"Apa kakimu masih sakit?" Binar bertanya pada Adnan yang masih memeluk ya dari belakang.
"Tidak terlalu," jawabnya sembari merekatkan pelukannya.
"Sudah gelap, ayo masuk!" ujar Binar sembari mengelus-elus tangan Adnan dengan lembut.
Adnan melepaskan kedua tangannya, membalikkan tubuh Binar sehingga dia bisa melihat dengan jelas wanita yang sudah bersedia menemaninya hingga akhir.
Tatapannya begitu lembut, inilah tatapan yang dirindukan Binar selama beberapa hari ini. Akhirnya dia sudah kembali dan bisa merasakan kehangatan ini.
"Aku lapar," kata Binar yang memecah keheningan.
Adnan tersenyum lalu berkata, "Kita makan malam di dalam kamar, ya?"
Binar mengangguk, dia masih terasa lelah sehingga malas untuk keluar dari kamar. Secara rumah ini sangat luas dan membutuhkan waktu dari kamar Adnan menuju ruang makan.
Dia melangkah memasuki kamar tetapi Binar menghentikan langkahnya. Karena melihat Adnan yang masih berada di belakang dan tidak bergerak sama sekali.