Degup jantungnya kembali berdetak meski terasa lemah. Terlihat kelegaan di wajah Alan, paling tidak dia masih memiliki secercah harapan.
"Bangunlah, Sayang ... jangan menghukum aku dengan hal seperti ini. Apakah kamu benar-benar ingin mengingkari janji padaku? Janji di mana kamu akan menerima sehidup semati denganku? Janji di mana kita bisa membina keluarga dan memiliki putra-putri yang cantik dan tampan."
Alan terus saja menagih janji Sovia, agar wanita yang sedang terbaring di atas ranjang itu bangun lalu menepati janjinya. Dia pun berjanji pada dirinya untuk selalu melindunginya dan tidak akan pernah terjadi hal seperti ini lagi.
Di luar ruangan ada seorang ayah yang sedang menunggu kesadaran putrinya. Dia tidak menyadari jika ada seorang wanita muda sedang berjalan mendekatinya.
"Apa yang terjadi pada, Sovia?" tanya wanita itu pada Tuan Abimanyu.