Di depan meja duduk sepasang suami istri. Sang suami mengangkat kuasnya untuk menggambar, sementara sang istri yang duduk di sampingnya sedang mengaduk tinta dengan anggun. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Mo Yihuai menatap keduanya dengan dingin, namun dia dengan segera mengubahnya.
"Kakak pertama sudah datang ya..." ujar Mo Liancheng sambil mendongakkan kepalanya. Dia tersenyum kepada orang yang sedang berdiri di depan pintu, lalu menatap Yuhao sekilas.
"Tan'er memberi hormat kepada Pangeran Pertama." Qu Tan'er ikut bersuara sesaat setelah Mo Liancheng menyambut Mo Yihuai. Hanya saja, dia tidak seperti biasanya, duduk dengan santai dan tidak berdiri untuk memberi hormat. Mo Liancheng si pria sialan itu telah 'memindahkan' berat tubuh pada dirinya, sehingga dia tidak bisa bergerak sesenti pun.
Apa aku harus bergembira karena pria itu akhirnya mempercayaiku atau malah merasa apes karena telah terlibat dalam urusan mereka? batin Qu Tan'er.