Dua gadis itu pun kembali ke rumah Xue dan menutup pintu rapat-rapat. Kemudian, Qu Tan'er langsung mengeluarkan unek-unek dan sumpah serapah dari mulutnya, "Jingxin, menurutmu, apa pria berengsek itu sengaja melarangku keluar? Sungguh keparat! Apa sih maunya? Apa dia mau mengurungku di sini?"
"Nona, minumlah teh ini dan tenangkan diri dulu," ujar Jingxin yang dengan cepat menyodorkan segelas teh. Qu Tan'er menyambar gelas teh itu dan langsung menghabiskannya dalam sekali tegukan.
"Nona, Anda pasti sudah lapar. Makanlah sedikit kue untuk mengisi perut." Jingxin mengangkat sepiring kue dan menawarkannya kepada Qu Tan'er. Dia juga tidak menolak dan dengan sigap segera melahap sebuah kue, lalu bersandar di kursi. Hanya saja, sedetik setelah bersandar, alisnya langsung berkerut.
"Jingxin, cepat ambilkan salep."
"Ada apa, Nona?"