Chapter 82 - Bab 81

Ketika sosok itu semakin dekat, rasa takutku seketika digantikan oleh rasa lega karena aku mengenali siapa orang itu.

"Ayah?" seruku dengan gembira.

Ivan tersenyum. "Hai Rosanne."

Begitu Sigmund melepaskan lenganku, aku berlari ke arah ayahku dan langsung menghamburkan diri ke dalam pelukannya. Ayah segera memelukku balik.

"Ayah, ayah seharusnya masih ada di aula pernikahan bertarung melawan para vampir sekarang, kan? Jadi apa yang ayah lakukan di hutan ini? Dan bagaimana Ayah bisa tahu kalau aku ada di sini?" aku bertanya dengan penasaran setelah kami melepaskan pelukan kami.

"Ya, ayah ada di sana, tapi kemudian diam-diam ayah pergi mencarimu. Dan ayah bisa tahu kalau kamu ada  di hutan ini karena vampir itu menyuruh ayah untuk bertemu denganmu di sini," jawab ayahku, menggerakkan kepalanya ke arah Sigmund.

"Sigmund?" kataku tak percaya.

Ayahku mengangguk sebagai jawaban.

Aku mendekati Sigmund lagi.

"Aku tidak percaya ini, Sigmund. Aku tahu kau sangat setia pada kakekku. Jadi kenapa kamu membantu aku sekarang?" aku bertanya karena penasaran.

Sigmund memandang ayahku sebentar sebelum dia kembali menatapku.

"Aku melakukan ini untuk ibumu," ujarnya.

"Apa maksudmu?" tanyaku, tidak mengerti.

"Ayahku menghabiskan seluruh hidupnya bekerja sebagai pengawal pribadi raja vampir. Ketika ayahku terbunuh, Raja Bellamy-lah yang merawatku," ucap Sigmund.

Dia berhenti sejenak, lalu mulai berbicara lagi, "Putri Claribelle dan aku tumbuh bersama sebagai saudara. Seiring berjalannya waktu, kami saling jatuh cinta dan memutuskan untuk berkencan tanpa sepengetahuan Raja Bellamy. Selama bertahun-tahun, Claribelle dan aku merahasiakan hubungan kami. Selama ini, Raja Bellamy menganggap aku sebagai saudara laki-laki Claribelle dan kami hanya tidak ingin mengecewakannya jika dia tahu tentang cinta 'terlarang' kami."

Fakta bahwa ibuku dan Sigmund dulunya adalah sepasang kekasih mengejutkanku. Jika Sigmund adalah pria yang dulu dicintai ibuku, itu akan menjelaskan mengapa Pangeran Maximilian dan Sigmund selalu bertengkar. Maximilian dan Sigmund mencintai wanita yang sama, ibuku. Maximilian membenci Sigmund karena ibuku lebih memilih Sigmund daripada dia. Sementara itu, Sigmund membenci Maximilian karena dia adalah mate ibuku yang sebenarnya. Meskipun pada akhirnya mereka berdua sama-sama tidak bisa mendapatkan ibuku, tetapi mereka masih tidak bisa mengakhiri permusuhan mereka sampai sekarang.

Sigmund melanjutkan, "Ketika kami akhirnya dapat mengumpulkan keberanian untuk memberitahu Raja Bellamy tentang kebenaran hubungan kami, Claribelle tiba-tiba bertemu dengan matenya yang sesungguhnya, Pangeran Maximilian. Pada saat itu, Pangeran Maximilian dan ayahnya sedang mengunjungi Clanbella untuk bertemu dengan teman lama Raja Ignatius yang kebetulan adalah Raja Bellamy. Kedua raja itu sangat senang mengetahui bahwa anak-anak mereka berjodoh. Mereka lantas segera mengumumkan pernikahan putri dan putra mereka kepada rakyat Clanbella dan Ambersky."

"Tapi Claribelle menentang pernikahan itu. Dalam keadaan marah, Claribelle mengungkapkan kebenaran tentang hubungan kami kepada Raja Bellamy. Dan kemudian, dia menolak matenya sendiri di depan semua orang. Raja Ignatius sangat marah mengetahui putranya telah dipermalukan di depan begitu banyak orang dan akhirnya memutuskan untuk memutuskan semua hubungan dengan Raja Bellamy dan Kerajaan Clanbella sebelum membawa pulang Maximilian yang patah hati."

Mendengar bahwa Maximilian telah dipermalukan oleh ibuku seperti itu, aku tidak bisa menahan rasa kasihan padanya. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan ibuku karena dia juga pantas mengejar kebahagiaannya sendiri. Aku hanya berharap Maximilian bisa menemukan seorang wanita yang bisa membuatnya bahagia.

Sigmund melanjutkan ceritanya, "Raja Bellamy sangat marah dengan Putri Claribelle karena mempermalukan kerajaan Clanbella dan memutuskan persahabatannya dengan Raja Ignatius. Dan dia menyalahkan aku atas sikap buruk Putri Claribelle dan memutuskan untuk menghukumku. Tapi Claribelle membelaku dan menyalahkan dirinya sendiri. Akhirnya, Raja Bellamy mengasingkan Putri Claribelle ke dunia manusia sebagai hukuman. Dia berharap dengan memisahkan Claribelle dan aku, dia akhirnya akan melupakanku."

"Ibuku rupanya dulu sangat mencintai Sigmund sampai dia rela mengorbankan hidupnya sendiri untuk Sigmund," pikirku.

"Keinginan Raja Bellamy menjadi kenyataan. Setelah menghabiskan hampir seratus tahun di dunia manusia, Claribelle akhirnya dapat melupakanku. Tapi alih-alih menerima Pangeran Maximilian sebagai matenya seperti yang diharapkan Raja Bellamy, Claribelle lebih memilih untuk menikahi seorang manusia, ayahmu." Sigmund mengarahkan kepalanya ke arah ayahku yang berdiri beberapa meter dari kami.

"Aku merasa sangat sedih mengetahui bahwa Claribelle memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dan lebih memilih bersama dengan manusia itu daripada aku. Tetapi aku akhirnya menerima keputusannya demi kebahagiaannya. Aku sangat mencintai Claribelle, dan bagiku, kebahagiaannya lebih penting daripada apapun di dunia ini." Kesedihan terlukis di wajah Sigmund ketika dia menceritakan hal itu kepadaku.

Aku sangat tersentuh oleh cinta sejati Sigmund untuk ibuku. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa menemukan seseorang yang akan mencintaiku tanpa syarat sama seperti Sigmund mencintai ibuku.

"Sudah saatnya kau dan ayahmu pergi, Putri. Kalian tidak punya banyak waktu," ujar Sigmund.

"Bagaimana denganmu?" tanyaku.

"Aku akan tetap tinggal di sini," jawabnya.

"Tapi Sigmund, kamu akan dipandang sebagai pengkhianat jika kakekku tahu bahwa kamu telah membantuku melarikan diri. Dan dia pasti akan membunuhmu untuk apa yang telah kamu lakukan," kataku cemas.

"Tidak, dia tidak akan membunuhku," kata Sigmund dengan penuh percaya diri.

"Apakah kamu bercanda? Jika dia bisa membunuh darah dagingnya sendiri tanpa berpikir dua kali, dia pasti bisa membunuhmu juga, Sigmund," aku memarahinya, tetapi Sigmund tidak mengatakan apa-apa.

"Kamu sebaiknya pergi bersama kami, Sigmund. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu," saranku.

"Ya, Rosanne benar," ayahku setuju, "kau bisa ikut dengan kami jika kau mau."

"Tidak, Putri. Aku tidak bisa pergi denganmu. Clanbella adalah rumahku dan aku tidak ingin meninggalkannya," kata Sigmund dengan keras kepala.

"Aku tidak bisa membiarkanmu mati karena aku, Sigmund. Jadi tolong, kamu harus ikut dengan kami!" aku memohon.

"Berapa kali aku harus memberitahumu bahwa Raja Bellamy tidak akan membunuhku, Putri? Dia mungkin akan menghukumku dengan berat karena mengkhianatinya, tetapi aku pastikan bahwa dia tidak dapat membunuhku," dia meyakinkan aku.

"Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Raja Bellamy tidak menunjukkan belas kasihan kepada putrinya sendiri, dan aku yakin dia tidak akan mengampuni kamu juga jika dia mengetahui tentang pengkhianatanmu," seruku.

Sigmund menghela nafas dan kemudian bertanya, "Ingat ketika aku mengatakan ayahku bekerja sebagai pengawal pribadi raja sepanjang hidupnya?"

Aku mengangguk. "Ya, jadi?"

"Ketika aku masih kecil, kerajaan Clanbella diserang oleh beberapa vampir jahat. Ratu vampir, istri Raja Bellamy terbunuh dalam serangan itu. Raja Bellamy dan Putri Claribelle bisa mati juga jika itu bukan karena ayahku. Dia menyelamatkan raja dan putri vampir dari para penjahat, tetapi dengan mengorbankan nyawanya sendiri."

"Aku sangat menyesal mendengarnya, Sigmund," ucapku penuh simpati.

"Tidak apa-apa," kata Sigmund dengan sebuah senyuman sedih.

Sigmund melanjutkan, "Raja Bellamy merasa sangat berhutang budi kepada ayahku karena menyelamatkan nyawanya dan putrinya. Dia kemudian bersumpah di depan rakyatnya bahwa dia akan membesarkan aku seperti putranya sendiri dan melindungiku dengan nyawanya, dan dia juga tidak akan membiarkan apapun terjadi padaku."

"Tapi Raja Bellamy tidak bisa dipercaya, Sigmund. Bagaimana jika dia melanggar janjinya?" aku bertanya dengan khawatir.

"Seorang raja tidak pernah melanggar sumpahnya, Putri. Percayalah padaku!" kata Sigmund dengan sangat yakin.

Aku memandangi ayahku dan dia mengangguk tanda setuju.

Sebenarnya, aku masih tidak percaya dengan Sigmund. Tetapi aku tidak ingin berdebat dengannya lagi. Sigmund mengenal kakekku lebih baik dariku. Dan aku berharap dia benar tentang Raja Bellamy yang tidak akan membunuhnya, kalau tidak, aku akan merasa sangat bersalah.

Aku memeluk Sigmund dan berbisik, "Terima kasih, Sigmund."

"Sama-sama, Tuan Putri," jawabnya sambil memelukku kembali.

Setelah kami melepaskan pelukan masing-masing, ayahku mendekati kami dan menepuk punggung Sigmund. "Terima kasih banyak atas bantuanmu, Sigmund. Jika Claribelle ada di sini bersama kita sekarang, dia juga pasti akan sangat berterima kasih atas apa yang telah kau lakukan untuk putri kami."

"Tidak masalah," kata Sigmund, "Aku melakukan segalanya untuk Claribelle. Putri Mirabelle adalah— "

"Rosanne," potong ayahku, "Nama putriku adalah Rosanne, Rosangela Grandville."

"Rosangela Grandville. Ya, itulah namaku sekarang," batinku.

"Maaf, maksudku Rosangela," Sigmund mengoreksi, "Rosangela adalah bagian penting dalam kehidupan Claribelle. Aku yakin Claribelle akan senang mengetahui bahwa putrinya aman dan sehat bersama ayahnya."

"Ya aku tahu. Claribelle pasti sangat bangga padamu, Sigmund," ujar ayahku dengan tulus.

Sigmund memberinya sebuah senyuman simpul sebagai balasan.

"Ayo, Rosanne!" Ayahku memegang tanganku dan hendak menarikku ke depan, tetapi aku menahannya.

"Tunggu, Ayah!" kataku.

"Bisakah kita bertemu lagi suatu hari nanti?" tanyaku pada Sigmund.

"Kuharap begitu," jawabnya sambil tersenyum.

"Selamat tinggal, Sigmund." Aku melambaikan tangan padanya sebelum aku dan ayahku pergi.