Malam semakin larut, Binar masih memikirkan bagaimana caranya untuk membuat harapan Sovia bisa tercapai. Dia akan berusaha memenuhi semua keinginan terakhir dari sahabatnya itu.
"Sayang, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Adnan sembari duduk di atas sofa.
"Alan dan Sonia," jawab Binar singkat.
Binar beranjak dari kursi di depan meja riasnya lalu berjalan mendekat pada Adnan. Dia duduk tepat di samping suaminya itu, sembari terus memikirkan tentang Sonia.
"Sayang, bagaimana menurutmu? Apakah pernikahan mereka kita percepat saja," usul Binar pada Adnan.
"Tidak bisa karena Tuan Abimanyu sudah menetapkan dua hari lagi. Sekarang yang harus kita tanya adalah mereka berdua," jawab Adnan sembari mengoleskan obat pada ujung bibirnya yang terluka akibat pukulan Alan.
Apa yang dikatakan oleh Adnan benar, semua sudah ditetapkan oleh Tuan Abimanyu. Binar pun hanya bisa menunggu keputusan dari Alan dan Sonia, dia berharap jika mereka berdua dapat menerima semua ini.