Partner in crime, sebuah hubungan yang mereka jalani. Hanya sebatas sahabat tapi terkadang melebihi kekasih. Chakra adalah moodboster Lova, selalu jadi tempat bercerita saat dia senang, sandaran saat dia bersedih. Chakra selalu mengusahakan bahwa apapun keadaannya, dia harus bisa berada di samping Lova saat gadis itu membutuhkannya. Pria itu selalu menyediakan bahu untuk tempat bersandar, jari untuk menghapus airmatanya, dan tangan yang senantiasa menggenggamnya kemanapun mereka pergi.
Bagi Chakra, Lova memiliki tempat tersendiri di hatinya. Bukan sebatas sahabat namun juga bukan sebagai kekasih. Meskipun banyak orang yang bilang hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan itu tidak lepas dari yang namanya love and lust….
***********
"Hari Minggu nih! Kita jalan-jalan yuk! Bosen gue di rumah," ujar Chakra di sela makan.
Setelah sembuh, Chakra kembali merecoki Lova. Cowok itu seperti biasanya numpang sarapan di rumah Lova. Kebetulan sekali orangtua Lova sedang tidak ada sehinga sarapan pagi ini ia yang masak.
"Gue pengen beli novel di Gramed. Gue mau baca novelnya Dan Brown yang series kemarin. Novel terakhirnya lo yang hilangin 'kan? Lo lempar ke rumah di sebelah karena kesal sama anjingnya yang terus menggonggong," omel Lova pada Chakra.
"Hahahaha, iya lupa ganti. Ya habis gue kesel, Bi, waktu itu. Gue lagi asyik main game tapi karena anjingnya terus berisik gue jadi kalah," ceriwis Chakra curhat kejadian beberapa minggu yang lalu.
"Halah, lo aja yang nggak jago main game. Skill kurang tapi nyalahin anjing tetangga," cibir Lova.
"Enak aja! Gue itu jago main game. Konsentrasi gue pecah karena teriak anjing-anjing itu," celoteh Chakra tak mau kalah.
"Ya, ya, ya, terserah lo aja."
Chakra haya mendengkus melihat respon Lova. Cowok itu segera melanjutkan acara sarapannya dengan lahap.
*****
Selama kurang lebih 30 menit Chakra dan Lova keliling Mall. Niatnya untuk ke Gramedia terhalang sebentar saat Lova melewati beberapa toko. Mereka sempat mampir untuk melihat-lihat.
"Dasar cewe! Niatnya mau beli buku, tapi malah kecantol yang lain," celoteh Chakra menatap dua kantung belanjaan milik Lova. Dua paperbag yang berisi baju dan juga sepatu. Cewek memang suka laper mata kalau sudah melihat sesuatu yang lucu dan berbau diskonan.
Lova hanya tersenyum lebar saat Chakra menyindirnya. "Sekali-kali nggak apa-apa kali, Chak, mumpung lagi diskon tadi. Gue 'kan jarang ke Mall."
"Iya, iya. Ya udah, sekarang kita ke Gramed aja yuk! Ntar keburu makan siang," ajak Chakra.
"Yuk!" Lova menarik lengan Chakra dan mengajaknya ke Gramedia untuk membeli seri novel kesayangannya.
Lova melihat berbagai jenis buku yanga di Gramed, mulai dari buku biografi, buku motivasi, bisnis, sejarah, masak, komik sampai novel. Ia memang pecinta buku, banyak koleksi buku yang ia miliki di rumah.
Chakra hanya mengikuti kemana perginya Lova. Ia sendiri tidak begitu tertarik dengan buku. Membaca buku pelajaran saja ia malas apalagi baca novel-novel tebal seperti milik Lova.
Sudah sekita 30 menit mereka masuk ke Gramedia dan Chakra mulai bosan.
"Bi, gue ke foodcourt duluan deh. Haus banget," oceh Chakra saat Lova tengah melihat-lihat di deretan novel.
"Ya udah iya." Lova mengijinkan Chakra untuk pergi.
"Serius? Lo nggak apa-apa sendirian?"
"Iya, daripada lo mati bosan nungguin gue. Sekalian lo cari tempat. Foodcourt suka penuh kalau pas jam makan siang," ujar Lova.
"Oke, deh. Gue cabut dulu." Chakra sempat mengusap-usap rambut Lova sebelum pergi.
Setelah perginya Chakra, Lova kembali fokus pada deretan novel yang tertata rapi di rak dan juga meja yang telah tersedia. Ada banyak sekali novel dengan pengarang-pengarang yang ia ketahui.
Saat Lova tengah asyik melihat-lihat novel terjemahan kesukaannya. Tak sengaja tangannya menyentuh novel yang juga tengah disentuh oleh seseorang. Lova langsung menengok orang itu dan ternyata dia Naka.
"Hai, Va," sapa Naka tersenyum menyapa Lova.
"Hai, Ka," sapa balik Naka.
Kenapa nggak panggil 'Lov' lagi sih?
"Sama siapa?" tanya Naka sambil melihat ke sekitar.
"Tadi sih sama Chakra, cuma karena gue terlalu fokus milih novel dan dia bosan. Dia ijin ke foodcourt duluan. Rencananya setelah beli novel, gue bakalan nyusuk dia ke foodcourt," ucap Lova menjelaskan. "Lo sendiri sama siapa?" imbuhnya kemudian. Gantian melihat ke sekitar Naka.
"Gue sendirian, lagi pengen beli novelnya Dan Brown. Akhir-akhir ini gue sering baca novel karya dia." Naka tersenyum tipis.
"Seriesnya dia? Wah, gue juga lagi baca itu. Sebenernya udah baca berkali-kali sih, gue suka banget sama novel karangan Dan Brown," celoteh Lova semangat.
"Wah, berarti lo punya koleksi novelnya dia dong?" tanya Naka.
"Iya, series lengkap dan beberapa novel lainnya."
"Gue boleh dong pinjem."
"Boleh-boleh, asal lo bayar pajak pinjemnya. Sehari cuma bayar pakai es krim," celoteh Lova bercanda.
Naka tertawa kecil mendengar candaan Lova barusan. "Kalau itu gampang."
Mereka akhirnya berkeliling Gramedia bersama. Mencari novel-novel terjemahan lainnya dan jugamengobrol banyak hal tentang novel. Ternyata hobi mereka sama, membaca novel. Sesekali mereka juga membahas tetang film karena ternyata mereka beruda suka nonton film. Lova keceplosan mengajak Naka nonton film bersama dan dengan santainya Naka mengiyakan ajakan tersebut. Lova senang sekali tentu saja.
Di sisi lain, Chakra tengah makan es krim bersama seseorang. Tadi mereka tidak sengaja bertemu saat antri di depan penjual es krim dan memutuskan untuk makan bersama sembari menunggu kedatangan Lova.
"Lo sering jalan-jalan sendirian ya?" tanya Chakra pada gadis yang duduk di depannya.
"Iya, kalau lagi gabut di rumah tapi pengen sendirian," sahut gadis itu sembari mengaduk-aduk es krim miliknya.
"Lova sering cerita tentang le ke gue."
"Oh, ya? Cerita apaan? Nggak yang aneh-aneh, 'kan?"
"Enggak kok. Justru dia cerita tentang betapa kagumnya dia sama lo. Lo dapat beasiswa di sekolah, 'kan? Selalu dapat nilai tinggi pas tes. Ujian semester kemarin juga dapat peringkat 1 dan bahkan masuk 10 besar rangking paralel. Hebat lo!" seru Chakra tersenyum bangga.
"Hahaha, yaah, berkat usaha gue. Semua orang juga bisa kalau mereka mau berusaha," ucap gadis itu tersenyum tipis. "Gue jomblo sih, jadi malam minggu nggak ada yang apel atau ngajakin jalan. Gue punya waktu bebas buat belajar," imbuhnya bercanda.
"Hahaha, makanya cari pacar dong. Biar bisa belajar bareng," canda Chakra.
"Chakra!" seru Lova dari kejauhan. Gadis itu mendekati meja milik Chakra setelah mencari ke sekeliling foodcourt. Naka berjalan di samping gadis itu.
"Sana?" gumam Naka heran saat melihat ternyata gadis yang duduk di hadapan Chakra adalah Sana. Tadi ia tak melihat sosoknya karena ia duduk memunggunginya.
"Kalian kok ketemu di sini?" tanya Lova lalu duduk di samping Chakra.
Naka mengambil tempat duduk di samping Sana.
"Tadi nggak sengaja ketemu di kedai es krim.
"Oh." Naka maupun Lova hanya manggut-manggut.
*****
Jangan lupa guys! Komen dan juga kasih review yaa..
Jangan lupa mampir ke cerita saya yang lainnya.
1. Not a CLassic Wedding
2. Jodoh [Aku yang Memilihmu], Partner In Crime [Sequel Jodoh [Aku yang Memilihmu]]
3. Black Tears
4. Selingkuhan
5. Merakit Perasaan
6. Cinderella Scandal's : I'am CEO, Bitch!
Dukung terus anak anak saya yaa....
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semuanya yang sudah mengikuti cerita ini sampai sejauh ini. Nunggu upnya luama banget, jangan lupa tab love terus komen ya guys. Biar anak saya rankingnya semakin naik. Saya jadi tambah semangat buat nulis kalau rangkingnya naik. wkwkwkwk
PYE! PYE!
Note : Saya akan lebih sering up lagi lho, stay tune....