Chereads / Rosangela: The Half-Blood Princess / Chapter 69 - Chapter 68

Chapter 69 - Chapter 68

Pria yang memelukku berbisik di telingaku, "Tenang, Tuan Putri! Jangan takut! Ini saya Jasper. Saya tidak akan menyakiti Anda."

"Jasper, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" pintaku.

"Maaf, tidak bisa, Putri," katanya, memelukku lebih dekat ke dadanya.

Aku meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Jasper, tetapi dia malah mengencangkan genggamannya.

"Ayah, tolong aku!" aku berteriak sekali lagi.

Ivan melirik ke belakang melalui bahunya, dan terkejut ketika dia melihatku ada dalam pelukan Jasper. Dia mencoba mendekati kami, tetapi dua vampir muncul lagi ke arahnya, menghalangi jalannya. Ayahku menyerang vampir-vampir itu, berhasil menjatuhkan mereka ke tanah. Setelah itu, Ayah berlari ke arahku dan Jasper. Tetapi sebelum dia bisa mendekati kami, Jasper memindahkanku dan dia ke tempat lain.

Dalam sekejap mata, kami sudah berada di samping Raja Bellamy. Jasper menurunkanku dan menyerahkanku pada sang raja vampir.

"Terima kasih, Jasper. Kamu melakukan pekerjaan ini dengan baik," kata Raja Bellamy sambil tersenyum dengan puas.

"Dengan senang hati, Yang Mulia," jawab Jasper. Tanpa mengatakan apapun lagi, dia menghilang begitu saja.

"Aku akan membunuhmu jika bertemu lagi denganmu, Jasper," gerutuku dalam hati.

Aku mencoba untuk menjauh dari kakekku, tetapi dia memegang erat-erat lenganku.

"Tidak!" serunya sambil menggelengkan kepala.

Aku tahu aku tidak akan pernah bisa menang melawan sang raja vampir, jadi aku berhenti meronta.

Aku mengedarkan pandanganku di sekitar halaman depan kediaman para manusia serigala yang baru saja berubah menjadi medan perang. Aku menemukan Alpha Wolfgang dan Randolph bertarung melawan beberapa vampir dalam wujud serigala mereka. Sementara itu, Ivan berdiri di depan pintu depan. Dia melihat ke sekelilingnya, mencoba menemukan keberadaanku.

Aku berjuang untuk membebaskan diri dari cengkeraman Raja Bellamy, mencoba untuk mencapai ayahku. Tapi sang raja mengencangkan genggamannya di lenganku.

Aku melambai-lambaikan lenganku yang bebas dan berteriak untuk menarik perhatian ayahku, "Ayah, aku disini."

Ivan menoleh ke arahku. Begitu matanya mendarat padaku, dia berlari dengan cepat ke arah kami. Tapi jalannya dihadang oleh beberapa vampir.

"Sigmund, bawa Mirabelle ke mobil sekarang!" perintah Raja Bellamy sembari mendorongku ke arah Sigmund.

"Baik, Yang Mulia," jawab Sigmund.

"Ayo, Putri!" Sigmund menarikku ke depan.

"Tidak!" Aku menancapkan kakiku ke tanah, menolak untuk pergi bersamanya.

Sigmund menghela nafas dengan frustrasi. Tiba-tiba, dia melingkarkan lengannya di pinggangku dan melemparkanku ke atas bahunya. Akhirnya, dia mulai berjalan menjauh dari medan perang.

"Turunkan aku! Sigmund, turunkan aku sekarang!" Aku menjerit sambil memukul-mukul punggungnya dan menendang-nendang pahanya.

Sigmund tampaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh tindakanku. Dia terus berjalan sambil menggendongku di atas bahunya seperti sekarung kentang.

Dalam beberapa menit, kami berhenti di depan sebuah mobil hitam yang telah menunggu kami. Seorang vampir mendekati kami dan membukakan pintu belakang.

Sigmund melemparkan aku ke dalam mobil, dan naik setelah aku. Vampir yang tadi menutup pintu dan kemudian dia masuk ke kursi pengemudi.

Aku menarik gagang pintu dengan panik, tetapi ternyata pintunya terkunci. Berbalik, aku menggedor jendela belakang.

"Ayah, tolong aku! KELUARKAN aku dari sini!"aku berteriak sekencang-kencangnya.

"Hentikan, Putri! Yang Mulia akan marah jika dia mengetahui apa yang kamu lakukan pada mobilnya," Sigmund memperingatkanku.

Aku mengabaikannya dan terus mengayunkan tinjuku ke jendela belakang.

"Ayah, tolong aku!"aku berteriak.

Tapi ayahku tidak bisa menyelamatkanku karena dia masih sibuk bertarung melawan para vampir yang menghalangi jalannya.

Tiba-tiba, Raja Bellamy mendekati mobil. Dia membuka pintu penumpang yang ada di depan  dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Jalankan mobilnya!" perintahnya.

Sang supir menganggukkan kepalanya dan segera menyalakan mesin mobil.

Ketika mobil mulai menjauh, aku melihat ayahku berlari mengejar kami seraya meneriakkan namaku, "Rosanne!"

Aku berteriak balik, "Ayah!"

Sebelum dia bisa lebih dekat dengan kami, dua vampir maju ke  depan dan meraih tangannya, menahan ayahku agar tidak mengejar mobil kami.

"Aku akan datang untukmu, Rosanne! Aku berjanji. Tunggu aku!" Ivan bersumpah saat dia berjuang melawan para vampir itu.

"Aku percaya padamu, Ayah," gumamku sampil meletakkan telapak tanganku di kaca jendela. Aku terus memperhatikan Ivan yang kini bertarungdalam bentuk serigalanya melawan para vampir sampai dia tidak terlihat lagi.

"Apa yang ingin Anda lakukan pada para manusia serigala itu, Yang Mulia?" Pertanyaan Sigmund menarik perhatianku sehingga membuat aku membalikkan badan, menunggu jawabandari sang raja dengan khawatir.

Raja Bellamy berbalik menghadap kami di kursi belakang, dan akhirnya menjawab dengan sebuah seringaian di wajahnya, "Aku ingin menghabisi mereka semua."

"Tidak, Kakek. Tolong jangan bunuh mereka! Aku mohon kepadamu," aku memohon dengan air mata yang berlinang.

"Jika kamu ingin aku mengampuni mereka, kamu harus melupakan ide bodohmu untuk tinggal bersama ayahmu yang seorang manusia serigalaitu! Apakah kamu mengerti, Mirabelle?" Raja Bellamy berkata dengan tegas.

Aku menganggukkan kepala dan berbisik, "Iya."

"Iya apa?" bentak sang raja.

"Iya, Kakek. Aku tidak ingin tinggal bersama ayahku lagi. Aku hanya ingin tinggal bersamamu," aku berbicara lebih keras.

"Gadis pintar!" Raja Bellamy berkata sambil tersenyum dengan puas.

"Tapi kamu harus berjanji padaku untuk tidak melukai mereka, Kakek!" tuntutku.

"Aku tidak bisa berjanji bahwa mereka tidak akan terluka, Mirabelle. Tetapi aku pastikan padamu bahwa aku tidak akan membiarkan anak buahku membunuh mereka," katanya sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke jalanan di depan kami.

Aku bersandar di kursiku dan menangis dalam diam. Aku berdoa semoga ayahku, Randolph, dan Alpha Adolph Wolfgang akan baik-baik saja. Dan aku berharap Raja Bellamy menepati janjinya untuk tidak membunuh mereka.