Semua mata tertuju pada seorang gadis yang baru saja tiba dan meminta maaf karena sudah mengganggu acara makan siang. Binar melihat gadis itu dan dia mengingat gadis itu.
"Kamu ...," Binar berkata tanpa melanjutkan perkataannya.
Gadis itu terkejut saat melihat Binar dan yang lainnya, dia teringat akan kejadian malam itu. Namun, dengan cepat dia bisa mengubah raut wajahnya.
"Nadira, sini duduk. Kita makan siang bersama!" Ibu berkata sembari menyuruh menyuruhnya untuk duduk.
"Maafkan saya Bu, lebih baik menunggu hingga semuanya selesai makan siang dan menunggu di gazebo saja," ucap Nadira dengan sopan.
"Duduklah, Sayang ...," perintah ayah dengan penekanan seraya tidak ingin ada lagi bantahan.
Nadira pun terpaksa duduk dan itu adalah tepat di samping Arganta. Dia hanya diam, tidak banyak bicara meski di samping dirinya ada calon yang akan menjadi suaminya.