Sejak awal, Mo Liancheng selalu mengira bahwa Qu Tan'er masuk ke kediaman ini dengan motif lain. Dia bahkan juga pernah berniat untuk membunuhnya. Kalau dari awal sudah tidak ada kepercayaan, maka waktu setelahnya akan sangat sulit sekali membangun kepercayaan di antara mereka. Kecuali jika terjadi satu hal besar yang dapat mengubah rasa curiga itu.
Sampai sekarang, Qu Tan'er tidak melakukan satupun hal yang mencurigakan. Namun, dia tidak pernah berpikir Mo Liancheng bisa memercayai dirinya.
"Coba tebak saja, kakak ipar. Siapa yang akan menduduki posisi itu?" Mo Jingxuan tidak mau melepaskannya begitu saja dan bersikeras ingin Qu Tan'er menyebut satu nama.
"Yang pasti bukan kamu," ujar Qu Tan'er yang sembarangan menjawab.
"Pasti bukan dia." Mo Liancheng memandang istrinya sekilas, lalu melanjutkan gambarnya. Dia tidak melanjutkan pertanyaannya lagi, sepertinya topik pembicaraan itu berakhir begitu saja.