Setelah persahabatan kami terbentuk.
Aku, Wulan, Indy, dan Caca berangkat untuk berkuliah seperti biasanya dengan angkot.
Setelah sampai di universitas kami belajar di kelas masing - masing.
Bel pulang berbunyi. Caca dan Indy harus mengikuti tes wawancara. Jadi mereka akan pulang lebih lama dari biasanya.
Aku dan Wulan pulang bersama. Namun karena ongkos kami habis, kami harus berjalan kaki.
Tiba - tiba derai hujan turun, langit menangis dengan syahdu, dan petir bergemuruh di mana - mana.
Sejauh mata memandang ada sekelompok laki - laki dari sekolah lain ingin menjahili kami.
"Hai cantik mau kemana ? kita antarkan yuk " rayu salah satu dari mereka.
Mereka mulai mendekat, tiba - tiba Rayhan datang menolong.
"Hai kalian jangan mengganggu mereka ! " seru Rayhan bagai satria berkuda hitam.
"Jangan sok jagoan lu, serangggg ! " Teriak mereka
Mereka bertikai, satu persatu melawan Rayhan, dan pada akhirnya Rayhan yang menang. Ternyata dahulu ia atlet silat provinsi Jawa Barat.
"Kamu gak kenapa - kenapa kan ? " Tanya Rayhan dengan matanya yang terlihat cemas.
"Gak kenapa - kenapa kok " Jawab ku
"Ehemmm . . Cie . . Cie . . Jadi nyamuk nih " ledek Wulan
" Apa sih ! " seru ku dan Rayhan berbarengan.
karena khawatir Rayhan mengantar ku dan Wulan pulang, untuk memastikan aku selamat sampai rumah.
Aku menyuguhkan secangkir teh dan menyuruhnya untuk mengganti baju untuk menghangatkan tubuhnya yang terguyur hujan.