Selepas sarapan, mereka bertiga menyuruh aku menunggu di ruang tamu sementara mereka naik ke lantai atas.
Ketiga orang itu mengatakan hanya setelah mereka kembali ke sini, baru aku akan diizinkan pulang. Jadi aku tidak punya pilihan selain menunggu mereka dengan sabar.
Duduk di sofa, aku menyandarkan kepalaku ke sandaran kepala. Sudah lebih dari setengah jam sejak ketiga orang itu pergi, tetapi mereka belum juga kembali. Bosan, aku mulai menyenandungkan lagu favoritku dengan lembut.
Beberapa menit kemudian, akhirnya, aku mendengar suara langkah kaki di tangga dan semakin dekat. Saat aku melihat Alpha Adolph, Ivan, dan Randolph berjalan melewati pintu, aku berdiri.
"Ini! Aku telah memasukkan gaun pesta, sepatu, dan perhiasanmu di tas punggung ini." Alpha Adolph Wolfgang memberiku ransel kecil berwarna merah.
"Terima kasih," ucapku.
"Kamu sebaiknya memakai sepatu ini. Akan tidak nyaman jadinya jika kamu harus memakai sepatu hak tinggi." Randolph meletakkan sepasang sepatu berhak datar warna biru di lantai di depanku.
"Oke." Aku segera melepas sandal dan mengenakan sepatu yang diberikan Randolph kepadaku.
"Dan pakai jaket ini juga! Di luar mulai dingin." Ivan memberiku jaket denim.
"Baiklah." Aku mengenakan jaket dan akhirnya menggendong ransel di punggungku.
"Oke, aku siap pergi sekarang," kataku.
"Kamu yakin ingin kembali ke kerajaan vampir, Rosanne?" tanya Ivan. Kecemasan terlukis di wajahnya.
"Sejujurnya, tidak, aku tidak ingin kembali ke sana," aku menjawab dalam hati, "Tapi lalu kemana aku harus pergi? Aku di Romania sekarang. Sangat jauh dari rumahku. Bahkan jika aku berhasil kembali ke London, aku tidak dapat kembali ke rumah orang tua angkatku. Aku tidak ingin membahayakan mereka."
"Tentu saja," aku berbohong.
"Kau tahu, kamu bisa tinggal di sini bersama kami jika kamu mau. Kamu tidak harus kembali ke kerajaan vampir," Ivan menawarkan dengan tulus.
"Tidak, aku tidak ingin tinggal di rumah yang penuh dengan orang asing. Aku lebih suka untuk kembali ke kerajaan vampir dan tinggal bersama kakekku," aku menolak.
Aku tidak tahu mengapa Ivan terlihat sedih dan kecewa dengan penolakanku.
"Baiklah. Jika kamu benar-benar ingin kembali ke kerajaan vampir, kami menghargai keputusanmu," ujar Alpha Adolph.
"Bolehkah aku pergi sekarang?" tanyaku.
"Tentu saja," jawab beliau, "Ayo, aku akan mengantarmu ke pintu!"
Alpha Adolph Wolfgang, Ivan, dan Randolph akhirnya mengantarku ke pintu depan.
"Kamu bebas pergi sekarang," Alpha Adolph membuka kunci pintu, menampilkan jalan setapak dengan pepohonan di kedua sisinya.
"Terima kasih untuk semuanya. Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi. Selamat tinggal," ucapku.
Tanpa menunggu tanggapan mereka, aku buru-buru keluar dari rumah itu.
"Rosanne, tunggu!" Alpha Adolph berteriak padaku.
Aku berhenti berjalan dan membalikkan badan dengan marah. "Ada apa lagi?"
"Apakah kamu tahu jalan untuk kembali ke kerajaan vampir?" tanya Alpha Adolph lagi.
"Dia benar. Aku benar-benar tidak tahu di mana aku sekarang. Jadi aku tidak tahu bagaimana aku bisa kembali ke kerajaan vampir," pikirku.
"Bisakah kalian memberitahuku cara untuk kembali ke kerajaan vampir?" pintaku.
Sebelum Alpha Adolph bisa memberiku arahan, Ivan berkata terlebih dahulu, "Itu terlalu jauh untuk berjalan. Aku akan mengantarkanmu dengan mobil."
"Tidak, terima kasih," aku menolak, "aku bisa pulang sendiri."
"Jangan konyol! Itu terlalu jauh," Randolph membentakku.
"Sejauh apa jaraknya dengan kerajaan vampir dari sini?" tanyaku.
"Kerajaan vampir berjarak dua jam dari sini," jawab Alpha Adolph.
"Oke, hanya dua jam saja. Aku pikir aku masih bisa berjalan ke sana," batinku.
"Dengan mobil," Randolph menambahkan dengan sebuah seringaian.
"Apa?" Mataku membelalak karena terkejut.
"Iya," timpal Ivan, "Jadi itu berarti akan butuh berjam-jam untuk sampai ke sana jika kamu berjalan kaki."
Aku menelan ludah. "Apakah ada jalan pintas untuk ke sana?"
Alpha Adolph menggelengkan kepalanya. "Sayang sekali tidak ada jalan pintasnya, Rosanne."
"Sungguh beruntungnya aku!" pikirku secara ironis.
"Jadi, apakah kamu masih ingin berjalan ke sana, Rosanne?" Randolph mengejekku.
"Baiklah. Kau bisa mengantarku ke kerajaan vampir, Ivan. Namun itu bukan karena aku ingin pergi denganmu, tetapi karena aku tidak punya pilihan lain."
"Oke. Ayo pergi!" Ivan mengeluarkan kunci dari sakunya dan mulai berjalan menuju mobil yang diparkir di depan rumah.
Aku mengikutinya ke mobil.
Ivan membuka pintu penumpang yang di depan. Segera setelah aku masuk ke dalam mobil, dia menutup pintu. Setelah itu, Ivan berjalan mengitari mobil, dan akhirnya masuk ke kursi pengemudi. Tanpa membuang waktu, Ivan memasukkan kunci ke kontak kunci dan menyalakan mesin.
"Sampai jumpa, Rosanne." Randolph melambaikan tangannya kepadaku ketika mobilyang kami tumpangi mulai menjauh.