Rasa kesal dan kecewa masih besar terhadap Adnan, sebenarnya dia ingin langsung mendampratnya. Namun, diurungkannya karena semua itu hanya akan membuatnya semakin terluka.
Binar merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari melihat ke langit-langit kamarnya. Terbayang kembali adegan di mana Adnan merangkul wanita itu dengan lembut dan tersenyum.
Sungguh sakit hatinya, dia pikir Adnan hanya akan bersikap seperti itu padanya seorang. Namun, semua itu hanya penilaiannya saja.
Terdengar suara langkah kaki dari luar dan berhenti di depan pintu kamar. Binar yakin itu adalah Adnan, dia langsung menutupi tubuhnya dengan selimut dan memejamkan kedua matanya.
Pintu kamar terbuka, Adnan masuk dan mendapati istrinya sudah tertidur. Dia mendekat melihat jam yang melingkar di tangannya.
Dia berpikir apakah Binar sudah meminum obatnya atau belum. Dilihatnya tempat obat di atas nakas masih ada obat yang belum diminum oleh Binar.