa-biasa saja, namun sanggup membuat hatinya terasa seperti ditusuk jarum. Gadis di depannya ini, dulu hatinya…
"Adik dan adik ipar sungguh mesra ya."