"Aku boleh bilang nggak mau, tidak? Lagi pula, kamu bukan tipeku. Aku tidak mau tinggal di sini, aku masih mau mencari pria di luar kediaman ini, mencari cinta sejati, lalu menikah dan punya anak," kata Qu Tan'er sambil menggelengkan kepalanya sekuat tenaga. Dia takut Mo Liancheng akan langsung menariknya masuk ke kamar untuk bercinta. Daripada memberinya harapan palsu, jadi dia lebih baik menolak dengan terus terang.
"Menurutmu aku bagaimana?" Mo Liancheng malah bertanya sambil tersenyum. Dia tidak memedulikan penolakan Qu Tan'er sama sekali.
"Kamu sangat baik." Baik sekali sampai aku ingin kabur, sambung Qu Tan'er dalam hati.
"Kalau begitu, kenapa aku tidak boleh menjadi cinta sejatimu?"
"Sifat kita tidak cocok."
"Oh ya?"
"Iya, sifat tidak cocok dan hobi juga tidak sama. Sampai mati pun kita tidak akan coco," jawab Qu Tan'er dengan serius.
"Tapi aku merasa kita cocok. Kamu ikut aku saja, bagaimana?"