"Tunggu, aku benar-benar ingin membicarakan sesuatu. Lagi pula aku sudah membantumu memakai jubah dan mencuci muka, paling tidak dengarkanlah perkataanku sebentar." Setelah mempermainkan dan menyuruh-nyuruh diriku, apa Mo Liancheng belum cukup keterlaluan? batinnnya. Qu Tan'er menghampirinya dengan wajah kesal, lalu angan kecilnya menahan pintu agar suaminya itu tidak bisa membukanya.
"Ada apa?" Mo Liancheng menatap Qu Tan'er.
"Sebenarnya hanya masalah kecil, kamu…"
"Kalau hanya masalah kecil, berarti tidak perlu buru-buru dibicarakan sekarang."
"Tunggu, aku belum selesai berbicara," kata Qu Tan'er yang kini menghadang dan menghalangi pintu.
"Aku tidak pernah mengulangi perkataanku."
"Aku juga tidak akan mengulangi perkataanku," ujar Qu Tan'er